Sabtu, 12 Juli 2025
Kamis, 10 Juli 2025
Inisiatif Mandiri Berbuah Prestasi: Mahasiswa PAI Harumkan Nama UIN SUNA Lhokseumawe di Ajang Nasional
Minggu, 06 Juli 2025
STAI Darul Arafah Deli Serdang Lakukan Benchmarking ke UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe
Jumat, 04 Juli 2025
Penantian Panjang Berbuah Manis: Prodi PAI Raih Predikat Unggul, UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Kian Bersinar
Kamis, 26 Juni 2025
Pentas Seni Santri Darularafah Raya Ramaikan Tanah Gayo: Pagelaran Seni, Lomba Tiga Bahasa, dan Khitanan Massal Jadi Panggung Silaturahmi
Sabtu, 14 Juni 2025
Pascasarjana UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Perkuat Kolaborasi Akademik melalui Visiting Lecturer Program Doktoral
Sabtu, 07 Juni 2025
Semangat Kurban UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe: Momentum Berbagi dan Merawat Spirit Keikhlasan
Kamis, 15 Mei 2025
Asesmen Lapangan PAI IAIN Lhokseumawe: Ikhtiar Berat Mempertahankan Predikat Unggul
Minggu, 04 Mei 2025
Alumni Sambut Hangat Kunjungan Pimpinan Pesantren Darul Arafah Raya: Menjalin Ukhuwah, Menguatkan Sinergi, Menebar Manfaat
Kamis, 01 Mei 2025
Publikasi Buku Dosen PAI FTIK IAIN Lhokseumawe
Sejarah Pendidikan Islam

Penulis:
1. Dr. Noer Rohmah, M.Pd.I.
2. Dr. Agus Salim Salabi, M.A.
Halaman: x, 200 hlm, Uk: 14.2x20 cm
ISBN: 978-623-89766-7-6
Diterbitkan dan ditetak pertama kali oleh Jakad Media Publishing
Cetakan: Maret 2025
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja: Memulai Konsep Pendidikan Islam

Penulis: Dr. Saiful Bahri, S.Pd.I., M.A.
Ukuran: 15,5 x 25,5 cm
ISBN : (Dalam Proses pengajuan ISBN)
Penerbit: BANDAR PUBLISHING, Lamgugob, Syiah Kuala. Banda Aceh. Provinsi Aceh.
Pembelajaran Materi Pendidikan Akhlak
-1_001.png)
Penulis: Dr. Husaini, M.Ag.
Editor: Dr. Syahrizal, M.Ag.
ISBN : 978-623-6853-13-9
Membumikan Pendidikan Akhlak: Konsep, Strategi, dan Aplikasi

Penulis: Dr. Saiful Bahri, M.A.
Editor: Dwi Fadhila
Desainer: Widiyana
ISBN: 978-623-176-053-1
Jumlah Halaman: viii + 112 hlm
Ukuran: 14,8 x 21 cm
Pendidikan Bagi Perempuan (Suatu Analisis dalam Perspektif Islam)

Penulis: Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag.
Penerbit: CV. Pusdikra Mitra Jaya, Medan
Cetakan Pertama: Oktober 2021
Desain Sampul: Pusdikra Team
ISBN: 978-623-6853-51-1
Kamis, 24 April 2025
Buku: Sejarah Pendidikan Islam
Book Review
Penulis:2. Dr. Agus Salim Salabi, M.A.
Halaman:
x, 200 hlm, Uk: 14.2x20 cm
ISBN: 978-623-89766-7-6
Diterbitkan dan ditetak pertama kali oleh Jakad Media Publishing
Cetakan: Maret 2025
Buku Sejarah Pendidikan Islam ini hadir dengan kekuatan yang menonjol, baik dari segi sistematika penulisan maupun kedalaman substansi. Penulis menyusun buku ini dalam sembilan bagian besar yang disusun secara kronologis dan tematik, mulai dari masa Nabi Muhammad SAW hingga era modern pascakemerdekaan, termasuk dinamika pendidikan di lingkungan pesantren. Struktur pembahasan yang sistematis dan menyeluruh menjadikan alur isi buku mudah diikuti oleh pembaca, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi pendidikan.
Salah satu kekuatan utama buku ini terletak pada penggabungan narasi historis dan teologis yang seimbang. Fakta-fakta sejarah, tokoh-tokoh penting, serta institusi pendidikan Islam disajikan secara mendalam, disertai dengan penguatan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan kutipan para ulama klasik. Hal ini menjadikan isi buku tidak hanya informatif secara historis, tetapi juga kaya secara spiritual dan keislaman.
Cakupan materi yang disajikan pun sangat luas, meliputi aspek sosial-politik, lembaga-lembaga pendidikan Islam, metode pembelajaran, kurikulum, serta pemikiran tokoh-tokoh pembaruan dari berbagai periode. Menariknya, penulis juga memberikan perhatian yang proporsional terhadap konteks lokal, khususnya perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Bahasa yang digunakan relatif jelas, akademis, dan menggunakan gaya deskriptif-analitis yang cocok untuk buku ajar atau referensi bagi mahasiswa dan dosen di bidang studi pendidikan Islam.
"Temukan Jejak Gemilang Pendidikan Islam dari Zaman Nabi hingga Era Modern dalam Satu Buku Komprehensif"
Buku Sejarah Pendidikan Islam karya Dr. Noer Rohmah, M.Pd.I. dan Dr. Agus Salim Salabi, M.A. merupakan referensi penting bagi siapa saja yang ingin memahami dinamika pendidikan Islam dari masa ke masa. Disusun secara kronologis dan tematik dalam sembilan bab utama, buku ini membawa pembaca menelusuri perjalanan pendidikan Islam—dari masa Nabi Muhammad SAW, era Khulafaur Rasyidin, kejayaan peradaban Islam, hingga perkembangan pendidikan di pesantren dan era kemerdekaan Indonesia.
Tidak hanya menyajikan data sejarah, buku ini juga menghadirkan narasi teologis yang memperkaya makna. Ayat-ayat Al-Qur’an dan kutipan dari para ulama besar disandingkan dengan catatan historis, menciptakan nuansa akademik yang bernapas spiritual. Cakupan materinya sangat luas, mencakup aspek sosial, politik, lembaga pendidikan, metode pengajaran, kurikulum, serta pemikiran tokoh-tokoh pembaharu dalam Islam, baik di dunia Islam secara global maupun dalam konteks lokal Indonesia.
Gaya penulisan yang deskriptif dan analitis membuat buku ini mudah dipahami sekaligus sarat dengan pemikiran reflektif. Sangat cocok digunakan sebagai buku ajar untuk mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, baik di jenjang S-1, maupun S-2. Bagi dosen dan pengampu mata kuliah terkait, buku ini menjadi sumber yang kaya untuk membangun diskusi ilmiah di kelas. Sementara bagi mahasiswa, buku ini akan menjadi teman belajar yang membuka cakrawala baru tentang akar dan arah pendidikan Islam. (Admin)
Dengan penerbitan dalam format e-book, buku ini dapat diakses/disitasi melalui platform Google Book kapan saja dan di mana saja.
🎓 Mari jadikan buku Sejarah Pendidikan Islam ini sebagai rujukan utama untuk memperkaya wacana dan memperkuat fondasi keilmuan pendidikan Islam kita!
Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:Sabtu, 12 April 2025
Dosen IAIN Lhokseumawe dan UIM Gagas Program TEN: Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Madrasah
Sabtu, 05 April 2025
Dari Swafoto ke Sitasi: Saatnya Mahasiswa Membangun Branding Akademik di Era Digital
"Dunia digital bukan hanya tempat untuk dilihat—tetapi untuk memberi dampak. Mahasiswa dan pelajar lainnya bukan hanya pengguna, tapi bisa menjadi pencipta arus. Kelak, bukan wajah kita yang dikenang publik, melainkan karya kita yang berbicara panjang setelah kita diam"
Di era digital yang semakin tak terelakkan, media sosial dan dunia maya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari para pembelajar. Namun sayangnya, ruang digital yang begitu luas itu justru lebih banyak dipenuhi oleh aktivitas personal dan ekspresi narsistik, seperti swafoto dan unggahan yang cenderung minim nilai edukatif. Tak sedikit mahasiswa yang menguasai algoritma media sosial, tetapi belum menguasai ruang-ruang sitasi akademik.
Pertanyaannya, mengapa ruang digital yang begitu besar tidak kita manfaatkan untuk membangun citra akademik kita sebagai pembelajar? Sudah saatnya kita menggeser arah: dari sekadar eksis menjadi produktif, dari hanya membagikan aktivitas harian menjadi membagikan pencapaian ilmiah. Dari hanya memikat “likes”, menuju meraih pengakuan ilmiah dan kolaborasi intelektual.
Pembelajar dan Branding Akademik: Sebuah Keniscayaan
Era digital tidak hanya menuntut mahasiswa untuk cerdas, tetapi juga mampu membangun identitas dan eksistensi akademik secara daring. Dunia sedang berubah. Portofolio ilmiah digital kini lebih berbobot dibanding sekadar CV yang diketik rapi. Dunia akademik kini menilai bukan hanya dari ijazah, tapi dari jejak digital—termasuk publikasi, kolaborasi, dan keterlibatan dalam diskusi ilmiah daring.
Branding akademik bukan berarti pamer, melainkan memperlihatkan karya agar bermanfaat bagi orang lain. Ini adalah cara untuk menyebarkan ilmu, menunjukkan kompetensi, dan membuka peluang kolaborasi lintas kampus bahkan negara.
Platform Akademik: Panggung Baru Pembelajar
Beruntung, dunia digital menyediakan banyak ruang dan alat untuk membangun jejak akademik. Beberapa platform yang bisa digunakan antara lain:
1. Google Scholar; Platform ini memungkinkan mahasiswa mempublikasikan makalah, skripsi, hingga jurnal yang dapat diakses secara luas dan gratis. Tak hanya itu, Google Scholar menyediakan data sitasi dan indeks pengaruh dari karya yang dipublikasikan.
2. ResearchGate; Dengan nuansa mirip jejaring sosial, ResearchGate cocok untuk mahasiswa yang ingin aktif dalam diskusi dan interaksi dengan akademisi global. Fitur unggah karya, statistik pembaca, serta forum tanya-jawab membuat platform ini sangat hidup.
3. Academia.edu; Platform ini cocok untuk menjangkau khalayak luas. Mudah digunakan, sering muncul di hasil pencarian Google, serta menyajikan statistik pembaca dan penyebaran karya.
Tampil Beda, Karena Ilmu Butuh Disuarakan
Dalam Islam, menyampaikan ilmu bukan hanya anjuran, tetapi kewajiban moral dan spiritual. Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
Hadis ini menjadi dasar penting bahwa setiap insan berilmu, tak terkecuali mahasiswa, memiliki kewajiban menyampaikan ilmu yang dimiliki, sekecil apapun. Di era digital, menyuarakan ilmu di platform daring menjadi cara paling efektif untuk menyebarkannya kepada khalayak luas.
Lebih dari itu, Islam memuliakan orang-orang yang berilmu. Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Tampil beda dengan menyuarakan ilmu bukan hanya upaya membangun citra akademik, tapi juga bentuk ibadah dan kontribusi nyata kepada umat. Ini adalah bentuk dakwah intelektual, yang tak kalah penting dari dakwah lisan maupun perbuatan.
Mengunggah pencapaian akademik bukan soal kesombongan, melainkan bentuk keberanian intelektual di tengah arus besar konten yang lebih sering menampilkan gaya hidup, hiburan, dan hiburan visual semata. Ketika media sosial didominasi oleh hal-hal yang kurang bernilai edukatif, justru di situlah ruang kosong yang bisa diisi oleh para pembelajar. Inilah saatnya mahasiswa dan pelajar hadir sebagai suara alternatif; suara yang menyampaikan pengetahuan, pengalaman riset, refleksi akademik, bahkan ide-ide segar yang lahir dari ruang-ruang diskusi ilmiah.
Mereka yang berani tampil beda dengan memperlihatkan proses belajar, kutipan buku yang mencerahkan, bahkan potongan hasil penelitian yang dikemas menarik, sedang menanam jejak kontribusi dalam ekosistem digital yang lebih sehat. Ingat, dunia digital bukan hanya tempat untuk dilihat—tetapi untuk memberi dampak. Mahasiswa bukan hanya pengguna, tapi bisa menjadi pencipta arus. Saat kita mem-posting karya akademik, kita sedang memutus rantai pasifisme digital dan mengajak audiens berpikir, berdiskusi, dan—pada akhirnya—berubah. Maka dari itu, tampilkan ilmu, bukan hanya karena itu milik kita, tapi karena ilmu butuh disuarakan.
Penutup: Dunia Butuh Pembelajar yang Berani Tampil
Di tengah perubahan zaman yang bergerak cepat, dunia tidak lagi hanya membutuhkan lulusan yang cerdas secara akademik, tapi juga pembelajar yang berani menampilkan kecerdasannya ke ruang publik. Ini bukan tentang menjadi terkenal, melainkan tentang menjadi relevan. Ketika seorang mahasiswa mulai menunjukkan karya tulisnya, merekam refleksi belajarnya, atau membagikan pemikiran kritisnya di media sosial atau platform ilmiah, maka ia sedang menunaikan tugas moral sebagai insan akademik—menyebarkan cahaya ilmu.
Ketika seorang mahasiswa berani menunjukkan karya ilmiahnya ke ruang publik, sejatinya ia sedang menunaikan amanah keilmuan yang telah Allah titipkan padanya. Islam mengajarkan bahwa ilmu adalah amanah yang harus ditunaikan, bukan disimpan untuk kepentingan pribadi.
“Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu, lalu ia menyembunyikannya, maka ia akan dikekang dengan kekangan dari api neraka pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Hadis tersebut menegaskan bahwa menyampaikan ilmu adalah bagian dari tanggung jawab moral seorang pembelajar. Dunia digital menjadi salah satu wasilah (media) untuk menunaikan tanggung jawab ini dengan lebih luas dan berdampak.
Mahasiswa hebat bukan hanya yang mendapatkan nilai tinggi, tetapi juga yang berani membuka percakapan ilmiah, menanggapi isu dengan perspektif akademik, serta menginspirasi pembelajar lainnya untuk berkembang. Dunia digital adalah panggung besar, dan pembelajar harus tampil bukan sebagai pengikut tren, tetapi sebagai pemantik arah. Mari ubah cara kita tampil—bukan hanya untuk eksistensi, tapi untuk kontribusi. Karena kelak, bukan wajah kita yang dikenang publik, melainkan karya kita yang berbicara panjang setelah kita diam.
** Agus Salim Salabi, Dosen IAIN Lhokseumawe (Google Scholar - ResearchGate - SINTA)
Sabtu, 22 Maret 2025
IAIN Lhokseumawe Perkuat Reputasi Akademik: 15 Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional
- Idarah: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan mengalami lonjakan signifikan dengan naik dari peringkat 4 ke peringkat 2.
- ITQAN: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan berhasil meningkatkan akreditasi dari peringkat 5 ke peringkat 3.
- Liwaul Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Masyarakat Islam, Al Mabhats: Jurnal Penelitian Sosial Agama, serta Saree: Research in Gender Studies memperoleh akreditasi baru di peringkat 4.
- Literatur: Jurnal Bahasa dan Sastra dan AT-TIJARAH: Jurnal Penelitian Keuangan dan Perbankan Syariah memperoleh akreditasi baru di peringkat 5.
- J-ISCAN: Journal of Islamic Accounting Research dan Jurnal Ekonomi Syariah, Akuntansi dan Perbankan (JESKaPe) mampu mempertahankan peringkat akreditasi di peringkat 5.