Minggu, 04 Mei 2025
Kamis, 01 Mei 2025
Publikasi Buku Dosen PAI FTIK IAIN Lhokseumawe
Sejarah Pendidikan Islam

Penulis:
1. Dr. Noer Rohmah, M.Pd.I.
2. Dr. Agus Salim Salabi, M.A.
Halaman: x, 200 hlm, Uk: 14.2x20 cm
ISBN: 978-623-89766-7-6
Diterbitkan dan ditetak pertama kali oleh Jakad Media Publishing
Cetakan: Maret 2025
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja: Memulai Konsep Pendidikan Islam

Penulis: Dr. Saiful Bahri, S.Pd.I., M.A.
Ukuran: 15,5 x 25,5 cm
ISBN : (Dalam Proses pengajuan ISBN)
Penerbit: BANDAR PUBLISHING, Lamgugob, Syiah Kuala. Banda Aceh. Provinsi Aceh.
Pembelajaran Materi Pendidikan Akhlak
-1_001.png)
Penulis: Dr. Husaini, M.Ag.
Editor: Dr. Syahrizal, M.Ag.
ISBN : 978-623-6853-13-9
Membumikan Pendidikan Akhlak: Konsep, Strategi, dan Aplikasi

Penulis: Dr. Saiful Bahri, M.A.
Editor: Dwi Fadhila
Desainer: Widiyana
ISBN: 978-623-176-053-1
Jumlah Halaman: viii + 112 hlm
Ukuran: 14,8 x 21 cm
Pendidikan Bagi Perempuan (Suatu Analisis dalam Perspektif Islam)

Penulis: Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag.
Penerbit: CV. Pusdikra Mitra Jaya, Medan
Cetakan Pertama: Oktober 2021
Desain Sampul: Pusdikra Team
ISBN: 978-623-6853-51-1
Kamis, 24 April 2025
Buku: Sejarah Pendidikan Islam
Book Review
Penulis:2. Dr. Agus Salim Salabi, M.A.
Halaman:
x, 200 hlm, Uk: 14.2x20 cm
ISBN: 978-623-89766-7-6
Diterbitkan dan ditetak pertama kali oleh Jakad Media Publishing
Cetakan: Maret 2025
Buku Sejarah Pendidikan Islam ini hadir dengan kekuatan yang menonjol, baik dari segi sistematika penulisan maupun kedalaman substansi. Penulis menyusun buku ini dalam sembilan bagian besar yang disusun secara kronologis dan tematik, mulai dari masa Nabi Muhammad SAW hingga era modern pascakemerdekaan, termasuk dinamika pendidikan di lingkungan pesantren. Struktur pembahasan yang sistematis dan menyeluruh menjadikan alur isi buku mudah diikuti oleh pembaca, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi pendidikan.
Salah satu kekuatan utama buku ini terletak pada penggabungan narasi historis dan teologis yang seimbang. Fakta-fakta sejarah, tokoh-tokoh penting, serta institusi pendidikan Islam disajikan secara mendalam, disertai dengan penguatan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan kutipan para ulama klasik. Hal ini menjadikan isi buku tidak hanya informatif secara historis, tetapi juga kaya secara spiritual dan keislaman.
Cakupan materi yang disajikan pun sangat luas, meliputi aspek sosial-politik, lembaga-lembaga pendidikan Islam, metode pembelajaran, kurikulum, serta pemikiran tokoh-tokoh pembaruan dari berbagai periode. Menariknya, penulis juga memberikan perhatian yang proporsional terhadap konteks lokal, khususnya perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Bahasa yang digunakan relatif jelas, akademis, dan menggunakan gaya deskriptif-analitis yang cocok untuk buku ajar atau referensi bagi mahasiswa dan dosen di bidang studi pendidikan Islam.
"Temukan Jejak Gemilang Pendidikan Islam dari Zaman Nabi hingga Era Modern dalam Satu Buku Komprehensif"
Buku Sejarah Pendidikan Islam karya Dr. Noer Rohmah, M.Pd.I. dan Dr. Agus Salim Salabi, M.A. merupakan referensi penting bagi siapa saja yang ingin memahami dinamika pendidikan Islam dari masa ke masa. Disusun secara kronologis dan tematik dalam sembilan bab utama, buku ini membawa pembaca menelusuri perjalanan pendidikan Islam—dari masa Nabi Muhammad SAW, era Khulafaur Rasyidin, kejayaan peradaban Islam, hingga perkembangan pendidikan di pesantren dan era kemerdekaan Indonesia.
Tidak hanya menyajikan data sejarah, buku ini juga menghadirkan narasi teologis yang memperkaya makna. Ayat-ayat Al-Qur’an dan kutipan dari para ulama besar disandingkan dengan catatan historis, menciptakan nuansa akademik yang bernapas spiritual. Cakupan materinya sangat luas, mencakup aspek sosial, politik, lembaga pendidikan, metode pengajaran, kurikulum, serta pemikiran tokoh-tokoh pembaharu dalam Islam, baik di dunia Islam secara global maupun dalam konteks lokal Indonesia.
Gaya penulisan yang deskriptif dan analitis membuat buku ini mudah dipahami sekaligus sarat dengan pemikiran reflektif. Sangat cocok digunakan sebagai buku ajar untuk mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, baik di jenjang S-1, maupun S-2. Bagi dosen dan pengampu mata kuliah terkait, buku ini menjadi sumber yang kaya untuk membangun diskusi ilmiah di kelas. Sementara bagi mahasiswa, buku ini akan menjadi teman belajar yang membuka cakrawala baru tentang akar dan arah pendidikan Islam. (Admin)
Dengan penerbitan dalam format e-book, buku ini dapat diakses/disitasi melalui platform Google Book kapan saja dan di mana saja.
🎓 Mari jadikan buku Sejarah Pendidikan Islam ini sebagai rujukan utama untuk memperkaya wacana dan memperkuat fondasi keilmuan pendidikan Islam kita!
Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:Sabtu, 12 April 2025
Dosen IAIN Lhokseumawe dan UIM Gagas Program TEN: Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Madrasah
Sabtu, 05 April 2025
Dari Swafoto ke Sitasi: Saatnya Mahasiswa Membangun Branding Akademik di Era Digital
"Dunia digital bukan hanya tempat untuk dilihat—tetapi untuk memberi dampak. Mahasiswa dan pelajar lainnya bukan hanya pengguna, tapi bisa menjadi pencipta arus. Kelak, bukan wajah kita yang dikenang publik, melainkan karya kita yang berbicara panjang setelah kita diam"
Di era digital yang semakin tak terelakkan, media sosial dan dunia maya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari para pembelajar. Namun sayangnya, ruang digital yang begitu luas itu justru lebih banyak dipenuhi oleh aktivitas personal dan ekspresi narsistik, seperti swafoto dan unggahan yang cenderung minim nilai edukatif. Tak sedikit mahasiswa yang menguasai algoritma media sosial, tetapi belum menguasai ruang-ruang sitasi akademik.
Pertanyaannya, mengapa ruang digital yang begitu besar tidak kita manfaatkan untuk membangun citra akademik kita sebagai pembelajar? Sudah saatnya kita menggeser arah: dari sekadar eksis menjadi produktif, dari hanya membagikan aktivitas harian menjadi membagikan pencapaian ilmiah. Dari hanya memikat “likes”, menuju meraih pengakuan ilmiah dan kolaborasi intelektual.
Pembelajar dan Branding Akademik: Sebuah Keniscayaan
Era digital tidak hanya menuntut mahasiswa untuk cerdas, tetapi juga mampu membangun identitas dan eksistensi akademik secara daring. Dunia sedang berubah. Portofolio ilmiah digital kini lebih berbobot dibanding sekadar CV yang diketik rapi. Dunia akademik kini menilai bukan hanya dari ijazah, tapi dari jejak digital—termasuk publikasi, kolaborasi, dan keterlibatan dalam diskusi ilmiah daring.
Branding akademik bukan berarti pamer, melainkan memperlihatkan karya agar bermanfaat bagi orang lain. Ini adalah cara untuk menyebarkan ilmu, menunjukkan kompetensi, dan membuka peluang kolaborasi lintas kampus bahkan negara.
Platform Akademik: Panggung Baru Pembelajar
Beruntung, dunia digital menyediakan banyak ruang dan alat untuk membangun jejak akademik. Beberapa platform yang bisa digunakan antara lain:
1. Google Scholar; Platform ini memungkinkan mahasiswa mempublikasikan makalah, skripsi, hingga jurnal yang dapat diakses secara luas dan gratis. Tak hanya itu, Google Scholar menyediakan data sitasi dan indeks pengaruh dari karya yang dipublikasikan.
2. ResearchGate; Dengan nuansa mirip jejaring sosial, ResearchGate cocok untuk mahasiswa yang ingin aktif dalam diskusi dan interaksi dengan akademisi global. Fitur unggah karya, statistik pembaca, serta forum tanya-jawab membuat platform ini sangat hidup.
3. Academia.edu; Platform ini cocok untuk menjangkau khalayak luas. Mudah digunakan, sering muncul di hasil pencarian Google, serta menyajikan statistik pembaca dan penyebaran karya.
Tampil Beda, Karena Ilmu Butuh Disuarakan
Dalam Islam, menyampaikan ilmu bukan hanya anjuran, tetapi kewajiban moral dan spiritual. Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
Hadis ini menjadi dasar penting bahwa setiap insan berilmu, tak terkecuali mahasiswa, memiliki kewajiban menyampaikan ilmu yang dimiliki, sekecil apapun. Di era digital, menyuarakan ilmu di platform daring menjadi cara paling efektif untuk menyebarkannya kepada khalayak luas.
Lebih dari itu, Islam memuliakan orang-orang yang berilmu. Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Tampil beda dengan menyuarakan ilmu bukan hanya upaya membangun citra akademik, tapi juga bentuk ibadah dan kontribusi nyata kepada umat. Ini adalah bentuk dakwah intelektual, yang tak kalah penting dari dakwah lisan maupun perbuatan.
Mengunggah pencapaian akademik bukan soal kesombongan, melainkan bentuk keberanian intelektual di tengah arus besar konten yang lebih sering menampilkan gaya hidup, hiburan, dan hiburan visual semata. Ketika media sosial didominasi oleh hal-hal yang kurang bernilai edukatif, justru di situlah ruang kosong yang bisa diisi oleh para pembelajar. Inilah saatnya mahasiswa dan pelajar hadir sebagai suara alternatif; suara yang menyampaikan pengetahuan, pengalaman riset, refleksi akademik, bahkan ide-ide segar yang lahir dari ruang-ruang diskusi ilmiah.
Mereka yang berani tampil beda dengan memperlihatkan proses belajar, kutipan buku yang mencerahkan, bahkan potongan hasil penelitian yang dikemas menarik, sedang menanam jejak kontribusi dalam ekosistem digital yang lebih sehat. Ingat, dunia digital bukan hanya tempat untuk dilihat—tetapi untuk memberi dampak. Mahasiswa bukan hanya pengguna, tapi bisa menjadi pencipta arus. Saat kita mem-posting karya akademik, kita sedang memutus rantai pasifisme digital dan mengajak audiens berpikir, berdiskusi, dan—pada akhirnya—berubah. Maka dari itu, tampilkan ilmu, bukan hanya karena itu milik kita, tapi karena ilmu butuh disuarakan.
Penutup: Dunia Butuh Pembelajar yang Berani Tampil
Di tengah perubahan zaman yang bergerak cepat, dunia tidak lagi hanya membutuhkan lulusan yang cerdas secara akademik, tapi juga pembelajar yang berani menampilkan kecerdasannya ke ruang publik. Ini bukan tentang menjadi terkenal, melainkan tentang menjadi relevan. Ketika seorang mahasiswa mulai menunjukkan karya tulisnya, merekam refleksi belajarnya, atau membagikan pemikiran kritisnya di media sosial atau platform ilmiah, maka ia sedang menunaikan tugas moral sebagai insan akademik—menyebarkan cahaya ilmu.
Ketika seorang mahasiswa berani menunjukkan karya ilmiahnya ke ruang publik, sejatinya ia sedang menunaikan amanah keilmuan yang telah Allah titipkan padanya. Islam mengajarkan bahwa ilmu adalah amanah yang harus ditunaikan, bukan disimpan untuk kepentingan pribadi.
“Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu, lalu ia menyembunyikannya, maka ia akan dikekang dengan kekangan dari api neraka pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Hadis tersebut menegaskan bahwa menyampaikan ilmu adalah bagian dari tanggung jawab moral seorang pembelajar. Dunia digital menjadi salah satu wasilah (media) untuk menunaikan tanggung jawab ini dengan lebih luas dan berdampak.
Mahasiswa hebat bukan hanya yang mendapatkan nilai tinggi, tetapi juga yang berani membuka percakapan ilmiah, menanggapi isu dengan perspektif akademik, serta menginspirasi pembelajar lainnya untuk berkembang. Dunia digital adalah panggung besar, dan pembelajar harus tampil bukan sebagai pengikut tren, tetapi sebagai pemantik arah. Mari ubah cara kita tampil—bukan hanya untuk eksistensi, tapi untuk kontribusi. Karena kelak, bukan wajah kita yang dikenang publik, melainkan karya kita yang berbicara panjang setelah kita diam.
** Agus Salim Salabi, Dosen IAIN Lhokseumawe (Google Scholar - ResearchGate - SINTA)
Sabtu, 22 Maret 2025
IAIN Lhokseumawe Perkuat Reputasi Akademik: 15 Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional
- Idarah: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan mengalami lonjakan signifikan dengan naik dari peringkat 4 ke peringkat 2.
- ITQAN: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan berhasil meningkatkan akreditasi dari peringkat 5 ke peringkat 3.
- Liwaul Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Masyarakat Islam, Al Mabhats: Jurnal Penelitian Sosial Agama, serta Saree: Research in Gender Studies memperoleh akreditasi baru di peringkat 4.
- Literatur: Jurnal Bahasa dan Sastra dan AT-TIJARAH: Jurnal Penelitian Keuangan dan Perbankan Syariah memperoleh akreditasi baru di peringkat 5.
- J-ISCAN: Journal of Islamic Accounting Research dan Jurnal Ekonomi Syariah, Akuntansi dan Perbankan (JESKaPe) mampu mempertahankan peringkat akreditasi di peringkat 5.
Senin, 10 Maret 2025
Ramadan Bulan Ilmu: Menggali Ilmu dengan Tadarrus Al-Qur’an
- Penalaran Deduktif dan Induktif – Mengambil kesimpulan dari hal umum ke khusus atau sebaliknya. Contohnya, dalam ilmu fikih, metode deduktif digunakan untuk menerapkan prinsip umum syariat ke dalam kasus-kasus khusus, seperti hukum jual beli. Sebaliknya, metode induktif digunakan dalam ilmu ushul fiqh dengan mengumpulkan berbagai kasus untuk menemukan prinsip umumnya.
- Observasi dan Eksperimen – Ilmu yang didasarkan pada pengalaman nyata dan penelitian. Contohnya, dalam ilmu hadis, semua catatan hadis diperiksa berdasarkan perawi yang meriwayatkannya. Para ulama hadis seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim menggunakan metode kritik sanad untuk memastikan apakah narasumber benar-benar seorang sahabat yang mendengar langsung dari Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, dapat dibedakan mana hadis yang sahih dan mana yang daif.
- Studi terhadap Gejala Alam – Memahami ayat-ayat kauniyah yang merupakan tanda kebesaran Allah dalam penciptaan. Misalnya, dalam sains, penelitian tentang air sebagai sumber kehidupan sesuai dengan firman Allah dalam QS. 21: 30: "Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air". Penelitian ilmiah tentang siklus air, hujan, dan ekosistem mendukung kebenaran ayat ini.
- Kosmologi, tentang keajaiban ciptaan Allah: QS. 2: 255, QS. 57: 4-5, QS. 4: 11, 12, QS. 65: 12, QS. 71: 15-16, QS. 23: 17, QS. 7: 54, QS. 13: 2, QS. 13: 15, QS. 50: 38, QS. 10: 5, QS. 6: 97, QS. 71: 15-16.
- Astronomi, ilmu pengetahuan mengenai benda-benda langit tentang gerak, pengembangan, dan sifat-sifatnya: QS. 50: 6, QS. 13: 2, QS. 79: 28, QS. 31: 10, QS. 55: 7, QS. 6: 97, QS. 36: 38-40, QS. 10: 5-6, QS. 37: 6, QS. 82: 1-2.
- Fisika/Metafisika, ilmu pengetahuan tentang alam yang konkret atau pun yang abstrak. Tentang cahaya: QS. 24: 35, QS. 25: 61, QS. 66: 8, QS. 2: 17, QS. 2: 20. Tentang keajaiban penglihatan: QS. 33: 19, QS. 8: 44, QS. 5: 83, QS. 9: 92. Tentang jarak dengan perhitungn tahun cahaya: QS. 32: 5, QS. 22: 47. Tentang periodisasi alam yang jutaan tahun disebut dengan hari: QS. 32: 4-5, QS. 50: 38. Tentang perubahan perasaan tentang ukuran waktu di akhirat: QS. 2: 259, QS. 23: 112-114, QS. 18: 19. Tentang dimensi mikroskopis dalam waktu: QS. 16: 77, QS. 54: 50, QS. 50: 16, QS. 56: 85, QS. 27: 38-40. Tentang bayang-bayang: QS. 16: 48, QS. 25: 45, QS. 13: 15, 35. Tentang panas, pelajari: QS. 56: 71-73, QS. 20: 10, QS. 36: 80, QS. 27: 7, QS. 35: 21. Tentang listrik: QS. 2: 19,20, QS. 13: 12,13. Tentang suara: QS. 18: 26, QS. 34: 50. Tentang makhluk yang berasal dari api: QS. 15: 27, QS. 55: 15.
- Ilmu Hitung/Matematika: QS. 18: 11, 12, 19, 22, QS. 19: 84, QS. 4: 7, 11, 12, 176.
- Sejarah/Anthropologi: QS. 7: 100-102, QS. 3: 137, QS. 6: 6, QS. 9: 70, QS. 14: 9, QS. 25: 37-38, QS. 4: 1, QS. 30: 22.
- Geografi/Geologi: QS. 27: 61, QS. 16: 15, QS. 50: 7-11, QS. 27: 61, QS. 79: 30-33, QS. 16: 15, QS. 51: 48, QS. 71: 19, 20.
- Biologi: QS. 27: 60, QS. 16: 10, QS. 6: 99, QS. 35: 28, QS. 36: 71-72.
- Embriologi: QS. 23: 12-14, QS. 35: 11, QS. 56: 57-65, QS. 71: 14, QS. 86: 6-7.
- Zoologi: QS. 24: 45, QS. 53: 45-46, QS. 6: 142-144, QS. 16: 5-9, 66, QS. 67: 19.
- Kelautan/Pelayaran: QS. 16: 4, QS. 10: 22, QS. 22: 65, QS. 30: 46.
- Mineralogi: QS. 34: 11, QS. 57: 25, QS. 76: 15-16, QS. 55: 58-59, QS. 9: 34.
- Pertanian: QS. 20: 53, QS. 6: 99, QS. 22: 5, QS. 6: 141, QS. 16: 10-11, QS. 13: 4, QS. 22: 5, QS. 26: 7-8.
- Ekonomi/Perdagangan: QS. 28: 77, QS. 2: 198, 261, 265, QS. 24: 37, QS. 62: 10, QS. 67: 15, QS. 71: 19-20.
- Arkeologi: QS. 7: 74, QS. 22: 45, QS. 26: 128-138, QS. 27: 51, 52, QS. 32: 26, 40: 82.
- Sosiologi: QS.4: 1, QS. 7: 189, QS. 49: 13.
- Seksiologi/Perkawinan: QS. 2: 223, 231, QS. 5: 5, QS. 4: 3, 25, 34, 128, 129, QS. 30: 21.
- Kimia: QS. 15: 19, QS. 41: 11, QS. 51: 49, QS. 36: 36, 24: 43.
Baca juga: Ramadan Bulan Sehat
Sabtu, 08 Maret 2025
Pengajian Zahratul Jannah Firya Lientas Gelar Jumat Berkah dengan Berbagi Takjil dan Santunan
Sabtu, 01 Maret 2025
Marhaban Ya Ramadan
- Aṣ-ṣiyāmu junnah (puasa adalah perisai) yang mampu membentengi kita dari setan. Jika puasa dilakukan dengan benar, maka akan berdampak pada terjauhnya ṣāim (orang yang berpuasa) dari godaan setan. Sehingga ia terdorong untuk melakukan amal yang saleh dan menahan diri dari amal yang salah. Kalau datang Ramadan, maka bagi “orang-orang yang berpuasa dengan benar” akan mendapatkan fadilahnya, yaitu: a) dibukakan pintu-pintu surga, b) pintu-pintu neraka ditutup, dan c) setan dibelenggu.
- Aṣ-ṣiyāmu lī, wa ana ajzī bihi (Allah langsung memberikan takaran pahalanya). Setiap kebaikan yang berpotensi mendatangkan pahala dilipatgandakan Allah dalam bulan Ramadan minimal sepuluh kali lipat.
- Hanya Ramadan yang siang dan malamnya penuh ampunan Allah. Kapan pun setiap muslim bisa meminta ampunan Allah, namun ada waktu-waktu yang strategis (seperti, 1/3 malam, di antara azan dan iqamah, dll.) dan tempat-tempat yang efektif (seperti: mihrab, masjid, dll.), yang mana setiap doa seorang muslim sangat cepat dikabulkan. Dan Ramadan menggabungkan kedua dimensi tersebut (siang dan malamnya).
- Widya Lisfianti. Arti Marhaban Ya Ramadhan. https://www.tribunnews.com/nasional/2022/03/29/arti-marhaban-ya-ramadhan-lebih-dari-sekedar-selamat-datang.
- Ahmad Kusyairi Suhail. Sambut Ramadhan dengan Suka Cita; Marhaban ya Ramadhan. https://news.detik.com/kolom/d-6013010/sambut-ramadhan-dengan-suka-cita-marhaban-ya-ramadhan.
- https://www.youtube.com/watch?v=GU59no0BBrw.
- http://smarturl.it/MaherZainChannel.
- https://www.youtube.com/watch?v=cgJTpIAzBt0.
- https://www.youtube.com/watch?v=pWn1lz4qvH0.
Sabtu, 11 Januari 2025
Fungsi Iḥtiyāṭ dalam Penyusunan Jadwal Salat Digital
Pendahuluan
Jadwal salat adalah kebutuhan primer umat Islam untuk melaksanakan ibadah salat tepat waktu. Mengetahui waktu masuk salat menjadi syarat sahnya ibadah tersebut, dan salat yang dilakukan tanpa memastikan waktunya tidak sah menurut syariat. Salah satu cara praktis untuk mengetahui waktu salat adalah dengan menggunakan jadwal salat yang tersedia.
Saat ini, terdapat dua jenis jadwal salat yang umum digunakan, yaitu manual dan digital. Jadwal salat manual berupa jadwal salat yang biasanya disusun sepanjang masa, dicetak dan ditempel di dinding masjid, musala, dan tempat ibadah lainnya. Sedangkan jadwal salat digital disusun berbasis pemograman digital kemudian ditampilkan dalam bentuk media digital, baik dalam bentuk aplikasi maupun dalam bentuk media digital lainnya seperti papan media running text dan televisi. Keduanya memiliki peran penting, tetapi era digital membawa tantangan baru dalam penyusunan jadwal salat, terutama terkait akurasi dan penerapan konsep iḥtiyāṭ (kehati-hatian).
Jadwal Salat Digital
Di era revolusi industri 4.0, jadwal salat digital semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan kemudahan akses data dalam bentuk digital. Jadwal salat digital adalah jadwal waktu salat yang dirancang untuk rentang waktu tertentu, bahkan berlaku sepanjang masa, yang disajikan melalui media digital seperti aplikasi, website, atau perangkat elektronik lainnya. Saat ini, banyak masjid dan musala telah beralih menggunakan jadwal salat digital, meskipun sebagian tetap mempertahankan jadwal manual.
Penggunaan aplikasi jadwal salat pada smartphone semakin populer di kalangan masyarakat. Dengan aplikasi tersebut, pengguna dapat mengetahui jadwal salat di mana pun berada. Bahkan tanpa aplikasi khusus, jadwal salat dapat diakses dengan mudah melalui mesin pencari seperti Google, cukup dengan mengetikkan lokasi dan waktu yang diinginkan. Kemudahan ini membuat jadwal salat digital menjadi alat yang praktis bagi umat Islam.
Namun, metode penyusunan jadwal salat digital dapat bervariasi tergantung pada kombinasi antara komponen astronomi dan teknologi digital. Sebagian platform menggunakan titik koordinat geografis manual, sementara lainnya mengandalkan titik koordinat perangkat keras yang diperoleh melalui aplikasi seperti Google Maps. Perbedaan ini dapat menyebabkan variasi jadwal salat, meskipun berada di wilayah yang sama, karena faktor koordinat memengaruhi akurasi hasil perhitungan.
Selain itu, jadwal salat digital juga berbeda dalam metode pengaturan waktu. Ada yang menggunakan jam manual, dan ada pula yang otomatis terhubung dengan internet atau sistem Global Positioning System (GPS). Perbedaan hasil jadwal salat sering kali dipengaruhi oleh penerapan konsep iḥtiyāṭ. Beberapa platform tidak secara otomatis menambahkan nilai iḥtiyāṭ, sehingga pengguna perlu menyesuaikannya secara manual. Sebaliknya, ada juga platform yang sudah menerapkan nilai iḥtiyāṭ sebesar dua menit sebagai standar.
Variasi dalam metode penyusunan ini dapat terlihat pada hasil akhir jadwal salat yang ditampilkan. Ketika beberapa jadwal salat digital dibandingkan, perbedaan waktu biasanya hanya berkisar antara satu hingga dua menit. Hal ini menuntut pengguna untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan menggunakan jadwal salat digital agar sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.
Iḥtiyāṭ dalam Penyusunan Jadwal Salat
Konsep iḥtiyāṭ tidak dapat diabaikan dalam penyusunan jadwal salat, baik manual maupun digital. Iḥtiyāṭ berfungsi sebagai pengaman dan penentu radius pemberlakuan jadwal salat. Setiap jadwal salat disusun berdasarkan titik koordinat tertentu dan diberlakukan dalam radius tertentu yang ditentukan oleh nilai iḥtiyāṭ yang digunakan. Secara sederhana, iḥtiyāṭ adalah tindakan menambahkan atau mengurangi beberapa menit dari hasil perhitungan waktu salat untuk memastikan keakuratan waktu. Dalam buku Saku Hisab Rukyat yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, dijelaskan bahwa nilai iḥtiyāṭ dilakukan setelah pembulatan detik menjadi satu menit, lalu ditambahkan: untuk salat Zuhur 3 menit, dan untuk salat Asar, Magrib, Isya, serta Subuh 2 menit.
Khusus untuk Zuhur, nilai iḥtiyāṭ tiga menit mencakup satu menit untuk pergeseran pusat piringan matahari dari garis kulminasi ke zawal, sehingga nilai dua menit berlaku seragam untuk semua waktu salat lainnya. Sebagai contoh, jika waktu Zuhur di Lhokseumawe berdasarkan perhitungan adalah pukul 12.30.27 WIB, maka setelah pembulatan detik dan penambahan iḥtiyāṭ, waktu tersebut menjadi pukul 12.34 WIB. Begitu pula dengan Magrib, yang misalnya pukul 18.30.27 WIB, akan menjadi pukul 18.33 WIB setelah pembulatan dan penambahan iḥtiyāṭ.
Tujuan utama dari pemberian nilai iḥtiyāṭ ada dua hal: 1) Pengamanan: agar hasil perhitungan dapat digunakan dalam jangka waktu lama meskipun terjadi perubahan data astronomis, seperti deklinasi matahari dan equation of time, dalam siklus empat tahun. 2) Radius pemberlakuan, di mana nilai iḥtiyāṭ menentukan seberapa luas jadwal salat berlaku di wilayah sekitar titik koordinat perhitungan.
Sebagai ilustrasi, jika jadwal salat disusun berdasarkan Masjid Islamic Center Kota Lhokseumawe, maka nilai iḥtiyāṭ dua menit memungkinkan jadwal tersebut berlaku dalam radius 54 kilometer. Namun, sebagian dari nilai ini digunakan untuk pengamanan, sehingga radius efektifnya adalah sekitar 50 kilometer.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penggunaan iḥtiyāṭ dalam penyusunan jadwal salat, baik manual maupun digital, sangat penting untuk memastikan akurasi dan keamanan waktu ibadah. Berikut adalah beberapa rekomendasi:
- Pilih platform terpercaya: Gunakan aplikasi jadwal salat yang sudah menerapkan nilai iḥtiyāṭ, seperti aplikasi resmi Kementerian Agama.
- Konsultasikan dengan ahli falak: Untuk keperluan publik seperti masjid atau siaran radio, pastikan jadwal salat digital disusun berdasarkan standar yang berlaku.
- Pahami konsep iḥtiyāṭ: Masyarakat perlu memahami pentingnya tambahan waktu ini untuk memastikan ibadah yang sesuai syariat.
Dengan memahami dan menerapkan konsep iḥtiyāṭ, umat Islam dapat lebih yakin dan aman dalam menggunakan jadwal salat digital serta memanfaatkan teknologi secara optimal untuk mendukung pelaksanaan ibadah.
Jumat, 15 November 2024
Dosen IAIN Lhokseumawe Curi Perhatian Dunia di Konferensi Internasional India
Rabu, 06 November 2024
Study Tour Kelas Sains Unggulan Pesantren Darularafah Raya: Pembelajaran Nyata di IPAM Sunggal dan OIF UMSU
- Refleksi dan Diskusi Kelompok: Sepulang dari study tour, para santri akan mengikuti sesi refleksi bersama untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Pembimbing akan memandu diskusi tentang hal-hal yang menarik atau mengesankan, serta bagaimana ilmu tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman santri dan membantu mereka menghubungkan antara teori dan praktik.
- Pelatihan Presentasi dan Publikasi: Para santri juga akan diberi kesempatan untuk mempersiapkan presentasi yang akan disampaikan kepada teman-teman di kelas lain. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya mempraktikkan ilmu sains, tetapi juga mengasah keterampilan komunikasi dan presentasi. Jika memungkinkan, hasil study tour ini bisa dituangkan dalam bentuk artikel atau laporan singkat untuk dipublikasikan di website pesantren atau di media sosial, sehingga pengalaman ini juga bisa menginspirasi santri lainnya.