Selasa, 20 April 2021

Tutorial Transliterasi Arab-Latin

rangkangbelajar.com| sebelum mengulas cara penulisan transliterasi dari huruf Arab (hijaiyah) ke dalam bahasa Indonesia (huruf Latin), Admin kembali menayangkan perbandingan pedoman transliterasi nasioanal yang merujuk pada transliterasi (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987 dan pedoman transliterasi Arab-Latin internasional yang merujuk pada International Standard Organisation (ISO) dan International Journal of Middle East Studies (IJMES) sebagai berikut:

Bacaan Panjang (Māddah)

Baca juga: Panduan Trasliterasi

Tutorial (menuliskan transliterasi Arab ke Indonesia mengacu pada pedoman transliterasi SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987).

Langkah Pertama; menggunakan "insert symbol"

  1. Klik insert--pilih symbol--more symbol--cari dan pilih huruf/lambang pada subset: Latin Extended Additional untuk huruf/lambang (ṡ, ḥ, ṣ, ḍ, ṭ, ẓ)
  2. Klik insert--pilih symbol--cari dan pilih huruf/lambang pada subset: Latin Extended-A untuk huruf/lambang (ā, ī, ū, ż).

Cara ini mudah, namun butuh waktu lama jika harus mengetik beberapa kata/kalimat yang akan ditransliterasi.

Langkah Kedua; menggunakan font Times New Arabic dan lambang

Untuk lebih jelas, kunjungi juga: kanal youtube rangkangbelajar


  1. Ubah font menjadi Times New Arabic.
  2. Tekan shift dan titik (.) untuk menulis garis (-) di atas huruf (ā, ī, ū).
  3. Tekan shift dan garis miring terbalik (\) untuk menulis titik (.) di atas huruf (ṡ, ż).
  4. Tekan shift  dan untuk menulis titik (.) di bawah huruf  (ḥ, ṣ, ḍ, ṭ, ẓ).


Kemudian.....

Catatan:
Cara kedua ini terdapat kelemahan, yang mana jika tulisan sudah ditransliterasi dengan menggunanakan font Time New Arabic, kemudian diubah ke dalam font lainnya, selain Times New Arabic, maka titik (.) pada bagian atas dan bawah huruf serta garis (-) pada bagian atas huruf akan berubah sebagaimana lambang aslinya.

Langkah Ketiga; menggunakan shortcut key

Untuk lebih jelas, kunjungi juga: kanal youtube rangkangbelajar!

  1. Klik insert--pilih symbol--more symbol--cari dan pilih huruf/lambang pada subset: Latin Extended Additional untuk huruf/lambang (ṡ, ḥ, ṣ, ḍ, ṭ, ẓ) atau pilih huruf/lambang pada subset: Latin Extended-A untuk huruf/lambang (ā, ī, ū, ż).
  2. Klik shortcut key--masukkan pada kolom press new shortcut key kode/huruf yang diingini untuk melambangkan transliterasi yang diinginkan. 

     Misal:

  • Ṡ menjadi (alt+shift+e)
  • ṡ menjadi (alt+e)
  • Ż menjadi (alt+shift+`) 
  • ż menjadi (alt+`)
  • Ḥ menjadi (alt+shift+h)  
  • ḥ menjadi (alt+h)
  • Ṣ menjadi (alt+shift+s)
  • ṣ menjadi (alt+s)
  • Ḍ menjadi (alt+shift+d)
  • ḍ menjadi (alt+d)
  • Ṭ menjadi (alt+shift+t)
  • ṭ menjadi (alt+shift+t) 
  • Ẓ menjadi (alt+shift+z)
  • ẓ menjadi (alt+z)   
  • Ᾱ menjadi (alt+shift+a)
  • ā menjadi (alt+a) 
  •  Ῑ menjadi (alt+shift+i)                  
  • ī menjadi (alt+i)
  • Ū menjadi (alt+shift+u) 
  • ū menjadi (alt+u)
Setelah mamasukkan kode yang diinginkan, tekan Assign kemudian close, maka secara otomatis saat Anda mengetik transliterasi dengan huruf/kode yang telah di-setting akan terketik seperti yang diingankan.




Kelebihan cara ini, selain membantu Anda menulis (mengetik secara cepat), huruf-huruf dengan lambang trasnliterasi akan menyesuaikan dengan perubahan font yang diinginkan. 

Pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan ilmu tajwid. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. (Admin)
Untuk lebih detil, tutorial ini dapat disimak pada video berikut:

Panduan Transliterasi

rangkangbelajar.com| Banyak kutipan-kutipan kata ataupun kalimat yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadis dan istilah-istilah bahasa Arab lainnya yang tidak ditulis dengan huruf hijaiyah, melainkan ditulis dengan menggunakan huruf Latin. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca yang kurang mengenal baca tulis aksara Arab dapat membaca semua kata/istilah serapan bahasa Arab dengan baik dan benar. Peralihan tulisan dari huruf hijaiyah ke huruf Latin disebut dengan transliterasi.

Secara bahasa, transliterasi berasal dari bahasa Inggris “transliteration”, yang artinya lambang bunyi, fonem, atau kata dalam sistem penulisan, atau lambang yang ditentukan menurut aturan tata bahasa.  Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Tim Penyusun: 2008),  yang pengucapan/pembacaannya tidak terlepas dari lafal bunyi kata sebenarnya. Adapun transliterasi Arab-Latin ialah penyalinan huruf-huruf Arab (hijaiyah) ke dalam huruf-huruf Latin beserta perangkat-perangkatnya (simbol-simbol). 

Cloud Hosting Indonesia

Prinsip pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin ini disusun sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan padanannya dengan cara memberi tanda diakritik dengan dasar “satu fonem satu lambang”. Untuk menyeragamkan transliterasi, dibutuhkan pedoman Transliterasi Arab-Latin yang umumnya mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987. Selain itu ada juga beberapa pedoman yang menjadi acuan, anatara lain:

  • Pedoman transliterasi Arab-Latin ISO (International Standard Organisation).
  • Pedoman Transliterasi Departemen Agama 1957.
  • Pedoman Transliterasi Departemen Agama 1979.
  • Pedoman Transliterasi Library of Congress (LC).
  • Pedoman Transliterasi Majlis Bahasa Indonesia Malaysia (MBIM).
  • Pedoman Transliterasi lAIN Jakarta.
  • Pedoman Transliterasi Surat Kepututusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987.

Mengingat tuntutan gaya penulisan transliterasi yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan juga pada jurnal-jurnal internasional lainnya, maka dalam paparan ini akan ditampilkan pedoman transliterasi yang mengacu pada pedoman ISO serta SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987. 

Berikut ini adalah tabel perbedaan penulisan translierasi dari aksara Arab (hijaiyah) ke aksara Indonesia (Latin) dengan acuan SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987 dan ISO:

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda secara bersama-sama. Berikut ini adalah daftar huruf Arab dan transliterasinya.



Jika dikaji lebih lanjut, ternyata perbedaan penulisan huruf dengan tambahan lambang-lambang tertentu hanya ada di beberapa huruf sebagai berikut:


Setelah memperhatikan perbandingan transliterasi pedoman SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987 dan ISO, dapat dilihat bahwa perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada penulisan huruf: ث ذ , dan ش  sebagaimana tertera pada tabel di atas.

2. Māddah

Māddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat huruf, baik transliterasi yang berdoman pada SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987 maupun ISO berupa huruf dan tanda berikut:


3. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: ﺍل, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.

  • Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf (lam) diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
  • Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti huruf syamsiah maupun qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.

Contoh:

ar-rajulu     : الرَّجُلُ

as-salāmu : السَّلاَمُ

al-qalamu الْـقَلَمُ  

al-makānu : الْـمَـكَا نُ

4. Penulisan Kalimat

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), ism (kata benda), maupun huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakah yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata yang dimaksud dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn        وَإنَّ اللهَ لَـهُوَ خـَيْرُ الرَّازِقِـيْـن

        atau wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn

Wa lillāhi ʼalā an-nāsi hijju al-baiti            :   وَلِلَّهِ عَلَى النـَّاسِ حِجُّ الْــَبيْـتِ  

        atau wa lillāhi ʼalan-nāsi hijjul-baiti

Min syarri al-waswās al-khannās                مِنْ شَرِّ الْـوَسْوَاسِ الْـخَـنَّـاسِ  

        atau min syarril waswāsil khannās

Baca juga: Tutorial Transliterasi Arab-Latin

Cloud Hosting Indonesia

Catatan Kaki dan Daftar Pustaka


rangkangbelajar.com| Pada Lembaga Pendidikan Tinggi, penulisan karya ilmiah menjadi bagian dari tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen kepada mahasiswa; baik dalam bentuk esai, review buku, artikel ilmiah, atau merupakan salah satu syarat penyelesaian studi untuk memperoleh gelar sarjana dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi. Karenanya, pedoman penulisan karya ilmiah pada Lembaga Pendidikan Tinggi atau pun pengelola jurnal karya ilmiah tentu sudah lazim diberlakukan untuk keseragaman.

Pedoman tersebut memberikan panduan kepada para mahasiswa dan penulis karya ilmiah lainnya tentang penulisan sumber-sumber bacaan/referensi yang biasanya dijadikan kajian teori atau kajian pustaka. Hal itu tentu dapat membantu para penulis atau peneliti dalam penempatan masalah penelitian sesuai perspektifnya, menghindari replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu, sebagai bahan untuk mengaitkan ide dan teori dengan penerapan, dan sebagai bahan untuk memahami struktur isi tulisan. 

Dengan rambu-rambu dan gaya selingkung yang diterapakan di masing-masing lembaga, diharapkan adanya persamaan persepsi para penulis dari segi karakteristik penulisannya. Maka pada pembahasan ini, Admin rangkangbelajar.com akan mengupas mengenai cara penulisan sumber-sumber kutipan yang idealnya dibubuhkan sebagai informasi referensi dalam catatan kaki (footnote), innote, bodynote, dan daftar pustaka. 

Catatan kaki atau footnote adalah catatan atau keterangan tambahan yang biasanya diletakkan di bagian paling bawah suatu karya tulis. Innote adalah sebuah keterangan yang berfungsi untuk menjelaskan suatu kata yang berada di dalam teks dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Sementara bodynote yang dikenal juga dengan istilah catatan tubuh merupakan sumber kutipan/catatan khusus yang diletakkan tepat di akhir sebuah kutipan, diberi catatan dan ditempatkan di dalam tanda kurung. Adapun daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku, kaya ilmiah, atau sumber referensi lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak. Daftar pustaka biasanya terletak di belakang suatu karya tulis.
Cloud Hosting Indonesia
Dalam penulisan karya ilmiah (artikel jurnal, laporan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi), ada beberapa metode atau gaya (style) penulisan sumber kutipan dan penulisan daftar pustaka yang dapat dipilih dan dianut, antara lain: (a) Turabian Style, (b) Harvard Style; (c) Vancouver Style; (d) American Psychological Association (APA) Style; (e) Chicago Style; atau (e) Kombinasi dari berbagai style. Masing-masing style penulisan sumber kutipan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan, tetapi suatu style yang dipilih dan dianut harus diterapkan secara konsisten. 

Beberapa perguruan tinggi dan pengelola jurnal ilmiah di Indonesia memilih dan menganut style kombinasi, misalnya: (a) Turabian-Harvard Style; (b) Harvard-APA Style; (c) Harvard-Vancouver Style; (d) Turabian-Vancouver Style; atau style kombinasi lainnya. Adapun sistem penulisan dalam penulisan karya ilmiah yang sering direkomendasikan di lingkungan Perguruan Tinggi banyak yang menggunakan sistem catatan kaki (footnote) mengikuti aturan teknis The Chicago Manual of Style (CMS) Turabian dan penulisan daftar pustaka yang menganut pada American Psychological Association (APA).

A. Penulisan Footnote
Berikut contoh penulisan footnote yang mengacu pada The Chicago-Turabian Styles:  

Buku dengan satu pengarang
       Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia (Jakarta: LP3ES, 2015), 45.

Buku dengan dua atau tiga orang pengarang
         Angelo Kinicki and Mel Fugate, Organizational Behavior: A Practical, Problem-Solving Approach (New York: McGraw-Hill Education, 2016), 484-486.. 

Buku lebih dari tiga orang pengarang
         Larel J. Lewis et al., Life Science (Glenview, IL: Scott, Foresman, 1990), 93. 

Buku bukan cetakan pertama
         Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, cet. ke-2 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 2.
.
Buku dengan jilid
         Abu Ḥamid Muḥammad ibn Muḥammad al-Gazāly, al-Mustasyfā min ‘Ilm al-Uṣūl, jilid 2 (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), 55.

Buku terjemah
     Muhammad Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, terj. Haidar Bagir, cet. ke-7 (Bandung: Mizan, 1996), 59-60. 

Artikel dalam buku antologi (chapter book) yang menggunakan editor atau penyunting
         Agus Salim. “Belajar dari Ulama”, dalam Sabaruddin dan Suadi Zainal (eds.), Logika Kemuliaan Hidup: Menjaga Tradisi Mewarisi Modernitas (Banda Aceh: Afkari, 2018), 18.

Artikel dalam jurnal
       Nirwan Syarfin, “Konstruksi Epistemologi Islam: Telaah Bidang Fiqih dan Ushul Fiqih,” Jurnal ISLAMIA, no.5, April-Juni 2015, 30. 

Artikel dari surat kabar
          Imam Mustofa, “Peradaban Islam,” Aceh Post, 19 Februari 2020, 5.

Sumber dari Internet
        Nanik Hindaryatiningsih, “Implementation of Local Cultural Value in Character Education Program Supervision”, IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME), volume 7, issue 3, ver. IV, (online), diakses dari www.iosrjournals.org (May-June 2017), pp. 91-97.
.
Skripsi, Tesis, Disertasi
         Imam Sujarwo, “Manajemen Asrama Sekolah Berbasis Karakter; Studi Kasus di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo”, disertasi (Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012), 207.

Kutipan dari peraturan perundang-undangan
          Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Perkawinan Pasal 34 Ayat 1.

Terjemahan Ayat Al-Qur’an
          Tim Pelaksana Pentashih Mushaf Alquran, Al-Qur’an; Terjemahan dan Tafsir per-Kata (Bandung: Jabal Raudhah Jannah, 2010), 517.

Catatan: 
Format penulisan footnote untuk buku:  
  1. Nama Penulis (tanpa dibalik, tanpa gelar kesarjanaan)-koma-judul tulisan (italic)-tanpa koma-dalam kurung-tempat terbit-tanpa spasi-titik dua-nama penerbit-koma- tahun terbit-tutup kurung-koma-halaman (tanpa singkatan hal., hlm., dan sejenisnya).
  2. Apabila penulis buku dalam batas tiga orang, maka disebutkan semua, namun jika lebih dari tiga penulis, maka hanya disebut yang pertama dan diakhiri kata “et al.,”  
Format footnote untuk artikel jurnal/surat kabar, kutipan perundang-undangan, skripsi/tesis/disertasi
  1. Nama Penulis (tanpa dibalik, tanpa gelar kesarjanaan)-koma-“Judul tulisan (tidak italic dan diberi tanda petik di awal dan akhir judul)”-koma-jenis media (jurnal/surat kabar/skripsi/tesis/disertasi “italic”)-tanpa koma-no. terbitan, volume, tanggal/bulan/tahun terbit-halaman (tanpa singkatan hal., hlm., dan sejenisnya).
Ketentuan pengutipan terhadap sumber yang sama 
Pengutipan terhadap sumber yang sama dan halaman yang sama dengan kutipan sebelumnya tidak lagi menggunakan Ibid atau Op. cit. Sebagai gantinya, penulisan sumber yang berulang atau diambil dari sumber yang sama dengan sumber sebelumnya, dengan atau tanpa diselingi sumber lainnya, ditulis dengan menulis nama pengarang, tiga kata pertama dari judul, halaman, tanpa data publikasi. 

Contoh: 
        Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 1996), 117-121.
Selanjutnya, jika kutipan diambil dari sumber yang sama maka ditulis menjadi... 
        Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan..., 153. 
  
B. Penulisan Daftar Pustaka 
Contoh-contoh spesifik penulisan daftar pustaka yang mengacu pada American Psychological Association (APA) dapat dilihat pada bagian berikut ini:

Buku ditulis oleh satu pengarang 
Dhofier, Z. (2015). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiyai dan Visinya Mengenai Masa Depan         Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Buku dengan dua atau tiga orang pengarang
Kinicki, A. and Mel Fugate. (2016). Organizational Behavior: A Practical, Problem-Solving Approach.         New York: McGraw-Hill Education. 

Buku lebih dari tiga orang pengarang
Lewis L.J. et al. (1990). Life Science. Glenview, IL: Scott, Foresman. 

Buku bukan cetakan pertama
Sutrisno, E. (2011). Budaya Organisasi. Cet. Ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
.
Buku dengan jilid 
Al-Gazāly, A.Ḥ.M. (1994). Al-Mustasyfā min ‘Ilm al-Uṣūl. Jilid 2. Beirut: Dār al-Fikr.

Buku terjemah 
Al-Attas, M.N. (1996). Konsep Pendidikan dalam Islam. Terj. Haidar Bagir. Cet. Ke-7. Bandung:                     Mizan. 

Artikel dalam buku antologi (chapter book) yang menggunakan editor atau penyunting
Salim. A. (2018). “Belajar dari Ulama”, dalam Sabaruddin dan Suadi Zainal (Eds.), Logika Kemuliaan             Hidup: Menjaga Tradisi Mewarisi Modernitas. Banda Aceh: Afkari.

Artikel dalam jurnal
Syarfin, N. (2015). “Konstruksi Epistemologi Islam: Telaah Bidang Fiqih dan Ushul Fiqih”. Jurnal                 ISLAMIA. No. 5. April-Juni 2015. 274-285.

Artikel dari surat kabar 
Mustofa, I. (2020). “Peradaban Islam,” Aceh Post, 19 Februari 2020.

Sumber dari internet
Hindaryatiningsih, N. (2017). “Implementation of Local Cultural Value in Character Education Program         Supervision”. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME). Vol. 7. Issue 3.             May-June 2017.  (online). Diakses dari www.iosrjournals.org.
.
Skripsi, Tesis, Disertasi
Sujarwo, I. (2012). “Manajemen Asrama Sekolah Berbasis Karakter; Studi Kasus di MA Nurul Jadid             Paiton Probolinggo”. Disertasi. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Kutipan dari peraturan perundang-undangan 
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Perkawinan Pasal 34 Ayat 1.

Terjemahan Ayat Al-Qur’an
Tim Pelaksana Pentashih Mushaf Alquran. (2010). Al-Qur’an: Terjemahan dan Tafsir per-Kata.                      Bandung: Jabal Raudhah Jannah.

Catatan:
Format Daftar Pustaka untuk Buku 
Nama belakang/nama keluarga penulis-koma-nama depan (inisial)-titik-(tahun terbit)-titik-judul buku miring (huruf pertama dari setiap kata judul ditulis dengan  huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan partikel)-titik-edisi/cetakan (kalau ada)-titik-kota penerbit-titik dua-penerbit-titik.

Format Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Artikel Jurnal
Nama belakang/nama keluarga penulis-koma-nama depan (inisial)-titik-tahun terbit (di dalam tanda kurung)-titik-“judul artikel dengan tanda petik (ditulis tidak dicetak miring dan huruf pertama dari setiap kata judul ditulis dengan huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan partikel)”-titik-nama jurnal (italic)-titik-nomor volume-titik-nomor penerbitan-titik-nomor halaman (mulai dari halaman pertama samapai halaman terakhir)-titik.


Perlu dicatat, bahwa rujukan yang dijadikan pedoman penulisan karya ilmiah yang digunakan pada masing-masing lembaga, terutama di perguruan tinggi bisa saja berbeda. Namun gaya (style) penulisan yang konsisten yang mempunyai rujukan akan menjadi indikator penting karya tulis Anda. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan penulis pada umumnya. (Admin)   

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 08 April 2021

Kesalahan Umum Penulisan Kata Baku

Kesalahan Umum Penulisan Kata Baku

rangkangbelajar.com| Admin telah mengumpulkan kebiasaan-kebiasaan penulisan dalam karya-karya ilmiah, baik dari tugas-tugas makalah mahasiswa, maupun artikel dalam jurnal dan karya ilmiah lainnya (skripsi, tesis, disertasi). Didapati beberapa kata yang belum sesuai dengan kebakuan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang penyempurnan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".

Berikut adalah beberapa kebiasaan penulisan kata yang belum memenuhi standar kebakuan:





Pada pemutakhiran KBBI Daring terbaru, November 2019, terdapat enam (6) perubahan ejaan kata serapan bahasa Arab. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menanggapi permintaan resmi dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Berikut adalah perubahan yang dimaksud:

1. Alquran berubah menjadi Al-Qur’an

2. Baitulmakdis berubah menjadi Baitulmaqdis

3. Kakbah berubah menjadi Ka’bah

4. Lailatulkadar berubah menjadi Lailatulqadar

5. Masjidilaksa berubah menjadi Masjidilaqsa

6. Rohulkudus berubah menjadi Ruhulqudus


Minggu, 28 Maret 2021

Kesalahan Umum dalam Penulisan



Kesalahan Umum dalam Penulisan Karya Ilmiah

rangkangbelajar.com| Tidak jarang ditemui banyak sekali kesalahan penulisan yang belum memenuhi kebakuan dan tidak sesuai dengan aturan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), yang mana EBI menggantikan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sejak 2015. 

Para penulis atau mahasiswa, sebenarnya dengan mudah dapat mencari informasi dan panduan seputar kesalahan umum dalam penulisan. Tidak kurang dari 22.700.000 hasil (0,38 detik) tulisan yang mengulas tentang kesalahan umum dalam penulisan karya ilmiah di Google Search. Tapi sepertinya para mahasiswa dan penulis lain masih perlu diingatkan secara terus menerus melalui contoh-contoh kekeliruan yang sering didapati dalam banyak bentuk tulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, jurnal, dll.), sehingga jargon "membenarkan yang biasa" lambat laun bisa berubah menjadi "membiasakan yang benar".  

1. Spasi pada imbuhan ke, di, dan dari

Imbuhan ke, di, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

Jika imbuhan kedi, dan dari berada sebelum nama tempat/arah dan waktu/masa, maka penulisannya terpisah (ke/di/dari + kata tempat/waktu= dipisah). Contoh: ke sekolah, di sini, di Kota Jakarta, ke sana, ke depan, dll. 

Jika imbuhan ke, di, dan dari diikuti kata kerja pasif, maka penulisannya digabung (di/ke + kata kerja pasif= digabung). Contoh: ditempatkan, diselamatkan, dianalisis, dll.

Contoh pembenaran kata/kalimat yang biasa ditulis:

  • Puji syukur kehadirat Allah...
  • kesana, kemana
  • diantaranya, disekitar kita, diwaktu malam, disetiap, disini
  • di lakukan, di umumkan, di makan, di tunggu
Kata/kalimat yang benar dan seharusnya dibiasakan adalah:

  • Puji syukur ke hadirat Allah...
  • ke sana, ke mana
  • di antaranya, di sekitar, di waktu malam, di setiap, di sini
  • dilakukan, diumumkan, dimakan, ditunggu 
Contoh lain penulisan imbuhan ke, di, dan dari:
  • Aku sudah lelah mencarinya ke sana kemari. 
  • Mari kita berangkat ke kampus.
  • Di mana dia tinggal?
  • Para mahasiswa belajar di luar gedung.
  • Dari Sabang sampai Merauke, berjejer pulau-pulau.
  • Saya berasal dari Kota Lhokseumawe

Cloud Hosting Indonesia

2. Spasi dalam penulisan tanda baca

Tanda "titik" (.), "koma" (,), "titik koma" (;), "titik dua" (:), "garis miring" (/), "tanda seru" (!), "tanda tanya" (?), "tanda hubung" (-) ditulis tidak terpisah dari kata sebelumnya.

Contoh pembenaran yang biasa dilakukan:

  1. Tahun Pelajaran 2020 / 2021
  2. Seorang guru berkata kepada muridnya: " Jangan malas belajar !"
  3. Bagaimana proses penyusunan skripsi ?
  4. Di mana - mana.
  5. Tiga langkah merawat budaya organisasi yaitu : seleksi , manajemen puncak , dan sosialisasi.

Penulisan yang benar dan seharusnya dibiasakan adalah: 

  1. Tahun Pelajaran 2020/2021
  2. Seorang guru berkata kepada muridnya: "Jangan malas belajar!"
  3. Bagaimana proses penyusunan skripsi?
  4. Di mana-mana.
  5. Tiga langkah merawat budaya organisasi yaitu: seleksi, manajemen puncak, dan sosialisasi.

3. Penulisan kata tidak baku

    Dalam skripsi atau tulisan lainnya, admin rangkangbelajar.com sering memukan kata-kata yang tidak baku, seperti: Hadits, shalat/solat, shalawat/salawat, diagnosa, analisa, hipotesa, praktek, ekstrim, teoritis, dll.

    Sebaiknya para penulis atau mahasiswa membiasakan penggunaan kata yang sudah baku, yaitu: Hadis, salat, selawat, diagnosis, analisis, hipotesis, praktik, ekstrem, teoretis, dll.    

    Baca juga: Kesalahan Umum Penulisan Kata Baku

    4. Penggunaan "di mana” dan "di antaranya"

    Pada penulisan rumus atau menjelaskan dengan klausa baru, sering ditemukan penggunaan kata “di mana”, padahal dalam bahasa Indonesia tidak dikenal kata hubung (konjungsi) “di mana”, sebab kata “di” adalah preposisi. Kata yang benar untuk penghubung kalimat majemuk adalah “yang mana”, karena "yang" adalah kata hubung.

      Contoh pembenaran yang biasa dilakukan:

      1. Budaya dan pendidikan saling berkaitan erat, di mana keduanya berbicara pada tataran nilai.
      2. Sekolah menawarkan model belajar fleksibel, di mana para siswa bebas mengeksplorasi pengetahuannya.

      Pembiasaan yang benar seharusnya adalah:

      1. Budaya dan pendidikan saling berkaitan erat, yang mana keduanya berbicara pada tataran nilai.
      2. Sekolah menawarkan model belajar fleksibel, yang mana para siswa bebas mengeksplorasi pengetahuannya.

      Penggunaan "di antaranya" hanya digunakan apabila sesuatu terletak di tengah-tengah/di antara sesuatu yang lain di kanan dan kiri. Apabila penulis atau mahasiswa ingin menyebutkan beberapa hal yang terkandung di dalam sesuatu, gunakan “antara lain:” bukan “di antaranya”.

      Contoh pembenaran yang biasa dilakukan:

      1. Pendidikan karakter, di antaranya adalah sebagai berikut:
      2. Budaya pesantren dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya:
      Pembiasaan yang benar seharusnya adalah:

      1. Pendidikan karakter, antara lain adalah sebagai berikut:
      2. Budaya pesantren dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain adalah:

      Ulasan singkat ini, semoga dapat membantu para penulis, teruma para mahasiswa agar terhindar dari kesalahan-kesalahan mendasar yang umum ditemukan dalam karya ilmiah. Selajutnya, Admin rangkangbelajar.com akan mengulas kesalahan umum dalam penulisan karya ilmiah terkait penulisan kata/kalimat yang dikutip dari bahasa asing dan penulisan singkatan pada kesempatan mendatang. (Admin)

      Ikuti Channel YouTube

      Connect