Minggu, 28 Maret 2021

Kesalahan Umum dalam Penulisan



Kesalahan Umum dalam Penulisan Karya Ilmiah

rangkangbelajar.com| Tidak jarang ditemui banyak sekali kesalahan penulisan yang belum memenuhi kebakuan dan tidak sesuai dengan aturan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), yang mana EBI menggantikan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sejak 2015. 

Para penulis atau mahasiswa, sebenarnya dengan mudah dapat mencari informasi dan panduan seputar kesalahan umum dalam penulisan. Tidak kurang dari 22.700.000 hasil (0,38 detik) tulisan yang mengulas tentang kesalahan umum dalam penulisan karya ilmiah di Google Search. Tapi sepertinya para mahasiswa dan penulis lain masih perlu diingatkan secara terus menerus melalui contoh-contoh kekeliruan yang sering didapati dalam banyak bentuk tulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, jurnal, dll.), sehingga jargon "membenarkan yang biasa" lambat laun bisa berubah menjadi "membiasakan yang benar".  

1. Spasi pada imbuhan ke, di, dan dari

Imbuhan ke, di, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

Jika imbuhan kedi, dan dari berada sebelum nama tempat/arah dan waktu/masa, maka penulisannya terpisah (ke/di/dari + kata tempat/waktu= dipisah). Contoh: ke sekolah, di sini, di Kota Jakarta, ke sana, ke depan, dll. 

Jika imbuhan ke, di, dan dari diikuti kata kerja pasif, maka penulisannya digabung (di/ke + kata kerja pasif= digabung). Contoh: ditempatkan, diselamatkan, dianalisis, dll.

Contoh pembenaran kata/kalimat yang biasa ditulis:

  • Puji syukur kehadirat Allah...
  • kesana, kemana
  • diantaranya, disekitar kita, diwaktu malam, disetiap, disini
  • di lakukan, di umumkan, di makan, di tunggu
Kata/kalimat yang benar dan seharusnya dibiasakan adalah:

  • Puji syukur ke hadirat Allah...
  • ke sana, ke mana
  • di antaranya, di sekitar, di waktu malam, di setiap, di sini
  • dilakukan, diumumkan, dimakan, ditunggu 
Contoh lain penulisan imbuhan ke, di, dan dari:
  • Aku sudah lelah mencarinya ke sana kemari. 
  • Mari kita berangkat ke kampus.
  • Di mana dia tinggal?
  • Para mahasiswa belajar di luar gedung.
  • Dari Sabang sampai Merauke, berjejer pulau-pulau.
  • Saya berasal dari Kota Lhokseumawe

Cloud Hosting Indonesia

2. Spasi dalam penulisan tanda baca

Tanda "titik" (.), "koma" (,), "titik koma" (;), "titik dua" (:), "garis miring" (/), "tanda seru" (!), "tanda tanya" (?), "tanda hubung" (-) ditulis tidak terpisah dari kata sebelumnya.

Contoh pembenaran yang biasa dilakukan:

  1. Tahun Pelajaran 2020 / 2021
  2. Seorang guru berkata kepada muridnya: " Jangan malas belajar !"
  3. Bagaimana proses penyusunan skripsi ?
  4. Di mana - mana.
  5. Tiga langkah merawat budaya organisasi yaitu : seleksi , manajemen puncak , dan sosialisasi.

Penulisan yang benar dan seharusnya dibiasakan adalah: 

  1. Tahun Pelajaran 2020/2021
  2. Seorang guru berkata kepada muridnya: "Jangan malas belajar!"
  3. Bagaimana proses penyusunan skripsi?
  4. Di mana-mana.
  5. Tiga langkah merawat budaya organisasi yaitu: seleksi, manajemen puncak, dan sosialisasi.

3. Penulisan kata tidak baku

    Dalam skripsi atau tulisan lainnya, admin rangkangbelajar.com sering memukan kata-kata yang tidak baku, seperti: Hadits, shalat/solat, shalawat/salawat, diagnosa, analisa, hipotesa, praktek, ekstrim, teoritis, dll.

    Sebaiknya para penulis atau mahasiswa membiasakan penggunaan kata yang sudah baku, yaitu: Hadis, salat, selawat, diagnosis, analisis, hipotesis, praktik, ekstrem, teoretis, dll.    

    Baca juga: Kesalahan Umum Penulisan Kata Baku

    4. Penggunaan "di mana” dan "di antaranya"

    Pada penulisan rumus atau menjelaskan dengan klausa baru, sering ditemukan penggunaan kata “di mana”, padahal dalam bahasa Indonesia tidak dikenal kata hubung (konjungsi) “di mana”, sebab kata “di” adalah preposisi. Kata yang benar untuk penghubung kalimat majemuk adalah “yang mana”, karena "yang" adalah kata hubung.

      Contoh pembenaran yang biasa dilakukan:

      1. Budaya dan pendidikan saling berkaitan erat, di mana keduanya berbicara pada tataran nilai.
      2. Sekolah menawarkan model belajar fleksibel, di mana para siswa bebas mengeksplorasi pengetahuannya.

      Pembiasaan yang benar seharusnya adalah:

      1. Budaya dan pendidikan saling berkaitan erat, yang mana keduanya berbicara pada tataran nilai.
      2. Sekolah menawarkan model belajar fleksibel, yang mana para siswa bebas mengeksplorasi pengetahuannya.

      Penggunaan "di antaranya" hanya digunakan apabila sesuatu terletak di tengah-tengah/di antara sesuatu yang lain di kanan dan kiri. Apabila penulis atau mahasiswa ingin menyebutkan beberapa hal yang terkandung di dalam sesuatu, gunakan “antara lain:” bukan “di antaranya”.

      Contoh pembenaran yang biasa dilakukan:

      1. Pendidikan karakter, di antaranya adalah sebagai berikut:
      2. Budaya pesantren dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya:
      Pembiasaan yang benar seharusnya adalah:

      1. Pendidikan karakter, antara lain adalah sebagai berikut:
      2. Budaya pesantren dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain adalah:

      Ulasan singkat ini, semoga dapat membantu para penulis, teruma para mahasiswa agar terhindar dari kesalahan-kesalahan mendasar yang umum ditemukan dalam karya ilmiah. Selajutnya, Admin rangkangbelajar.com akan mengulas kesalahan umum dalam penulisan karya ilmiah terkait penulisan kata/kalimat yang dikutip dari bahasa asing dan penulisan singkatan pada kesempatan mendatang. (Admin)

      Tags :

      bm
      Created by: Admin

      Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

      Posting Komentar

      Ikuti Channel YouTube

      Connect