Carousel

Kamis, 12 September 2024

Bullying: Mimpi Buruk Dunia Pendidikan Indonesia

Oleh: Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag. (Dosen FTIK IAIN Lhokseumawe)

"Meningkatnya kasus bullying juga menjadi indikasi rendahnya kualitas pendidikan di beberapa lembaga. Sering kali, pembelajaran lebih terfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan perkembangan emosional dan moral siswa"

Kekerasan dalam dunia pendidikan bukan lagi rahasia. Kasus-kasus kekerasan yang melibatkan siswa kerap muncul di berbagai media massa nasional, menjadi cerminan kelam dunia pendidikan kita. Salah satu kasus yang sempat mengejutkan publik adalah Geng Nero di Pati, Jawa Tengah, yang beranggotakan para pelajar putri. Video penganiayaan yang mereka lakukan terhadap teman sesama pelajar viral di media sosial, menjadi sorotan media nasional, dan membuka mata banyak pihak tentang sisi gelap pergaulan remaja di Indonesia. Kasus serupa bukan hanya terjadi di Pati, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya, menunjukkan bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan adalah masalah yang serius dan meluas.

Perundungan (bullying) sebagai salah satu bentuk kekerasan ini tidak bisa dianggap enteng. Dalam banyak kasus, bullying tidak hanya menyebabkan luka fisik tetapi juga luka mental yang mendalam. Ada dua faktor utama yang memicu terjadinya bullying, yaitu: 1) Ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, di mana pelaku sering kali lebih kuat secara fisik atau memiliki dukungan kelompok. 2) Rasa takut dan ketidakberdayaan korban yang membuat mereka enggan melawan, memilih pasrah pada situasi yang menekan mereka.

Bullying dapat terjadi di mana saja: sekolah, kampus, tempat kerja, bahkan di dunia maya. Namun, khusus di sekolah, perilaku ini sering kali dianggap sepele dan belum berbahaya, padahal dampaknya sangat serius. Bullying bisa mengakibatkan trauma mendalam, stres berkepanjangan, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Peran media elektronik dalam membentuk perilaku kekerasan juga tidak bisa diabaikan. Tayangan yang menampilkan kekerasan sering kali menjadi contoh buruk bagi anak-anak dan remaja, membuat mereka tergoda untuk meniru. Penelitian telah menunjukkan bahwa perilaku kekerasan bisa menular melalui media. Semakin sering seseorang melihat atau menonton kekerasan di televisi, YouTube, atau media sosial lainnya, semakin besar kemungkinan mereka akan menirunya. Tidak hanya itu, lingkungan pergaulan yang tidak sehat juga berperan besar dalam menularkan perilaku buruk ini (Davidoff Ronald, et al., 1990).

Beberapa faktor lain yang dapat memicu perilaku menyimpang pada anak-anak, antara lain:
  • Lingkungan: Anak-anak yang tumbuh di lingkungan kemiskinan sering kali terpapar pada perilaku negatif. Konflik keluarga yang tidak sehat, terutama yang melibatkan kekerasan, dapat membentuk pribadi anak yang agresif atau tertutup.
  • Kehidupan di kota besar: Anonimitas dan gaya hidup individualistis di kota besar membuat ikatan sosial semakin longgar. Kehilangan rasa kebersamaan ini membuat anak-anak tidak mendapatkan dukungan emosional yang mereka butuhkan.
  • Disiplin yang salah: Penerapan disiplin yang keras sering kali justru menimbulkan efek sebaliknya. Anak bisa tumbuh menjadi penakut dan rentan dibully, atau malah menjadi pemberontak dan pelaku kekerasan.

Meningkatnya kasus bullying juga menjadi indikasi rendahnya kualitas pendidikan di beberapa lembaga. Sering kali, pembelajaran lebih terfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan perkembangan emosional dan moral siswa.

Di sinilah peran keluarga menjadi sangat penting. Keluarga adalah tempat pertama di mana nilai-nilai akidah, adab, akhlak, dan ibadah seharusnya diajarkan dengan penuh cinta dan kesadaran. Kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga, serta keteladanan dari orang tua, akan membantu anak membentuk karakter yang kuat. Selain itu, sekolah harus berperan sebagai ruang diskusi yang memungkinkan siswa berpikir kritis terhadap realitas kehidupan yang ada. Guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru, harus mampu membimbing siswa menemukan jati diri mereka.

Kasus bullying harus menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa setiap individu—baik siswa, guru, orang tua, maupun masyarakat—memiliki tanggung jawab untuk menghentikan budaya kekerasan ini. Jika kita hanya diam, membiarkan bullying terjadi, maka kita menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Sudah saatnya kita bergerak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi generasi muda kita.

Pertama-tama, sekolah harus menjadi tempat yang bebas dari kekerasan. Guru dan staf harus dilatih untuk mendeteksi tanda-tanda bullying lebih awal, meresponsnya dengan tepat, dan membangun hubungan yang penuh empati dengan siswa. Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya menghormati orang lain dan membela mereka yang rentan. Di luar itu, teman sebaya harus diajarkan untuk tidak berdiam diri ketika melihat bullying, tetapi berani bertindak sebagai pelindung, bukan hanya sebagai penonton.

Media sosial dan platform online juga harus lebih bertanggung jawab. Setiap orang yang menggunakan teknologi ini perlu mengerti bahwa posting atau komentar mereka bisa melukai orang lain. Kampanye edukasi yang lebih luas perlu digalakkan, baik di sekolah, keluarga, maupun komunitas, tentang pentingnya anti-bullying. Kita semua dapat memulai langkah kecil dengan bersikap lebih peduli dan bertindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan.

Akhirnya, mari kita semua menjadi agen perubahan. Jika kita tidak mulai sekarang, mimpi buruk kekerasan akan terus menghantui dunia pendidikan kita. Masa depan bangsa ada di tangan anak-anak kita—mereka layak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, kedamaian, dan penghormatan terhadap satu sama lain.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 04 September 2024

Orientasi Pelopor Moderasi Beragama di UIN Sultan Aji Muhammad Idris: Dosen IAIN Lhokseumawe Jadi Narasumber

Rangkang Belajar | Fakultas Syariah UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda menyelenggarakan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama yang dihadiri oleh tidak kurang dari 53 mahasiswa baru Fakultas Syariah. Acara yang berlangsung di aula rektorat ini dimulai dengan laporan dari ketua panitia, Yenni Tria Lestari, M.H., yang mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang moderasi beragama. Dekan Fakultas Syariah, Prof. Alfitri, M.Ag., LLM., Ph.D., menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari dukungan lembaga terhadap program pemerintah di bawah kementerian agama dan berharap mahasiswa baru dapat menjadi agen moderasi.

Pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Prof. Dr. H.M. Tahir, S.Ag., M.M., yang menyampaikan pesan penting tentang peran mahasiswa sebagai pelopor nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kegiatan orientasi yang berlangsung pada tanggal 4 hingga 6 September 2024 ini juga menghadirkan dua dosen dari IAIN Lhokseumawe, Aceh, Dr. Agus Salim Salabi, M.A. dan Dr. Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I. sebagai narasumber. Pada sesi pertama, Dr. Anggung memaparkan "konsep dasar moderasi beragama", sementara Dr. Salabi menyampaikan  "Nilai-nilai Universal Agama; Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin" yang menjelaskan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan sebagai pilar moderasi beragama. Beliau menekankan pentingnya peran individu dalam mempromosikan kedamaian dan harmoni global.

Dari segi umpan balik peserta, kegiatan ini umumnya mendapatkan apresiasi tinggi. Banyak peserta merasa bahwa kegaiatan orientasi pelopor moderasi memberikan penambahan ilmu dan wawasan yang signifikan mengenai moderasi beragama dan nilai-nilai universal. Penyampaian materi dianggap menarik dan tidak membosankan, dengan narasumber yang efektif dan mampu membangun semangat. Beberapa peserta juga menilai bahwa seminar ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Secara keseluruhan, orientasi pelopor moderasi beragama pada sesi pertama dan kedua dinilai telah memenuhi tujuannya dengan baik, memberikan dampak positif bagi peserta, serta menawarkan saran konstruktif untuk penyempurnaan acara-acara yang serupa di masa depan. (Admin)


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:
Cloud Hosting Indonesia

Jumat, 30 Agustus 2024

Biaya Publikasi Jurnal: Beban yang Wajar atau Kezaliman terhadap Penulis?

Oleh: Gus_Lebe

"Kita sudah berpikir, menulis sampai berhari-hari, mencari dan mencocokkan referensi, melakukan analisis, eh malah kita pula yang harus membayar."

Di sudut warkop pinggir kampus, sekelompok mahasiswa pascasarjana sedang terlibat dalam obrolan panas. Mereka ribut soal kebijakan kampus yang memaksa mereka mempublikasikan artikel di jurnal terindeks sebagai syarat bisa ikut sidang akhir. "Bisa-bisanya kita yang udah capek mikir, nulis berhari-hari, nyari referensi, terus harus bayar juga buat diterbitin," salah satu dari mereka menyulut api dengan nada sedikit sinis. sementara yang lain hanya bisa mengangguk, ada juga yang menggerutu, merasa beban itu terlalu berat. 

Biaya publikasi jurnal memang kerap jadi isu panas di kalangan akademisi. Bicara soal mahalnya biaya publikasi karya ilmiah di jurnal terakreditasi SINTA atau yang bereputasi, jurnal internasional, kayaknya sudah menjadi makanan sehari-hari. Bukan cuma mahasiswa, banyak dosen juga merasakan hal yang sama, terutama saat harus memenuhi Laporan Beban Kerja Dosen (LBKD). Di mana-mana, suara-suara keberatan soal biaya ini makin nyaring, mulai dari warkop kampus sampai ruang-ruang dosen. 

Perdebatan ini tentu menjadi wajar muncul, terutama bagi mereka yang belum pernah memahami bagaimana sebenarnya proses sebuah karya tulis ilmiah diperlakukan hingga menjadi bacaan yang diterbitkan secara online. Memang, sebagian jurnal ada yang menggratiskan biaya APC (Article Processing Charge), biasanya jurnal-jurnal ini dikelola oleh kampus yang memang menganggarkan dana untuk penerbitan jurnal tersebut. 

Sementara itu, kalangan penulis senior sering kali menganggap biaya ini sebagai bagian dari proses yang wajar. Lalu, apakah biaya ini benar-benar merupakan beban yang wajar, ataukah merupakan bentuk kezaliman terhadap penulis yang berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan? Artikel ini akan mengeksplorasi proses dan biaya yang terlibat dalam publikasi jurnal ilmiah serta mengevaluasi apakah biaya ini sebanding dengan kualitas dan nilai yang diberikan.

Memahami Proses Panjang di Balik Publikasi Jurnal Ilmiah
Setidaknya, ada beberapa langkah panjang yang harus dilalui dalam proses terbitnya sebuah karya tulis ilmiah. Berikut ini adalah tahapan-tahapan umum dalam proses review dan publikasi jurnal ilmiah:
  1. Pengajuan Naskah (Submission); Penulis mengirimkan artikel mereka melalui sistem manajemen jurnal, melampirkan semua file yang diperlukan, seperti naskah utama, tabel, gambar, dan surat pengantar (cover letter). Artikel tersebut kemudian diperiksa secara administratif untuk memastikan bahwa semua persyaratan pengajuan terpenuhi.
  2. Evaluasi Awal oleh Editor (Initial Screening); Editor in Chief atau Editor melakukan evaluasi awal untuk menentukan apakah naskah tersebut sesuai dengan cakupan dan standar jurnal. Pada tahap ini, editor juga memeriksa kesesuaian naskah dengan pedoman penulisan jurnal dan memverifikasi apakah ada plagiarisme. Jika naskah tidak memenuhi kriteria awal, naskah bisa langsung ditolak atau dikembalikan kepada penulis untuk revisi sebelum dilanjutkan ke proses review.
  3. Pemilihan Reviewer (Reviewer Selection); Editor atau Section Editor memilih reviewer yang ahli dalam bidang yang relevan dengan topik artikel. Biasanya, 2-3 reviewer diundang/ditunjuk untuk menilai naskah. Pemilihan reviewer didasarkan pada keahlian mereka, ketersediaan, dan rekam jejak sebagai reviewer.
  4. Proses Review (Peer Review); Reviewer menerima naskah dan melakukan penilaian kritis terhadap aspek-aspek seperti orisinalitas, metodologi, validitas data, analisis, dan relevansi hasil penelitian. Reviewer memberikan komentar rinci, saran perbaikan, dan rekomendasi kepada editor. Rekomendasi ini bisa berupa: Terima tanpa revisi, Terima dengan revisi minor, Terima dengan revisi mayor, Tolak. Reviewer biasanya diberi waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk menyelesaikan review.
  5. Keputusan Editor (Editorial Decision); Berdasarkan umpan balik dari para reviewer, editor membuat keputusan tentang naskah tersebut. Editor mengomunikasikan keputusan ini kepada penulis, bersama dengan komentar dan saran dari reviewer. Jika revisi diperlukan, penulis diberi kesempatan untuk memperbaiki naskah dan mengirimkan kembali untuk evaluasi ulang.
  6. Revisi oleh Penulis (Author Revisions); Penulis merevisi naskah sesuai dengan komentar dan saran dari reviewer. Revisi tersebut kemudian dikirimkan kembali ke jurnal. Jika revisi dianggap memadai, artikel mungkin langsung diterima. Namun, jika revisi besar diperlukan, naskah bisa dikirim kembali ke reviewer untuk penilaian ulang.
  7. Evaluasi Ulang (Re-evaluation); Jika naskah mengalami revisi mayor, editor mungkin meminta reviewer yang sama (atau reviewer baru) untuk mengevaluasi versi yang telah direvisi. Reviewer menilai apakah penulis telah menangani semua masalah yang diidentifikasi dalam review awal.
  8. Keputusan Akhir (Final Decision); Setelah proses revisi selesai dan naskah dianggap memenuhi semua persyaratan, editor membuat keputusan akhir untuk menerima naskah untuk publikasi. Jika naskah ditolak, editor memberikan penjelasan yang jelas kepada penulis tentang alasan penolakan.
  9. Proofreading dan Copy Editing; Setelah naskah diterima, dilakukan proses proofreading dan copy editing untuk memastikan tidak ada kesalahan teknis atau bahasa dalam naskah. Penulis mungkin perlu memeriksa dan menyetujui proof sebelum publikasi final.
  10. Publikasi (Publication); Naskah yang telah disetujui dan disunting kemudian diterbitkan dalam edisi jurnal yang sesuai, baik dalam bentuk cetak maupun digital.
Kesimpulan: Mengapa Biaya Publikasi Wajar?
Proses review dan publikasi adalah langkah penting dalam penerbitan jurnal ilmiah yang memastikan artikel yang diterbitkan memiliki kualitas yang tinggi dan valid secara ilmiah. Meskipun proses ini memakan waktu dan biaya, ini adalah bagian integral dari upaya untuk menjaga integritas dan kualitas ilmu pengetahuan yang dipublikasikan.

Setelah menyelami proses yang panjang dan kompleks di balik publikasi jurnal ilmiah, jelas bahwa biaya yang dibebankan kepada penulis bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Meskipun beberapa jurnal menggratiskan biaya publikasi, banyak yang memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk memastikan kualitas dan integritas artikel yang diterbitkan. 

Penting bagi kita untuk menilai apakah biaya tersebut benar-benar mencerminkan nilai tambah dan wajar atau justru merupakan kezaliman bagi penulis. Apakah sistem ini perlu reformasi untuk menjamin akses yang lebih adil dan merata? Perdebatan ini harus terus berlanjut untuk memastikan bahwa publikasi ilmiah tetap menjadi sarana yang efektif dan inklusif dalam penyebaran ilmu pengetahuan.

** Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 29 Agustus 2024

Orientasi Program Studi PAI FTIK IAIN Lhokseumawe: Mengintegrasikan Kearifan Lokal dengan Teknologi Digital

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 28/08/2024 – Salah satu rangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe adalah orientasi program studi. Pada tahun ini, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) mengadakan orientasi jurusan di Aula FTIK dengan suasana yang kondusif, berkat dukungan penuh dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PAI yang dikomandoi Mhd. Rifky.

Acara orientasi ini dihadiri oleh 104 mahasiswa baru yang nantinya akan ditempatkan dalam 4 kelas berbeda. Kegiatan ini diawali dengan pemaparan oleh Ketua Jurusan PAI, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., yang menjelaskan visi dan misi program studi. "Visi kita adalah menjadi program studi yang unggul dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam, yang mengintegrasikan teknologi digital dengan kearifan lokal, dan berdaya saing di tingkat ASEAN pada tahun 2040," ujar Dr. Agus Salim salabi.

Lebih lanjut, Ketua Jurursan PAI juga menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai budaya lokal ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam. Misalnya, nilai Duek Pakat yang mengajarkan pentingnya musyawarah dan mufakat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pengambilan keputusan di perkuliahan. Selain itu, nilai Peumulia Jamee yang menekankan pentingnya memuliakan tamu, diterapkan dalam hubungan antara mahasiswa baru dan senior, di mana para senior diharapkan bersikap ramah dan menghormati junior sehingga mereka pun akan bersikap yang sama. Nilai Peusijuek, yang merupakan ritual penyambutan atau doa selamat, dijadikan contoh budaya lokal yang mengajarkan pentingnya berdoa dan memohon keberkahan dalam setiap kegiatan.

Selain pengenalan terhadap visi dan misi, acara orientasi juga digunakan untuk memberikan pemahaman tentang sistem pembelajaran di kampus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa baru yang mungkin belum familiar dengan budaya belajar di perguruan tinggi, yang tentu saja berbeda dengan apa yang mereka alami di sekolah menengah.

Beberapa mahasiswa baru yang mengikuti acara ini menyampaikan kesan positif mereka. "Acara ini sangat membantu kami untuk memahami bagaimana nantinya perkuliahan berjalan dan bagaimana nilai-nilai budaya lokal akan diterapkan dalam proses pembelajaran," ujar salah satu mahasiswa baru PAI.

Para mahasiswa juga mengungkapkan harapan mereka untuk dapat beradaptasi dengan cepat dan aktif berkontribusi dalam kegiatan akademik maupun non-akademik di kampus. "Saya berharap bisa memanfaatkan semua ilmu dan pengalaman yang diberikan di sini untuk menjadi pendidik yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan agama, tetapi juga peka terhadap teknologi dan budaya lokal," ujar mahasiswa lainnya.

Dengan dimulainya kegiatan orientasi ini, diharapkan mahasiswa baru PAI dapat lebih siap menghadapi tantangan akademik ke depan, sambil tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang telah menjadi ciri khas mereka. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 27 Agustus 2024

Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe Kembali Persiapkan Akreditasi 10 Jurnal Menuju Akreditasi SINTA Kemenristekdikti


Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 27/08/2024, IAIN Lhokseumawe kembali melakukan persiapan akreditasi untuk 10 jurnal ilmiah menuju akreditasi Kemenristek Dikti SINTA. Kegiatan ini dipandu oleh Dr. Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I., Ketua Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe sekaligus Sekretaris LPPM IAIN Lhokseumawe, yang memberikan bimbingan intensif kepada para pengelola jurnal (Editor in Chief) dalam mengisi borang akreditasi.

Sebanyak 10 Editor in Chief jurnal yang didampingi dalam proses ini, antara lain: Jurnal Malik Al Shalih, Jurnal Alhiwalah, Jurnal Astroislamica, Jurnal Literatur, Jurnal Liwaul Dakwah, Jurnal Ibrah, Jurnal Development, Jurnal At Tabayyun, Jurnal Al Mihwar, dan Jurnal Al Mabhats. Para pengelola jurnal ini diberikan arahan dan strategi untuk memenuhi berbagai kriteria yang ditetapkan oleh Kemenristek Dikti SINTA, dengan tujuan meningkatkan kualitas dan visibilitas jurnal-jurnal tersebut di kancah nasional dan internasional.

Dr. Anggung menegaskan bahwa pengisian borang akreditasi ini harus dilakukan dengan cermat dan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. “Usulan akreditasi ini akan dibuka sampai dengan 30 Agustus 2024, jadi para pengelola jurnal harus memanfaatkan waktu yang tersisa dengan maksimal,” ungkapnya.

Persiapan akreditasi ini bertujuan untuk meningkatkan reputasi dan kualitas ilmiah jurnal-jurnal yang dikelola oleh IAIN Lhokseumawe, sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam dunia akademik dan penelitian. Akreditasi SINTA dari Kemenristek Dikti juga diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi jurnal-jurnal ini untuk mendapatkan pengakuan dan akses yang lebih baik di tingkat nasional maupun internasional.

Meskipun demikian, proses akreditasi ini tidak lepas dari tantangan dan kendala. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain adalah kesulitan dalam memenuhi standar internasional dalam hal tata kelola dan kualitas artikel, serta keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola jurnal secara profesional. Selain itu, persaingan dengan jurnal-jurnal lain yang sudah terakreditasi juga menjadi tantangan tersendiri.

Dengan adanya persiapan yang matang ini, Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe berharap seluruh jurnal yang diusulkan dapat memperoleh akreditasi SINTA yang diinginkan. “Kami berharap, melalui upaya ini, kita bisa meningkatkan standar kualitas jurnal yang ada di IAIN Lhokseumawe dan mendorong kontribusi yang lebih besar dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu,” tambah Dr. Anggung.

Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe berkomitmen untuk terus mendukung para pengelola jurnal dalam setiap tahapan proses akreditasi ini dan memastikan bahwa semua persyaratan dan kriteria dapat dipenuhi tepat waktu. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 22 Agustus 2024

Warkop Pinggir Kampus: Dari Tempat Nongkrong Jadi Ruang Diskusi Kreatif

Gus_Lebe**
"Tak jarang ide-ide bernas justru dihasilkan dari obrolan santai penuh tawa canda dan tentunya ditemani dengan segelas kopi/sanger pancung seharga 5000-an"

Warung kopi (Warkop) di Aceh, Lhokseumawe telah lama menjadi tempat yang identik dengan kegiatan santai, seperti nongkrong bersama teman, bercanda, atau sekadar memanfaatkan WiFi gratis dengan segelas kopi. Pemandangan pengunjung yang sibuk dengan obrolan tak tentu arah, perdebatan politik tanpa ujung, atau sekadar menghabiskan waktu, telah menjadi bagian dari budaya warkop. 

Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan yang signifikan mulai tampak di warkop-warkop pinggiran kampus. Kehadiran dosen dan profesional lainnya yang memanfaatkan Warkop sebagai tempat menyusun Rencana Perkuliahan Semester (RPS), bimbingan skripsi/tesis, serta mengerjakan tugas-tugas kantor lainnya, telah mengubah wajah Warkop menjadi lebih produktif. 

Aura akademis yang tercipta di Warkop mulai menarik perhatian mahasiswa yang tak ingin ketinggalan, hingga akhirnya Warkop kini menjadi ruang diskusi ilmiah dan tempat berkumpulnya ide-ide kreatif. Tak hanya gelas kopi atau sanger pancung yang kini menghiasi meja-meja Warkop, tetapi juga laptop, makalah, dan riuhnya suara akademisi yang sedang berdiskusi tentang tugas-tugas kampus. Transformasi ini memberikan warna baru pada kehidupan mahasiswa, yang mungkin sebelumnya hanya menganggap Warkop sebagai tempat bersantai, kini melihatnya sebagai tempat untuk mengasah pikiran dan produktivitas. 

Tak jarang ide-ide bernas justru dihasilkan dari obrolan santai penuh tawa canda dan tentunya ditemani dengan segelas kopi/sanger pancung seharga 5000-an. Bagi para dosen, pikiran-pikiran terus mengalir untuk menuntaskan artikel-artikel yang siap submit pada jurnal terakreditasi SINTA sampai dengan Scopus. Mahasiswa juga tak mau kalah, dari makalah, Skripsi sampai dengan Tesis juga didiskusikan di meja warkop. 

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada segelintir penikmat warkop yang mempertahankan kebiasaan lama mereka—nongkrong dengan tujuan semata-mata untuk bersosialisasi atau melarikan diri dari tekanan akademis. Meskipun begitu, kehadiran kelompok akademis di Warkop turut memberi pengaruh positif, mendorong mereka yang tadinya hanya sekadar nongkrong, untuk perlahan-lahan terinspirasi dan mulai mengikuti jejak para akademisi dan profesional. 

Transformasi Warkop pinggiran kampus adalah cerminan dari perubahan budaya dan kebutuhan mahasiswa serta akademisi di era digital. Warkop tidak lagi sekadar tempat untuk menghabiskan waktu, tetapi telah berkembang menjadi ruang yang multifungsi, di mana kopi diseruput sambil berdiskusi tentang masa depan, merancang strategi, dan menciptakan inovasi. 

Di tengah perubahan ini, penting bagi kita untuk terus mendorong agar Warkop-Warkop ini menjadi ruang yang inklusif bagi semua kalangan, tanpa menghilangkan esensi tempat berkumpul dan bersantai yang telah menjadi bagian dari identitasnya. Dengan demikian, Warkop dapat terus menjadi bagian integral dari kehidupan kampus, yang tidak hanya mengisi perut dan menghilangkan dahaga, tetapi juga mengisi pikiran dan memupuk kreativitas.

** Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 21 Agustus 2024

Langkah Awal Jurusan BKPI IAIN Lhokseumawe: Workshop Kurikulum untuk Pembelajaran Berkualitas

Rangkang Belajar | Jurusan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI), jurusan termuda di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe, telah berhasil memperoleh izin penyelenggaraan melalui keputusan PMA No. 122 Tahun 2004 dan telah menerima akreditasi awal dengan predikat baik. Dalam rangka mempersiapkan kegiatan pembelajaran perdana pada Tahun Akademik 2024/2025, jurusan BKPI mengadakan workshop penyusunan kurikulum yang berlangsung selama dua hari, dari tanggal 19 hingga 20 Agustus 2024.

Workshop ini menghadirkan Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, sebagai pemateri utama. Peserta workshop terdiri dari para dosen BKPI, beberapa ketua jurusan di lingkungan FTIK, serta kepala sekolah dan guru-guru bimbingan konseling di wilayah Kota Lhokseumawe.

Acara dimulai dengan pembukaan dan pembacaan Al-Qur’an, diikuti dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Ketua Panitia yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan BKPI menyampaikan kata sambutan yang menekankan pentingnya penyusunan kurikulum yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman. Dekan FTIK, Dr. Jumat Barus, M.S. dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kurikulum adalah fondasi bagi terciptanya lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis. "Dengan adanya workshop ini, kami berharap dapat melahirkan kurikulum yang tidak hanya memenuhi standar pendidikan tinggi, tetapi juga mampu membekali mahasiswa dengan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja dan masyarakat," ujarnya.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor 1, Dr. Iskandar, M.Si., yang mewakili Rektor IAIN Lhokseumawe. Dalam sambutannya, Dr. Iskandar menekankan pentingnya sinergi antara akademisi dan praktisi dalam menyusun kurikulum. "Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dibangun dengan mengintegrasikan kebutuhan akademik dan tuntutan pasar. Saya berharap kegiatan ini dapat menghasilkan kurikulum yang berkualitas, sesuai dengan visi besar IAIN Lhokseumawe," ungkapnya.

Selama workshop, Dr. Yusi memberikan banyak penjelasan dan pendampingan terkait penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran BKPI. Para peserta turut berperan aktif memberikan saran dan masukan untuk merevisi visi, misi, tujuan, dan sasaran (VTMS) BKPI agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pada hari kedua, diskusi difokuskan pada pematangan profil lulusan, capaian pembelajaran lulusan (CPL), serta sinkronisasi mata kuliah agar saling berkesesuaian. Para peserta dengan antusias memberikan kontribusi dalam diskusi ini, dengan tujuan akhir menciptakan kurikulum yang komprehensif dan relevan.

Sekretaris BKPI, Dwhy Dindasari Lubis, M.Pd., berharap agar hasil dari workshop ini dapat segera diimplementasikan. "Dengan berakhirnya workshop ini, diharapkan kurikulum yang telah disusun dapat diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten dan siap bersaing di dunia kerja," ujarnya. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 15 Agustus 2024

Audit Mutu Internal Siklus 5 FTIK IAIN Lhokseumawe: Memperkuat Capaian Kinerja Program Studi

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe menyambut baik tim auditor Audit Mutu Internal (AMI) yang ditugaskan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Lhokseumawe untuk melaksanakan Audit Mutu Internal (AMI) Siklus 5 Tahun 2024. Fokus audit ini adalah mengevaluasi capaian kinerja program studi terhadap Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), Standar Nasional Perguruan Tinggi (SN PT), Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi (IKU PT), serta Akreditasi Program Studi (APS) 4.0 dari BAN-PT.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2024, dengan sasaran audit adalah FTIK dan seluruh program studi di lingkungannya. Acara dibuka oleh Dekan FTIK, Dr. Jumat Barus, M.S., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya AMI sebagai sarana untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan FTIK. Beliau menyampaikan bahwa audit ini merupakan bagian dari komitmen FTIK untuk terus memperbaiki diri dan memenuhi standar pendidikan tinggi yang telah ditetapkan.

Selanjutnya, Ketua Tim Auditor AMI, Dr. Yuliza, M.Si., memberikan pengantar yang menjelaskan tujuan dan metodologi audit. Beliau menekankan bahwa tim auditor terdiri dari dosen-dosen yang direkrut dari berbagai program studi di luar FTIK untuk menghindari konflik relasi dan memastikan objektivitas dalam proses audit. "Kami berharap hasil dari audit ini dapat memberikan masukan yang konstruktif untuk peningkatan kualitas program studi di FTIK," ujar Dr. Yuliza.

Kegiatan audit berlangsung dengan lancar dan ditutup menjelang sore dengan penyerahan laporan Rapat Tinjauan Manajemen dari auditor masing-masing unit kepada para auditee. Laporan tersebut akan digunakan sebagai dasar bagi setiap program studi untuk menyusun rencana perbaikan ke depan, guna memastikan pencapaian standar yang lebih tinggi di masa mendatang.

Dengan terlaksananya AMI Siklus 5 ini, FTIK IAIN Lhokseumawe terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan memastikan bahwa program studi yang ada mampu bersaing dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. (Luluk)


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 07 Agustus 2024

Pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan Mahasiswa FTIK IAIN Lhokseumawe: Membangun Kompetensi Calon Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 7 Agustus 2024 - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe menggelar acara pembukaan kegiatan "Pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan" (PPL) bagi mahasiswa di aula IAIN Lhokseumawe. Acara yang berlangsung dengan khidmat ini dihadiri oleh para mahasiswa peserta PPL, Ketua/Sekretaris Jurusan, jajaran pimpinan FTIK, dan jajaran pimpinan IAIN Lhokseumawe.

Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang menambah nuansa sakral. Selanjutnya, seluruh hadirin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan penuh semangat, memperkuat rasa cinta tanah air.

Ketua Panitia, Wakil Dekan 1 FTIK Dr. Nurlaila, M.Pd., memberikan kata sambutan yang penuh motivasi kepada para mahasiswa. Beliau menekankan pentingnya pengalaman lapangan sebagai bekal untuk menjadi pendidik yang profesional dan berintegritas. Dr. Nurlaila juga mengingatkan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah dipelajari dalam situasi nyata.

Kegiatan pembekalan PPL ini akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 7 hingga 9 Agustus 2024, diikuti oleh 370 mahasiswa dari berbagai jurusan: 89 mahasiswa Jurusan PAI, 50 mahasiswa Jurusan TBI, 15 mahasiswa Jurusan TMA, 44 mahasiswa Jurusan PBA, 57 mahasiswa Jurusan PGMI, 34 mahasiswa Jurusan PIAUD, 34 mahasiswa Jurusan TBIN, dan 47 mahasiswa Jurusan MPI. Para mahasiswa peserta PPL akan ditempatkan di 70 lokasi yang terdiri dari TK, SD/MIN, SMP/MTS, SMA/MAN, IAIN Lhokseumawe, cabang Dinas Kota Lhokseumawe, Kemenag Kota Lhokseumawe, dan Kemenag Aceh Utara.

Dekan FTIK, Dr. Jumat Barus, M.M., dalam sambutannya mengapresiasi semangat dan kerja keras panitia, serta mengharapkan keseriusan dan dedikasi para mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini. Beliau juga menyampaikan harapannya agar para peserta dapat mengimplementasikan ilmu yang telah mereka peroleh selama perkuliahan dengan baik di lapangan.

Acara puncak ditandai dengan kata sambutan sekaligus pembukaan resmi oleh Rektor IAIN Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag. Dalam sambutannya, Prof. Danial menegaskan betapa pentingnya kegiatan PPL dalam membentuk karakter dan kompetensi mahasiswa sebagai calon pendidik dan tenaga kependidikan yang andal dan berwawasan luas.

Setelah acara ditutup dengan doa, para peserta kemudian mengikuti sesi pembekalan hari pertama yang disampaikan oleh narasumber berpengalaman di bidang pendidikan, termasuk Kepala cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Lhokseumawe dan Dr. Nurmaida, M.Pd., dari SMAN Nisam. Narasumber ini akan berbagi pengetahuan dan pengalaman praktis yang sangat berharga bagi para mahasiswa.

Pembukaan kegiatan "Pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan" ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik bagi mahasiswa FTIK IAIN Lhokseumawe dalam mengembangkan kompetensi mereka di dunia pendidikan. Dengan bekal yang diberikan, diharapkan para mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata dan positif di tempat mereka melaksanakan PPL, sekaligus mempersiapkan diri mereka menjadi pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional di masa depan. (Abi)


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 11 Juli 2024

Workshop Manajemen Konflik Guru Pesantren Terpadu Almuslim: Mengelola Konflik di Lingkungan Institusi dan Asrama Santri


Rangkang Belajar | Matangglumpangdua, Bireuen, Aceh - Pada tanggal 11 Juli 2024, Pesantren Terpadu Almuslim menggelar workshop bertema "Manajemen Konflik: Mengelola Konflik di Lingkungan Institusi dan Asrama Santri". Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman para pendidik mengenai jenis-jenis konflik, membekali mereka dengan strategi manajemen konflik, dan meningkatkan kemampuan menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif.

Workshop ini dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari ustaz dan ustazah Pesantren Terpadu Almuslim Matangglumpangdua, dan berlangsung selama satu hari penuh. Acara dimulai pukul 08.00-16.00 dengan pembukaan oleh Wakil Direktur Holis Wahyu Prasetyo, Gr. S.Pd.I., yang menjelaskan tujuan dan agenda workshop. Ustaz Wahyu menyampaikan tentang pentingnya dan manfaat kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan  asatizah (para guru) dalam mengelola konflik serta menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif di pesantren.
Materi workshop disampaikan langsung oleh dua pakar Manajemen Pendidikan Islam, Dr. Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I dan Dr. Agus Salim Salabi, M.A., yang juga merupakan dosen pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Lhokseumawe, sekaligus orang-orang yang pernah mengalami dan merasakan langsung dinamika konflik di lingkungan pesantren. Kedua narasumber tersebut pernah menjadi santri dan juga tenaga pendidik di pesantren, sehingga memiliki pengalaman langsung yang sangat relevan.

Materi awal terkait "Pengenalan Konflik, Identifikasi, dan Penyebab Konflik di Institusi" disampaikan oleh Dr. Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I. Sementara materi terkait "Memahami Konflik di Asrama Santri dan Strategi Pengelolaannya" disampaikan  oleh Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Para peserta workshop juga disajikan beberapa studi kasus mengenai konflik nyata di lingkungan institusi dan lingkungan asrama santri serta cara penanganannya oleh narasumber.
Untuk mendapatkan umpan balik dari para peserta, dilakukan pula sesi refleksi yang menghasilkan beberapa masukan, antara lain:
  1. Para peserta merasa mendapatkan banyak wawasan baru tentang manajemen konflik. Mereka belajar bahwa tidak semua konflik berdampak negatif; dengan pengelolaan yang tepat, konflik bisa menjadi hal positif. Peserta juga memahami pentingnya menyikapi konflik sebagai tantangan yang memerlukan teori dan pengalaman yang memadai.
  2. Bagian paling menarik dari workshop adalah penggunaan media pembelajaran berupa ringkasan materi (ppt) yang dapat diakses melalui website, serta strategi terbaik dalam mengidentifikasi konflik. Penyelesaian konflik dibahas mendalam, termasuk cara mendengar dan memberikan kesempatan santri menyampaikan pandangan mereka. Kesempatan belajar dari para ahli yang menyampaikan materi dengan gaya humoris, ramah, dan jelas juga menambah daya tarik workshop ini.
  3. Sejauh ini, peserta merasa tidak ada konsep atau topik yang sulit dipahami. Semua materi dapat dipahami dengan baik.
  4. Workshop ini memberikan banyak informasi baru yang mengubah pandangan peserta. Mereka belajar bahwa kegiatan orientasi dalam manajemen konflik di pesantren sangat penting. Sikap yang baik dalam penanganan masalah konflik dan contoh-contoh nyata di pesantren juga menjadi pengetahuan berharga. Pandangan peserta tentang pola asuh yang baik dan perhatian terhadap mereka yang tidak terlibat dalam konflik juga meningkat.
  5. Untuk memperdalam pemahaman, peserta berencana melakukan mini riset untuk memastikan implementasi teori manajemen konflik di pesantren. Mereka akan memahami konflik secara detail, mengoreksi diri dalam menangani konflik, mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari, dan melengkapi pengetahuan dengan kajian empiris dan referensi terkait. Membaca jurnal, buku, dan mencari rujukan di media sosial juga menjadi langkah yang akan diambil.
Workshop ini berhasil membekali asatizah dengan pengetahuan dan keterampilan manajemen konflik yang diharapkan dapat diterapkan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih kondusif di pesantren. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 10 Juli 2024

Sekolah Pascasarjana Universitas Dharmawangsa dan FTIK IAIN Lhokseumawe Resmi Jalin Kerja sama

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 10 Juli 2024 – Dalam rangka menindaklanjuti Memorandum of Agreement (MoA) antara Sekolah Pascasarjana Universitas Dharmawangsa Medan dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe, kedua lembaga pendidikan ini resmi menandatangani perjanjian kerja sama pada hari Rabu, 10 Juli 2024. Penandatanganan ini diwakili oleh Prof. Dr. Kusbianto, M.Hum., Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Dharmawangsa, dan Dr. Jumat Barus, M.S., Dekan FTIK IAIN Lhokseumawe.

Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di kalangan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dari kedua institusi. Fokus utama dari kesepakatan ini adalah pada pembangunan dan peningkatan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang agama, pendidikan, sosial, dan budaya.

Dr. Ahmad Mukhlasin, M.Pd. yang bertugas sebagai delegator Sekolah Pascasarjana Universitas Dharmawangsa menyatakan: "Kami sangat antusias dengan kolaborasi ini yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di kedua institusi." Senada dengan itu, Dr. Jumat Barus, M.S. menambahkan: "Kerja sama ini juga akan mempererat ukhuwah islamiyah antara Sekolah Pascasarjana Universitas Dharmawangsa dan FTIK IAIN Lhokseumawe."

Beberapa poin utama dari kesepakatan ini meliputi:
  1. Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM melalui berbagai program pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan.
  2. Pertukaran informasi dan pengalaman terkait kegiatan akademik dan pengembangan SDM.
  3. Penyediaan tenaga profesional dan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja sama.
  4. Pembiayaan kegiatan kerja sama yang akan ditanggung oleh masing-masing pihak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
Kerja sama ini diharapkan berlangsung secara berkelanjutan dan akan dievaluasi setiap lima tahun sekali. Selain itu, dengan adanya kerja sama ini, Sekolah Pascasarjana Universitas Dharmawangsa dan FTIK IAIN Lhokseumawe berharap dapat saling mendukung dan meningkatkan kualitas pendidikan serta penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat luas. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Minggu, 07 Juli 2024

Mahasiswa Pascasarjana IAIN Lhokseumawe Tampil pada Konferensi Internasional


Rangkang Belajar |
Jakarta – Tujuh mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe berhasil memukau dunia akademis internasional dengan presentasi makalah ilmiah mereka di 2nd International Conference on Islamic and Al Washliyah Studies (ICIAS) 2024 yang diadakan secara virtual pada Sabtu, 6 Juli 2024. Konferensi ini merupakan hasil kerja sama berbagai institusi ternama seperti Lembaga Kajian Strategis Al Washliyah, Majelis Pendidikan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah, Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah, Universitas Al Washliyah Labuhanbatu, Universitas Al Washliyah Medan, dan Journal of Indonesian Ulama.

Enam dari ketujuh mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa Pascasarjana jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Lhokseumawe: Ahmad Zuhdi, Ikramullah, Amiruddin, Mawardi, Muhammad Rizki, dan Teuku Zamanhuri. Sedangkan satu mahasiswa lainnya, Dilla Sri Junidar, sedang menyelesaikan studi di Fakultas Syariah jurusan Ilmu Falak.

Keberhasilan mereka tidak lepas dari bimbingan intensif selama satu semester oleh Dr. Ja’far, M.A., dosen Mata Kuliah Filsafat Hukum Islam. Setiap mahasiswa membawa topik menarik yang merepresentasikan riset mereka:
  1. Ahmad Zuhdi dengan judul makalah "Haiat al-Syabāb al-Ma‘āhid al-Asyiyyah li al-Buhūst al-Islamiyyah.
  2. Ikramullah dengan judul makalah “Abon Aziz Samalanga: Intellectual Biography, Kitab Kuning and Islamic Legal Tradition in Aceh.”
  3. Amiruddin dengan judul makalah “Dayah Salafi and Kitab Kuning in Aceh: A Study of the Role of Dayah Raudhatul Ma‘arif in the Development of Traditional Islamic Traditions.
  4. Mawardi dengan judul makalah “Tgk. H.M. Amin Daud and the Tastafi Movement in Contemporary Aceh.
  5. Muhammad Rizki dengan judul makalah “Fatwas of the Aceh Ulama Council on Contemporary Issues.
  6. Teuku Zamanhuri  dengan judul makalah “An Aceh Ulama’s Critique of the Religious Understanding of Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT).
  7. Dilla Sri Junidar dengan judul makalah “Muhammad Amin At-Tirawi and his Kitab Umdatu ath-Thullab fi Tarikhi al-‘Arab.
Makalah-makalah ini nantinya akan segera diterbitkan oleh penyelenggara konferensi dalam bahasa asing.

Para mahasiswa peserta konferensi merasa sangat bangga atas partisipasi mereka dalam forum internasional tersebut. Ahmad Zuhdi menyatakan, “Alhamdulillah, sebagai mahasiswa, saya sangat senang dapat terlibat aktif sebagai salah satu pembicara dalam konferensi internasional ini.” Mawardi dan Ikramullah juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Ja’far, M.A. atas bimbingan dan fasilitas yang diberikan.

Amiruddin menambahkan, “Sebuah kehormatan yang luar biasa berkesempatan untuk mempresentasikan karya ilmiah di konferensi internasional ini, terutama dapat bertemu dengan para profesor dari dalam dan luar negeri.” Muhammad Rizki menekankan pentingnya konferensi ini dalam menambah wawasan keilmuan Islam dan memberi kesempatan kepada anak muda untuk berkiprah di kancah internasional.

Teuku Zamanhuri juga menyampaikan, “ICIAS 2024 memberi saya wawasan baru tentang studi Islam kontemporer dan kesempatan berharga untuk bertukar ide dengan sesama peneliti.” Dilla Sri Junidar turut berbagi kesan, “Terima kasih kepada panitia penyelenggara kegiatan ini. Semoga Al Washliyah terus menjadi pionir dalam mencerdaskan dan mengayomi umat serta mendukung kegiatan intelektual lainnya.”

Dengan partisipasi yang penuh semangat dan dedikasi, ketujuh mahasiswa IAIN Lhokseumawe ini telah membuktikan kemampuan dan prestasi mereka di tingkat internasional untuk mengharumkan nama almamater. (Ja'far)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 03 Juli 2024

Pendidikan Finansial: Kunci Mencegah Kecanduan Judi Online

Oleh: **Almira Keumala Ulfah, M.Si., Ak., CA., ASEAN CPA.

Pentingnya Pendidikan Finansial di Era Digital
Pendidikan finansial yang memadai adalah fondasi penting bagi kemampuan individu untuk mengelola keuangan mereka dengan bijaksana dan menghindari perangkap yang dapat merugikan mereka secara ekonomi. Namun, di banyak tempat, pendidikan finansial sering kali diabaikan atau tidak diajarkan secara memadai, yang membuat banyak orang rentan terhadap berbagai risiko ekonomi, termasuk kecanduan judi online.

Individu yang tidak memiliki pengetahuan finansial dasar sering kali tidak menyadari risiko yang terkait dengan judi online. Mereka mungkin tidak memahami konsep probabilitas, kerugian jangka panjang, atau house edge yang menguntungkan operator perjudian. Tanpa pemahaman ini, mereka lebih cenderung terlibat dalam perjudian dengan keyakinan yang salah bahwa mereka bisa menang secara konsisten atau mengatasi kerugian mereka dengan terus bermain.

Kurangnya pendidikan finansial dapat mengarah pada keputusan keuangan yang buruk, seperti menggunakan uang yang seharusnya untuk kebutuhan penting (seperti makanan, perumahan, dan pendidikan) untuk berjudi. Individu yang tidak terdidik secara finansial mungkin juga tidak memiliki keterampilan untuk membuat anggaran atau mengelola hutang, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap kerugian finansial yang parah akibat perjudian.

Individu yang tidak memiliki pendidikan finansial mungkin tidak tahu bagaimana cara mengelola hutang mereka dengan efektif. Ketika mereka mengalami kerugian dalam judi online, mereka mungkin beralih ke pinjaman atau kartu kredit untuk mencoba menutup kerugian tersebut, yang sering kali hanya memperburuk masalah keuangan mereka. Siklus hutang ini dapat menjadi sangat sulit untuk diputus, memperburuk ketergantungan mereka pada judi online sebagai cara yang salah untuk mencoba memulihkan kerugian mereka.

Pendidikan finansial yang baik juga mencakup kesadaran tentang tanda-tanda kecanduan judi dan di mana mencari bantuan. Tanpa pengetahuan ini, individu mungkin tidak mengenali ketika mereka atau orang-orang di sekitar mereka mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan judi. Kurangnya kesadaran ini dapat menyebabkan masalah kecanduan yang tidak terdeteksi dan tidak ditangani hingga mereka mencapai tingkat yang berbahaya.

Individu yang tidak memiliki pendidikan finansial yang kuat lebih mudah terpengaruh oleh iklan dan promosi judi online yang menjanjikan keuntungan besar dan cepat. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa iklan ini sering kali menyesatkan dan tidak mencerminkan realitas risiko tinggi yang terlibat dalam judi online. Tanpa kemampuan kritis untuk mengevaluasi informasi ini, mereka lebih rentan untuk terjerumus dalam perjudian.

Kiat untuk Mencegah Kecanduan Judi Online di Kalangan Mahasiswa
  1. Program Edukasi Keuangan Terintegrasi: Perguruan tinggi perlu mengintegrasikan program edukasi keuangan dalam kurikulum mereka. Ini tidak hanya memberikan pengetahuan dasar tentang pengelolaan uang tetapi juga memberikan panduan praktis tentang cara menghindari risiko keuangan, termasuk judi online.
  2. Konseling dan Dukungan Psikologis: Mahasiswa yang mengalami stres atau masalah emosional mungkin lebih rentan terhadap kecanduan judi online. Layanan konseling dan dukungan psikologis di kampus dapat membantu mereka mengatasi masalah ini tanpa harus mencari pelarian melalui judi.
  3. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Positif: Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler atau memiliki hobi cenderung memiliki waktu yang lebih sedikit untuk berjudi online. Keterlibatan dalam kegiatan positif dapat mengalihkan perhatian mereka dari perjudian.
  4. Peningkatan Kesadaran Melalui Seminar dan Workshop: Perguruan tinggi dapat mengadakan seminar atau workshop tentang bahaya judi online dan cara menghindarinya. Program-program ini dapat memberikan informasi penting dan meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang risiko yang terkait dengan judi online.
  5. Pengawasan dan Bimbingan dari Dosen dan Orang Tua: Mahasiswa perlu mendapatkan pengawasan dan bimbingan dari dosen dan orang tua agar mereka tetap berada pada jalur yang benar dalam mengelola keuangan dan menghindari perilaku berisiko.
  6. Akses ke Sumber Daya Edukasi Finansial: Perguruan tinggi dapat menyediakan akses ke sumber daya edukasi finansial, seperti buku, artikel, dan kursus online, yang dapat membantu mahasiswa memahami dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.
Kesimpulan
Kurangnya pendidikan finansial merupakan faktor signifikan yang membuat individu lebih rentan terhadap kecanduan judi online. Pendidikan finansial yang baik tidak hanya memberikan pengetahuan tentang pengelolaan uang, tetapi juga membantu individu memahami risiko, membuat keputusan keuangan yang bijaksana, mengelola hutang, mengenali tanda-tanda kecanduan, dan mengembangkan keterampilan kritis untuk menilai informasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan pendidikan finansial di semua tingkat pendidikan dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk membantu individu mengelola keuangan mereka dengan bijaksana dan menghindari risiko kecanduan judi online.


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 02 Juli 2024

LPPM IAIN Lhokseumawe Targetkan 16 Jurnal Tersubmit Akreditasi di Tahun 2024


Rangkang Belajar | Selasa, 2 Juli 2024 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Lhokseumawe menargetkan 16 jurnal tersubmit untuk akreditasi pada tahun 2024. Untuk mendukung peningkatan mutu jurnal secara berkelanjutan, LPPM melalui Koordinator Rumah Jurnal, Dr. Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I. melaksanakan kegiatan Evaluasi Diri Borang Jurnal dan Sosialisasi Revisi Anggaran 2024. Acara ini diadakan di Fakultas Syariah dan dihadiri oleh para Editor In Chief Jurnal di lingkungan IAIN Lhokseumawe.

Peningkatan mutu jurnal di IAIN Lhokseumawe sangat signifikan. Pada tahun 2022, IAIN Lhokseumawe belum memiliki jurnal terakreditasi, namun kini telah mencapai 9 jurnal terakreditasi dan jumlah tersebut diharapkan terus bertambah.

Kegiatan evaluasi diri bertujuan untuk memaparkan progress akreditasi jurnal dan sosialisasi anggaran. Rektor IAIN Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., sangat mendukung peningkatan kualitas jurnal melalui berbagai kebijakan, termasuk penyediaan anggaran untuk pengelola jurnal, honor penulis, dan proofreading.


Dr. Said Alwi, M.A., Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe mengungkapkan: “Kami sangat bangga dengan kemajuan jurnal di IAIN Lhokseumawe. Target kami adalah mengakreditasi seluruh jurnal yang ada sebelum meningkatkan akreditasi lebih lanjut.” Sementara Dr. Muhammad Anggung, menambahkan: “Saat ini, ajuan akreditasi jurnal tidak dibuka setiap waktu, melainkan per tahapan: bulan Maret, Juli, dan Oktober. Untuk itu kami menargetkan tidak kurang dari 16 jurnal harus tersubmit akreditasi sebelum akhir tahun ini.”

Untuk memenuhi komponen penilaian akreditasi jurnal yang terdiri dari substansi dan manajemen jurnal, diperlukan serangkaian strategi kolaboratif dan kolegial. Dengan dukungan penuh dari seluruh pihak, IAIN Lhokseumawe optimis dapat mencapai target 16 jurnal terakreditasi di tahun 2024.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kuliah Perdana PPG Batch 1 Tahun 2024 IAIN Lhokseumawe

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 1 Juli 2024 – Hari ini menandai dimulainya Perkuliahan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch 1 Tahun 2024 di IAIN Lhokseumawe. Agenda pertama adalah Pembelajaran Pendalaman Materi melalui Modul Pedagogik dengan fokus pada Teori Belajar dan Pembelajaran.

Para mahasiswa memulai kegiatan dengan mengikuti pretest melalui akun Learning Management System (LMS) Space masing-masing. Setelah menyelesaikan pretest, mereka diwajibkan membaca dan meresume modul pendalaman materi yang terbagi menjadi empat Kegiatan Belajar (KB). Tahapan ini bertujuan memastikan mahasiswa memahami dasar-dasar teoritis yang diperlukan.

Selanjutnya, mahasiswa terlibat dalam sesi pembelajaran bersama dosen, termasuk sesi tanya jawab dan diskusi terkait isi modul dan teknis pengerjaan tugas. Proses ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diajarkan dan mempersiapkan mereka secara optimal untuk kegiatan belajar mengajar.

Tim Pengelola PPG IAIN Lhokseumawe mengingatkan pentingnya manajemen waktu yang baik dan disiplin bagi para mahasiswa. Hal ini krusial agar pembelajaran dan perkuliahan berjalan lancar tanpa kendala berarti. Disiplin dalam mengatur waktu juga membantu mahasiswa mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama proses belajar.


Muhammad Rianda, mahasiswa PPG asal sekolah SD Negeri 050697 Tritura menyampaikan kesan pengalaman pertama perkuliahan: “Luar biasa! Demi memperjuangkan status sebagai Guru Profesional, banyak hal yang akan dilalui. Semoga di sini kami memperoleh banyak penguatan ilmu yang telah diberikan oleh bapak dan ibu dosen selama proses PPG ini.” Delly Triana Nasution asal sekolah SD Negeri 050632 Tanjung Keliling juga berkomentar: “Awalnya deg-degan, tapi setelah kenal dengan wali kelas dan dosen yang masyaallah baik-baik, PPG ini menjadi menyenangkan walaupun pusing dengan tugas, tapi tetap seru.” Abdul Hafis asal sekolah SD Negeri 050727 Tanjung Pura Langkat juga menyampaikan kesan yang senada: "Banyak tugas harus dikerjakan, walaupun sulit tetapi tetap menyenangkan. Alhamdulilah dosen pembimbing tetap memberikan arahan-arahan dan motivasi buat kami agar lebih semangat dan penuh keyakinan bahwa kami bisa menjalani dan melewati proses ini dengan capaian terbaik.

Dengan semangat tinggi dan dukungan penuh dari dosen serta tim pengelola, diharapkan para mahasiswa PPG Batch 1 Tahun 2024 dapat menjalani perkuliahan dengan baik dan mencapai hasil maksimal. (Fadhlur R & Dwhy D)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Ikuti Channel YouTube

Connect