Selasa, 20 April 2021

Panduan Transliterasi

rangkangbelajar.com| Banyak kutipan-kutipan kata ataupun kalimat yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadis dan istilah-istilah bahasa Arab lainnya yang tidak ditulis dengan huruf hijaiyah, melainkan ditulis dengan menggunakan huruf Latin. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca yang kurang mengenal baca tulis aksara Arab dapat membaca semua kata/istilah serapan bahasa Arab dengan baik dan benar. Peralihan tulisan dari huruf hijaiyah ke huruf Latin disebut dengan transliterasi.

Secara bahasa, transliterasi berasal dari bahasa Inggris “transliteration”, yang artinya lambang bunyi, fonem, atau kata dalam sistem penulisan, atau lambang yang ditentukan menurut aturan tata bahasa.  Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Tim Penyusun: 2008),  yang pengucapan/pembacaannya tidak terlepas dari lafal bunyi kata sebenarnya. Adapun transliterasi Arab-Latin ialah penyalinan huruf-huruf Arab (hijaiyah) ke dalam huruf-huruf Latin beserta perangkat-perangkatnya (simbol-simbol). 

Cloud Hosting Indonesia

Prinsip pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin ini disusun sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan padanannya dengan cara memberi tanda diakritik dengan dasar “satu fonem satu lambang”. Untuk menyeragamkan transliterasi, dibutuhkan pedoman Transliterasi Arab-Latin yang umumnya mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987. Selain itu ada juga beberapa pedoman yang menjadi acuan, anatara lain:

  • Pedoman transliterasi Arab-Latin ISO (International Standard Organisation).
  • Pedoman Transliterasi Departemen Agama 1957.
  • Pedoman Transliterasi Departemen Agama 1979.
  • Pedoman Transliterasi Library of Congress (LC).
  • Pedoman Transliterasi Majlis Bahasa Indonesia Malaysia (MBIM).
  • Pedoman Transliterasi lAIN Jakarta.
  • Pedoman Transliterasi Surat Kepututusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987.

Mengingat tuntutan gaya penulisan transliterasi yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan juga pada jurnal-jurnal internasional lainnya, maka dalam paparan ini akan ditampilkan pedoman transliterasi yang mengacu pada pedoman ISO serta SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987. 

Berikut ini adalah tabel perbedaan penulisan translierasi dari aksara Arab (hijaiyah) ke aksara Indonesia (Latin) dengan acuan SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987 dan ISO:

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda secara bersama-sama. Berikut ini adalah daftar huruf Arab dan transliterasinya.



Jika dikaji lebih lanjut, ternyata perbedaan penulisan huruf dengan tambahan lambang-lambang tertentu hanya ada di beberapa huruf sebagai berikut:


Setelah memperhatikan perbandingan transliterasi pedoman SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987 dan ISO, dapat dilihat bahwa perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada penulisan huruf: ث ذ , dan ش  sebagaimana tertera pada tabel di atas.

2. Māddah

Māddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat huruf, baik transliterasi yang berdoman pada SKB No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987 maupun ISO berupa huruf dan tanda berikut:


3. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: ﺍل, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.

  • Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf (lam) diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
  • Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti huruf syamsiah maupun qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.

Contoh:

ar-rajulu     : الرَّجُلُ

as-salāmu : السَّلاَمُ

al-qalamu الْـقَلَمُ  

al-makānu : الْـمَـكَا نُ

4. Penulisan Kalimat

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), ism (kata benda), maupun huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakah yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata yang dimaksud dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn        وَإنَّ اللهَ لَـهُوَ خـَيْرُ الرَّازِقِـيْـن

        atau wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn

Wa lillāhi ʼalā an-nāsi hijju al-baiti            :   وَلِلَّهِ عَلَى النـَّاسِ حِجُّ الْــَبيْـتِ  

        atau wa lillāhi ʼalan-nāsi hijjul-baiti

Min syarri al-waswās al-khannās                مِنْ شَرِّ الْـوَسْوَاسِ الْـخَـنَّـاسِ  

        atau min syarril waswāsil khannās

Baca juga: Tutorial Transliterasi Arab-Latin

Tags :

bm
Created by: Admin

Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

Posting Komentar

Ikuti Channel YouTube

Connect