Carousel

Selasa, 08 Oktober 2024

Mahasiswa PPL IAIN Lhokseumawe Berperan Aktif dalam Persiapan Perkemahan Tunas Remaja SMPN 13 Lhokseumawe



Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 08/10/2024 – Mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang tengah melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 13 Lhokseumawe aktif berpartisipasi dalam mendampingi Pramuka Muda sekolah tersebut dalam persiapan menjelang Perkemahan Tunas Remaja ke-X. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa PPL dalam mendukung kegiatan kepanduan yang melatih keterampilan dan kebersamaan di kalangan siswa.

Dua hari menjelang pelaksanaan perkemahan, suasana di SMP Negeri 13 Lhokseumawe terlihat semakin sibuk. Para siswa yang tergabung dalam Pramuka, dibantu oleh mahasiswa PPL untuk bekerja sama dengan Al-Fadri selaku pembina Pramuka sekolah. Berbagai keperluan dipersiapkan untuk memastikan kelancaran acara di Bumi Perkemahan Arun, Lhokseumawe.


Beberapa persiapan yang dilakukan antara lain pembuatan dan pengecatan pagar, pembuatan gapura, pengecatan kayu stok, serta pembuatan tempat lampu lampion. Dengan kerja sama yang solid, mereka mampu menyelesaikan sebagian besar tugas tersebut. "Persiapan sudah mencapai 90 persen dan saya memastikan bahwa SMP Negeri 13 Lhokseumawe siap menghadapi Perkemahan Tunas Remaja hari Kamis nanti," ujar Al-Fadri, pembina Pramuka sekolah tersebut.

Perkemahan Tunas Remaja ke-X ini rencananya akan dilaksanakan mulai 10 hingga 14 Oktober 2024, di mana peserta dari berbagai sekolah di Lhokseumawe akan mengikuti beragam kegiatan yang mengasah keterampilan, kreativitas, serta rasa tanggung jawab melalui berbagai aktivitas berkemah.

Peran aktif mahasiswa PPL, salah satunya adalah Muhammad Fadhil dari Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Lhokseumawe, tidak hanya mendukung kesiapan teknis, tetapi juga memperlihatkan komitmen mereka dalam memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan dan pengembangan karakter generasi muda. (M. Fadhil)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 04 Oktober 2024

Dayah Ulumuddin Melaksanakan Workshop Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah: Mewujudkan Pendidik yang Siap Menghadapi Merdeka Belajar

Lhokseumawe, 4 Oktober 2024 – Dalam upaya meningkatkan kompetensi para pendidik, Dayah Ulumuddin yang berlokasi di Desa Uteun Kot, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe berhasil menggelar workshop bagi kalangan guru dayah di lingkungan Dayah Ulumuddin dengan tema "Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah di Era Digital". Acara ini dihadiri oleh ustaz dan ustazah dari berbagai jenjang pendidikan yang bernaung di dayah tersebut, menunjukkan semangat tinggi untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang semakin digital dan juga perubahan kurikulum saat ini.

Workshop ini dibuka dengan pengantar dari Ketua Pelaksana, Musdar, M.Pd., yang sering disapa dengan panggilan Abi Musdar, Dalam sambutannya, Abi Musdar, yang juga menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah mengungkapkan harapannya agar workshop ini menjadi momen penting bagi guru-guru untuk meningkatkan kompetensi mereka, khususnya dalam menghadapi tantangan di era digital dan perkembangan Kurikulum Merdeka. Ia menekankan bahwa pendidikan adalah salah satu kunci untuk membangun generasi yang siap bersaing dan berkontribusi dalam masyarakat. Abi Musdar juga mendorong para pendidik untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan yang ada, tetapi terus belajar dan berinovasi demi kemajuan pendidikan di dayah.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua sesi, pagi dan siang hari, di mana pada sesi pertama diisi dengan materi tentang “Penerapan Literasi Numerasi Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila”, yang membekali peserta dengan strategi konkret dalam menerapkan profil Pancasila dalam pembelajaran. Ini merupakan langkah penting untuk mendukung program pendidikan nasional yang lebih inklusif dan relevan.

Sesi kedua, yang berlangsung setelah Salat Jumat, menghadirkan Dr. Agus Salim Salabi, M.A., Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam di FTIK IAIN Lhokseumawe, sebagai pembicara utama. Dalam sesi ini, Dr. Salabi mnyampaikan materi tentang “Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah (Slide Materi dapat diunduh di sini)”, beliau memaparkan pentingnya mengoptimalkan kompetensi guru di era digital, terutama dalam menghadapi perubahan kurikulum dan tuntutan siswa yang semakin variatif. Pembicaraan berlangsung dalam suasana diskusi santai di musalla santriwati, di mana peserta aktif bertukar pikiran mengenai tantangan yang mereka hadapi dan strategi untuk mengatasinya.
Beberapa poin penting yang diungkapkan dalam workshop ini adalah hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 72,3% guru dayah merasa terpanggil untuk mengabdi. Namun, mereka juga dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain keterbatasan sumber daya (27,7%), kebutuhan untuk melek digital (38,3%), perubahan kurikulum (57,4%), minimnya pelatihan yang relevan (68,1%), dan kurangnya minat untuk pengembangan diri (21,3%).

Menariknya, para peserta sepakat bahwa pengembangan diri melalui pelatihan berkelanjutan adalah kunci untuk tetap relevan dalam dunia pendidikan yang terus berubah. Mereka juga membahas pemanfaatan media sosial dan platform digital sebagai alat pendukung dalam proses pembelajaran.

Dari hasil refleksi kegiatan, peserta berkomitmen untuk mengoptimalkan berbagai aspek kompetensi mereka. Dalam hal kompetensi pedagogik, mereka akan mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif. Untuk kompetensi sosial, mereka berencana meningkatkan komunikasi dengan wali santri dan menjalin hubungan baik dengan rekan kerja. Sementara untuk kompetensi profesional, mereka akan fokus pada pengembangan diri, pelatihan kurikulum, pemanfaatan aplikasi digital, dan pemahaman teknologi. Adapun dalam pengembangan kompetensi kepribadian, mereka akan melakukan muhasabah, eksplorasi online, dan penguatan nilai karakter guru.

Dengan antusiasme yang tinggi, peserta memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini dan berharap agar workshop serupa dapat diadakan secara berkala, dengan materi yang lebih spesifik terutama mengenai pengelolaan kelas dan teknologi pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi para pendidik di dayah untuk terus meningkatkan kompetensi mereka, sekaligus menjawab tuntutan zaman yang semakin menuntut digitalisasi dalam dunia pendidikan. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:
Cloud Hosting Indonesia

Selasa, 01 Oktober 2024

MAN 1 Plus Keterampilan Langsa: Madrasah dengan Visi Besar untuk Mencetak Generasi Mandiri dan Terampil

**Oleh: Agus Salim Salabi

Langsa, dalam kunjungan ke MAN 1 Plus Keterampilan, tergambar bahwa: 

"MAN 1 Plus Keterampilan Langsa adalah contoh nyata bagaimana pendidikan vokasi di madrasah dapat membekali generasi muda dengan keahlian yang siap pakai, sambil tetap menanamkan nilai-nilai agama yang kuat."


MAN 1 Plus Keterampilan Langsa, yang berlokasi di Sungai Lhueng, Langsa Timur, di bawah kepemimpinan Teuku Juliadi, ST., MT., telah mencapai prestasi yang luar biasa dengan menyandingkan pendidikan agama dan keterampilan vokasi dalam kurikulumnya. Madrasah ini menjadi pionir dalam mengintegrasikan keterampilan praktis ke dalam pendidikan agama, sebuah langkah inovatif yang membekali para siswa dengan pengetahuan keagamaan serta keterampilan hidup yang relevan di era modern.

Madrasah ini berkomitmen pada visinya: “Menyiapkan generasi muda muslim yang bertakwa kepada Allah swt., terampil, mandiri, dan visioner”. Visi ini tercermin jelas dalam setiap program yang dijalankan, termasuk keterampilan vokasi yang dilaksanakan pada sore hari setelah jam pembelajaran formal. Program keterampilan tersebut mencakup tata busana, pengelasan, dan elektronik, memberi siswa bekal yang sangat berharga untuk masa depan mereka.

Salah satu pencapaian menonjol dari program ini adalah kemampuan madrasah dalam memproduksi seragam sekolah sendiri, yang juga melibatkan para lulusan yang telah mendirikan usaha menjahit. Ini bukan hanya sekadar proyek keterampilan, tetapi merupakan bagian dari visi besar madrasah untuk mencetak generasi mandiri yang mampu berkontribusi langsung dalam perekonomian keluarga maupun masyarakat. Para siswa dilatih agar memiliki keterampilan yang tidak hanya membantu mereka melanjutkan pendidikan, tetapi juga menjadi modal berharga dalam dunia kerja.
Selain itu, keterampilan pengelasan menjadi salah satu keunggulan lainnya yang ditawarkan oleh madrasah ini. Para siswa diajarkan untuk menguasai teknik pengelasan yang dapat diterapkan dalam industri konstruksi dan manufaktur. Keterampilan ini sangat dibutuhkan di pasar tenaga kerja, baik di sektor lokal maupun nasional. Dengan keterampilan pengelasan yang dikuasai, siswa tidak hanya memiliki peluang kerja yang lebih luas tetapi juga mampu membuka usaha sendiri di bidang tersebut. Pelatihan pengelasan yang diberikan diharapkan dapat membekali siswa dengan kemampuan teknis yang kuat, menjadikan mereka individu mandiri dan kompetitif di dunia kerja.

Namun, untuk mencapai potensi penuh dari visi tersebut, tantangan berupa keterbatasan sarana dan prasarana harus segera diatasi. Mesin jahit yang digunakan masih terbatas, begitu pula dengan peralatan elektronik dan pengelasan yang tersedia. Tanpa dukungan yang memadai dari pemerintah daerah dan pusat, potensi besar ini dapat terhambat.

Dukungan nyata dalam bentuk penyediaan fasilitas tambahan dan modernisasi peralatan sangat diperlukan agar madrasah ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi para siswa. Selain itu, perhatian juga harus diberikan terhadap pengembangan sumber daya manusia, khususnya para pengajar keterampilan. Pelatihan dan kegiatan peningkatan keahlian sangat diperlukan bagi pengajar seperti Humaira Zamzami, S.Pd. pada unit keterampilan tata busana, Drs. Kadarman pada unit keterampilan pengelasan, dan Rosadi, S.Pd. pada unit keterampilan elektronik. Dukungan berupa pelatihan tambahan atau penambahan personil juga menjadi kebutuhan penting agar kegiatan keterampilan para siswa dapat terlaksana dengan lebih optimal.

MAN 1 Plus Keterampilan Langsa adalah contoh nyata bagaimana pendidikan vokasi di madrasah dapat membekali generasi muda dengan keahlian yang siap pakai, sambil tetap menanamkan nilai-nilai agama yang kuat. Madrasah ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang bagi siswa untuk bertransformasi menjadi individu yang produktif dan mandiri.

Jika pemerintah serius ingin melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan generasi muda yang lebih siap menghadapi masa depan, sudah saatnya program seperti ini mendapat perhatian lebih. Peningkatan fasilitas dan sumber daya bukan hanya merupakan investasi dalam pendidikan, tetapi juga investasi dalam masa depan bangsa.

Dengan visi yang kuat dan dedikasi dari para pendidik, dukungan penuh dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk memastikan program keterampilan ini terus berlanjut dan berkembang, sehingga lulusan MAN 1 Plus Keterampilan Langsa dapat terus berkontribusi bagi masyarakat dan menjadi kebanggaan bangsa. (Salabi)

**Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Hasil Karya Siswa MAN1 Plus Keterampilan Langsa dapat disimak dalam video berikut:
 
Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 24 September 2024

Tarbiyah Fair 2024: Lomba Tartil Qur'an Ciptakan Generasi Rabbani Berjiwa Qur’ani



Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 24 September 2024 – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe kembali menggelar acara akbar "Tarbiyah Fair" dengan salah satu kegiatan unggulan, yakni Lomba Tartil Qur'an yang mengusung tema "Mewujudkan Generasi Rabbani dengan Spirit Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ-PAI). Lomba ini diikuti oleh tidak kurang dari 30 perwakilan sekolah menengah atas sederajat dari wilayah Lhokseumawe, menciptakan antusiasme yang tinggi di kalangan pelajar.

Dalam sambutannya, Ketua Jurusan PAI, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., menyampaikan bahwa Lomba Tartil Qur’an ini bukan sekadar kompetisi, tetapi merupakan salah satu cara membumikan Al-Qur'an di tengah masyarakat. "Lomba ini hanyalah salah satu indikator dari usaha kita. Indikator penting lainnya adalah bagaimana kita mampu mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan III FTIK, Dr. Syarifah Rahma, M.Ag., yang dalam pesannya menekankan pentingnya memahami ayat pertama yang diturunkan, "Iqra’ bismi Rabbika allazī khalaq." Menurutnya, perintah ini bukan hanya soal membaca teks, tetapi juga memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an serta membaca tanda-tanda kehidupan.

Kesuksesan acara ini tidak terlepas dari kerja keras panitia yang dipimpin oleh Ketua HMJ PAI, M. Hafidh Naufaldi, beserta jajarannya, termasuk Wakil Ketua HMJ PAI, Mohd. Rifky Abdallah, Ketua Panitia Abdul Aziz Yuda Hermawan, Sekretaris Acara Lutfiyani, dan seluruh tim panitia. Mereka berhasil menyelenggarakan kegiatan yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga penuh makna, menciptakan momen berharga bagi generasi muda dalam menggali dan menghayati nilai-nilai Al-Qur'an.

Lomba Tartil Qur'an di Tarbiyah Fair 2024 ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi para peserta untuk lebih mendalami Al-Qur’an, tidak hanya dalam pengucapan yang indah tetapi juga dalam aplikasinya di kehidupan sehari-hari. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Senin, 23 September 2024

IAIN Lhokseumawe Mantapkan Langkah Menuju Akreditasi Unggul melalui Pendampingan Program Studi

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 23 September 2024 – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan "Pendampingan Program Studi Menuju Unggul", Senin, 23 September 2024. Acara ini diadakan di Gedung Laboratorium Center IAIN Lhokseumawe dengan peserta yang diundang antara lain Wakil Rektor I (Bidang Akademik dan Kelembagaan), seluruh Dekan, Wakil Dekan I, Direktur Pascasarjana, Wakil Direktur Pascasarjana, serta tim borang dari beberapa program studi, termasuk Pendidikan Agama Islam, Tadris Bahasa Inggris, Hukum Keluarga Islam, Bimbingan dan Konseling Islam, dan Magister Hukum Keluarga Islam.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor I IAIN Lhokseumawe yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan pendampingan ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan akreditasi program studi di lingkungan kampus. "Pendampingan ini adalah wujud komitmen kita dalam memastikan setiap program studi dapat memenuhi standar unggul yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi nasional dan internasional," ungkapnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi review Borang Dokumen Kinerja Program Studi (DKPS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED) yang berbasis instrumen dari Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi (LAMEMBA), Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), serta Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Bertindak sebagai narasumber utama, Dr. Nashirudin, M.A., M.Ag. dari UIN Raden Mas Said Surakarta. Para peserta diajak dan dipandu untuk memahami lebih dalam tentang penyusunan dokumen akreditasi yang memenuhi standar penilaian dari berbagai lembaga tersebut.

Sekretaris LPM IAIN Lhokseumawe, Samsul Bahri, M.Pd. menyampaikan harapannya agar kegiatan pendampingan ini dapat membantu setiap program studi untuk lebih siap menghadapi proses akreditasi dan mencapai predikat unggul. "Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, setiap program studi bisa lebih solid dalam penyusunan dokumen akreditasi, sehingga tujuan untuk meraih akreditasi unggul bisa tercapai," ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak bagi program studi di IAIN Lhokseumawe untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan serta layanan akademik, sesuai dengan visi institusi untuk menjadi kampus yang unggul di tingkat nasional dan internasional. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 20 September 2024

MAN 1 Samarinda: Melirik Madrasah dengan Keunggulan Keterampilan dan Riset di Kalimantan Timur

**Oleh: Agus Salim Salabi

Samarinda, dalam kunjungan perdana ke MAN Plus Keterampilan kali ini, terlihat bahwa: 

"Integrasi antara agama dan keterampilan praktis menjadikan para siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata."

Ketika berbicara tentang lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk mencetak generasi berdaya saing tinggi, MAN 1 Samarinda layak mendapat sorotan khusus. Berlokasi di Jl. Pangeran Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, madrasah ini bukan hanya sebuah institusi pendidikan agama, tetapi sebuah entitas yang memadukan nilai-nilai spiritual dengan keterampilan dan riset modern. Di bawah kepemimpinan Drs. H. Dede Rohimat, M.Pd., MAN 1 Samarinda telah mengukuhkan dirinya sebagai pionir pendidikan keterampilan di Kalimantan Timur.

Penting untuk disadari bahwa MAN 1 Samarinda lebih dari sekadar madrasah biasa. Madrasah ini adalah model keberhasilan dalam menggabungkan nilai-nilai agama dengan keterampilan hidup (life skills) yang relevan dengan perkembangan zaman. Melalui penetapan sebagai Madrasah Aliyah Plus Keterampilan pada tahun 2020, MAN 1 Samarinda tidak hanya membekali siswa dengan ilmu agama yang kokoh, tetapi juga membuka peluang luas bagi mereka untuk menguasai berbagai keterampilan teknis yang dibutuhkan di dunia kerja. Lima program keterampilan unggulan seperti Tata Boga, Tata Busana, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Pengelasan, dan Teknik Komputer dan Jaringan adalah contoh nyata bagaimana madrasah ini melampaui ekspektasi sebagai pusat pembelajaran agama.

Namun, keunggulan MAN 1 Samarinda tidak berhenti di sini. Sebagai Madrasah Penyelenggara Riset, madrasah ini memberikan wadah bagi para siswa untuk menggali dan mengembangkan potensi intelektual mereka. Program riset yang dikembangkan di sini telah menjadi katalisator bagi tumbuhnya inovasi dan prestasi akademik siswa. Ini bukan sekadar pencapaian akademis, tetapi juga bukti nyata bahwa pendidikan di madrasah bisa sejalan dengan kebutuhan zaman modern yang menuntut kreativitas dan daya saing tinggi.

Ketika banyak orang masih terjebak dalam stereotip lama bahwa madrasah hanya mengajarkan ilmu agama, MAN 1 Samarinda membuktikan sebaliknya. Melalui keterampilan Tata Boga, siswa berhasil memproduksi makanan ringan yang selalu laris manis menjadi jajanan warga madrasah. Di bidang Tata Busana, kreativitas siswa terlihat dalam beberapa rancangan pakaian tradisional yang dipamerkan di galeri sekolah. Di bengkel madrasah, keterampilan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif yang dikuasai siswa memungkinkan mereka memberikan layanan perbaikan dan service kendaraan bermotor. Ini semua tak terlepas dari intensitas dan keikhlasan para guru pembimbing yang bahkan mereka menjadi ahli dalam bidangnya berkat pembelajaran otodidak yang mereka lakukan. Produk inovatif yang dihasilkan dari Teknik Pengelasan memperlihatkan sejauh mana madrasah ini mampu membentuk generasi produktif dan mandiri.

Pencapaian ini tentu bukan sekadar angka di atas kertas. MAN 1 Samarinda telah berhasil menunjukkan bahwa lulusan mereka tidak hanya siap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi juga siap berwirausaha atau langsung terjun ke dunia kerja dengan bekal keterampilan. Ini menjadi salah satu keunggulan nyata yang ditawarkan MAN 1 Samarinda: "Integrasi antara agama dan keterampilan praktis yang menjadikan para siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata."

Tidak bisa disangkal, citra madrasah ini sebagai lembaga yang beradaptasi dengan perubahan zaman semakin kuat dengan penerapan teknologi digital. Keberadaan platform website (https://www.man1samarinda.sch.id) interaktif yang memudahkan akses informasi menjadi bukti nyata bahwa MAN 1 Samarinda serius dalam mendukung pembelajaran di era teknologi. Ini adalah langkah penting dalam menjawab tantangan pendidikan di masa depan, di mana teknologi digital akan terus memainkan peran sentral.

Secara keseluruhan, MAN 1 Samarinda adalah contoh ideal bagaimana lembaga pendidikan agama dapat mengadopsi pendekatan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar yang dipegang teguh. Dengan visi yang kuat, kepemimpinan yang bijaksana, dan inovasi yang terus berkembang, madrasah ini tidak hanya berhasil mendidik siswa untuk menjadi pribadi yang berkarakter, tetapi juga memberikan mereka bekal keterampilan dan pengetahuan untuk sukses di berbagai bidang kehidupan.

**Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 17 September 2024

Supermoon: Menikmati Panorama Langit Sambil Mewaspadai Risiko Bencana

Oleh: Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., M.A. (Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe)

"Bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat berada di apogee, titik terjauh dari bumi. Peningkatan visual ini memberikan tampilan yang dramatis dan memikat bagi para pengamat langit di seluruh dunia."

Supermoon adalah fenomena ketika bulan purnama tampak lebih besar dan lebih dekat dari biasanya. Ini terjadi ketika jarak antara Bumi dan bulan kurang dari 363.104 kilometer. Pada tanggal 18 September 2024, jarak Bumi dengan bulan diperkirakan mencapai 357.486 kilometer, membuat bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibandingkan dengan purnama biasa.

Fenomena ini sering menarik perhatian banyak orang untuk mengabadikan keindahan langit malam. Festival foto bulan dan observasi publik sering diselenggarakan, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk merasakan langsung keindahan astronomi. Supermoon bukan hanya pemandangan yang luar biasa, tetapi juga mengingatkan kita akan hubungan kosmis yang erat antara Bumi dan bulan.

Puncak purnama pada bulan Rabiul Awal 1446 Hijriah akan terjadi pada hari Rabu, 18 September 2024, pukul 09.34 WIB. Saat itu, bulan akan terlihat lebih besar dibandingkan mikromoon—sekitar 14% lebih besar dari purnama ketika bulan berada pada jarak terjauh dari Bumi. Cahaya bulan juga akan terasa lebih terang, hingga 30% lebih terang dari mikromoon.

Meskipun supermoon adalah fenomena alam yang indah, ada baiknya kita juga memikirkan dampak potensialnya terhadap lingkungan, terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap banjir pasang. Beberapa ahli menyarankan bahwa tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat saat supermoon bisa memperburuk dampak dari bencana alam, seperti banjir atau erosi pantai. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi bencana sangat penting dilakukan agar kita tetap aman sembari menikmati keindahan alam ini.

Supermoon: Fenomena Alam yang Memikat

Sebagai satelit bumi, bulan selalu mengintari bumi dengan bentuk orbit yang lonjong (elip) dengan waktu tempuh dalam satu kali orbit (sinodis) 29 hari 12 jam 44 menit 43 detik. Bentuk orbit bulan yang lonjong mengakibatkan dalam perjalanan nya ada saat dimana posisi bulan jauh dengan bumi (apoge) dengan jarak rata-rata 405.969 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih jauh dari 405.969 kilometer disebut dengan mikromoon. Saat bulan dekat dengan bumi (perige) dengan jarak rata-rata 363.104 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih dekat dari 363.104 kilometer disebut dengan supermoon. Sedangkan jarak rata-rata bumi ke bulan adalah 384.400 kilometer.

Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan perigee-nya, yaitu titik terdekat bulan dengan bumi. Akibatnya, bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat berada di apogee, titik terjauh dari bumi. Peningkatan visual ini memberikan tampilan yang dramatis dan memikat bagi para pengamat langit di seluruh dunia.

Potensi Dampak Supermoon terhadap Bencana Alam

Walaupun fenomena supermoon pada dasarnya adalah fenomena visual, ada beberapa potensi dampak terhadap lingkungan, terutama dalam konteks bencana alam. Berikut adalah beberapa potensi dampak yang mungkin terjadi:

  1. Pasang Surut Air Laut yang Ekstrem: Supermoon dapat menyebabkan pasang surut air laut yang lebih ekstrem karena tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat. Kenaikan dan penurunan air laut yang ekstrem ini dapat memperburuk dampak dari banjir atau erosi pantai. Wilayah pesisir, terutama yang sudah rentan terhadap kenaikan air laut, bisa menghadapi risiko lebih besar selama periode supermoon.
  2. Peningkatan Risiko Bencana Alam: Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa supermoon menyebabkan bencana seperti gempa bumi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa fase bulan ekstrem dapat mempengaruhi tektonik bumi. Perubahan dalam tekanan gravitasi bisa memicu aktivitas seismik di beberapa wilayah yang sudah rawan gempa.

Langkah-Langkah untuk Mitigasi Bencana

Menghadapi dampak yang mungkin timbul dari supermoon memerlukan langkah mitigasi yang tepat. Rencana mitigasi bencana Rop (Resilience, Preparedness, and Response) dapat membantu masyarakat mengurangi risiko dan meminimalkan dampak dari potensi bencana. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  1. Pemantauan dan Peringatan Dini: Sistem pemantauan pasang surut dan perkiraan cuaca dari BMKG perlu ditingkatkan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat mengenai perubahan ekstrem yang mungkin terjadi selama supermoon. Dengan informasi yang cukup, masyarakat dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi kemungkinan banjir atau erosi yang diakibatkan dari pasang yang tinggi.
  2. Perencanaan dan Infrastruktur: Pemerintah dan lembaga terkait harus memastikan bahwa infrastruktur pesisir, seperti tanggul dan sistem drainase, diperkuat untuk menangani kemungkinan pasang surut ekstrem. Perencanaan tata ruang yang baik juga penting untuk mengurangi risiko terhadap daerah yang rawan bencana.
  3. Edukasi dan Kesadaran Publik: Masyarakat harus diberi edukasi mengenai risiko dan cara mitigasi selama periode supermoon. Pelatihan dan simulasi bencana dapat membantu masyarakat memahami langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi diri dan properti mereka.
  4. Koordinasi dan Kerjasama: Koordinasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga bencana, dan masyarakat, sangat penting untuk respon yang efektif terhadap bencana. Kerjasama antara semua pihak dapat memastikan bahwa langkah-langkah mitigasi diterapkan dengan baik dan respons bencana berjalan lancar.

Kesimpulan

Supermoon adalah fenomena yang menakjubkan dan mempesona, tetapi penting untuk menyadari potensi dampaknya terhadap lingkungan dan bencana alam. Dengan menerapkan langkah mitigasi yang tepat melalui pendekatan Rop, masyarakat dapat lebih siap menghadapi kemungkinan dampak dari fenomena ini dan melindungi diri serta lingkungan mereka. Persiapan yang baik dan pengetahuan yang memadai adalah kunci untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan di tengah pesona supermoon yang memukau.

Supermoon adalah contoh menakjubkan dari keindahan alam yang dapat dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Namun, fenomena ini juga membawa tantangan yang perlu diatasi untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan masyarakat. Dengan persiapan yang tepat dan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menghargai keindahan supermoon sambil memitigasi risiko yang mungkin ditimbulkannya. Menggabungkan apresiasi terhadap panorama alam dengan tindakan preventif adalah kunci untuk memastikan bahwa fenomena langit ini dapat dinikmati dengan aman dan bertanggung jawab.


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 12 September 2024

Bullying: Mimpi Buruk Dunia Pendidikan Indonesia

Oleh: Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag. (Dosen FTIK IAIN Lhokseumawe)

"Meningkatnya kasus bullying juga menjadi indikasi rendahnya kualitas pendidikan di beberapa lembaga. Sering kali, pembelajaran lebih terfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan perkembangan emosional dan moral siswa"

Kekerasan dalam dunia pendidikan bukan lagi rahasia. Kasus-kasus kekerasan yang melibatkan siswa kerap muncul di berbagai media massa nasional, menjadi cerminan kelam dunia pendidikan kita. Salah satu kasus yang sempat mengejutkan publik adalah Geng Nero di Pati, Jawa Tengah, yang beranggotakan para pelajar putri. Video penganiayaan yang mereka lakukan terhadap teman sesama pelajar viral di media sosial, menjadi sorotan media nasional, dan membuka mata banyak pihak tentang sisi gelap pergaulan remaja di Indonesia. Kasus serupa bukan hanya terjadi di Pati, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya, menunjukkan bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan adalah masalah yang serius dan meluas.

Perundungan (bullying) sebagai salah satu bentuk kekerasan ini tidak bisa dianggap enteng. Dalam banyak kasus, bullying tidak hanya menyebabkan luka fisik tetapi juga luka mental yang mendalam. Ada dua faktor utama yang memicu terjadinya bullying, yaitu: 1) Ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, di mana pelaku sering kali lebih kuat secara fisik atau memiliki dukungan kelompok. 2) Rasa takut dan ketidakberdayaan korban yang membuat mereka enggan melawan, memilih pasrah pada situasi yang menekan mereka.

Bullying dapat terjadi di mana saja: sekolah, kampus, tempat kerja, bahkan di dunia maya. Namun, khusus di sekolah, perilaku ini sering kali dianggap sepele dan belum berbahaya, padahal dampaknya sangat serius. Bullying bisa mengakibatkan trauma mendalam, stres berkepanjangan, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Peran media elektronik dalam membentuk perilaku kekerasan juga tidak bisa diabaikan. Tayangan yang menampilkan kekerasan sering kali menjadi contoh buruk bagi anak-anak dan remaja, membuat mereka tergoda untuk meniru. Penelitian telah menunjukkan bahwa perilaku kekerasan bisa menular melalui media. Semakin sering seseorang melihat atau menonton kekerasan di televisi, YouTube, atau media sosial lainnya, semakin besar kemungkinan mereka akan menirunya. Tidak hanya itu, lingkungan pergaulan yang tidak sehat juga berperan besar dalam menularkan perilaku buruk ini (Davidoff Ronald, et al., 1990).

Beberapa faktor lain yang dapat memicu perilaku menyimpang pada anak-anak, antara lain:
  • Lingkungan: Anak-anak yang tumbuh di lingkungan kemiskinan sering kali terpapar pada perilaku negatif. Konflik keluarga yang tidak sehat, terutama yang melibatkan kekerasan, dapat membentuk pribadi anak yang agresif atau tertutup.
  • Kehidupan di kota besar: Anonimitas dan gaya hidup individualistis di kota besar membuat ikatan sosial semakin longgar. Kehilangan rasa kebersamaan ini membuat anak-anak tidak mendapatkan dukungan emosional yang mereka butuhkan.
  • Disiplin yang salah: Penerapan disiplin yang keras sering kali justru menimbulkan efek sebaliknya. Anak bisa tumbuh menjadi penakut dan rentan dibully, atau malah menjadi pemberontak dan pelaku kekerasan.

Meningkatnya kasus bullying juga menjadi indikasi rendahnya kualitas pendidikan di beberapa lembaga. Sering kali, pembelajaran lebih terfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan perkembangan emosional dan moral siswa.

Di sinilah peran keluarga menjadi sangat penting. Keluarga adalah tempat pertama di mana nilai-nilai akidah, adab, akhlak, dan ibadah seharusnya diajarkan dengan penuh cinta dan kesadaran. Kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga, serta keteladanan dari orang tua, akan membantu anak membentuk karakter yang kuat. Selain itu, sekolah harus berperan sebagai ruang diskusi yang memungkinkan siswa berpikir kritis terhadap realitas kehidupan yang ada. Guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru, harus mampu membimbing siswa menemukan jati diri mereka.

Kasus bullying harus menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa setiap individu—baik siswa, guru, orang tua, maupun masyarakat—memiliki tanggung jawab untuk menghentikan budaya kekerasan ini. Jika kita hanya diam, membiarkan bullying terjadi, maka kita menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Sudah saatnya kita bergerak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi generasi muda kita.

Pertama-tama, sekolah harus menjadi tempat yang bebas dari kekerasan. Guru dan staf harus dilatih untuk mendeteksi tanda-tanda bullying lebih awal, meresponsnya dengan tepat, dan membangun hubungan yang penuh empati dengan siswa. Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya menghormati orang lain dan membela mereka yang rentan. Di luar itu, teman sebaya harus diajarkan untuk tidak berdiam diri ketika melihat bullying, tetapi berani bertindak sebagai pelindung, bukan hanya sebagai penonton.

Media sosial dan platform online juga harus lebih bertanggung jawab. Setiap orang yang menggunakan teknologi ini perlu mengerti bahwa posting atau komentar mereka bisa melukai orang lain. Kampanye edukasi yang lebih luas perlu digalakkan, baik di sekolah, keluarga, maupun komunitas, tentang pentingnya anti-bullying. Kita semua dapat memulai langkah kecil dengan bersikap lebih peduli dan bertindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan.

Akhirnya, mari kita semua menjadi agen perubahan. Jika kita tidak mulai sekarang, mimpi buruk kekerasan akan terus menghantui dunia pendidikan kita. Masa depan bangsa ada di tangan anak-anak kita—mereka layak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, kedamaian, dan penghormatan terhadap satu sama lain.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 04 September 2024

Orientasi Pelopor Moderasi Beragama di UIN Sultan Aji Muhammad Idris: Dosen IAIN Lhokseumawe Jadi Narasumber

Rangkang Belajar | Fakultas Syariah UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda menyelenggarakan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama yang dihadiri oleh tidak kurang dari 53 mahasiswa baru Fakultas Syariah. Acara yang berlangsung di aula rektorat ini dimulai dengan laporan dari ketua panitia, Yenni Tria Lestari, M.H., yang mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang moderasi beragama. Dekan Fakultas Syariah, Prof. Alfitri, M.Ag., LLM., Ph.D., menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari dukungan lembaga terhadap program pemerintah di bawah kementerian agama dan berharap mahasiswa baru dapat menjadi agen moderasi.

Pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Prof. Dr. H.M. Tahir, S.Ag., M.M., yang menyampaikan pesan penting tentang peran mahasiswa sebagai pelopor nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kegiatan orientasi yang berlangsung pada tanggal 4 hingga 6 September 2024 ini juga menghadirkan dua dosen dari IAIN Lhokseumawe, Aceh, Dr. Agus Salim Salabi, M.A. dan Dr. Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I. sebagai narasumber. Pada sesi pertama, Dr. Anggung memaparkan "konsep dasar moderasi beragama", sementara Dr. Salabi menyampaikan  "Nilai-nilai Universal Agama; Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin" yang menjelaskan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan sebagai pilar moderasi beragama. Beliau menekankan pentingnya peran individu dalam mempromosikan kedamaian dan harmoni global.

Dari segi umpan balik peserta, kegiatan ini umumnya mendapatkan apresiasi tinggi. Banyak peserta merasa bahwa kegaiatan orientasi pelopor moderasi memberikan penambahan ilmu dan wawasan yang signifikan mengenai moderasi beragama dan nilai-nilai universal. Penyampaian materi dianggap menarik dan tidak membosankan, dengan narasumber yang efektif dan mampu membangun semangat. Beberapa peserta juga menilai bahwa seminar ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Secara keseluruhan, orientasi pelopor moderasi beragama pada sesi pertama dan kedua dinilai telah memenuhi tujuannya dengan baik, memberikan dampak positif bagi peserta, serta menawarkan saran konstruktif untuk penyempurnaan acara-acara yang serupa di masa depan. (Admin)


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 30 Agustus 2024

Biaya Publikasi Jurnal: Beban yang Wajar atau Kezaliman terhadap Penulis?

Oleh: Gus_Lebe

"Kita sudah berpikir, menulis sampai berhari-hari, mencari dan mencocokkan referensi, melakukan analisis, eh malah kita pula yang harus membayar."

Di sudut warkop pinggir kampus, sekelompok mahasiswa pascasarjana sedang terlibat dalam obrolan panas. Mereka ribut soal kebijakan kampus yang memaksa mereka mempublikasikan artikel di jurnal terindeks sebagai syarat bisa ikut sidang akhir. "Bisa-bisanya kita yang udah capek mikir, nulis berhari-hari, nyari referensi, terus harus bayar juga buat diterbitin," salah satu dari mereka menyulut api dengan nada sedikit sinis. sementara yang lain hanya bisa mengangguk, ada juga yang menggerutu, merasa beban itu terlalu berat. 

Biaya publikasi jurnal memang kerap jadi isu panas di kalangan akademisi. Bicara soal mahalnya biaya publikasi karya ilmiah di jurnal terakreditasi SINTA atau yang bereputasi, jurnal internasional, kayaknya sudah menjadi makanan sehari-hari. Bukan cuma mahasiswa, banyak dosen juga merasakan hal yang sama, terutama saat harus memenuhi Laporan Beban Kerja Dosen (LBKD). Di mana-mana, suara-suara keberatan soal biaya ini makin nyaring, mulai dari warkop kampus sampai ruang-ruang dosen. 

Perdebatan ini tentu menjadi wajar muncul, terutama bagi mereka yang belum pernah memahami bagaimana sebenarnya proses sebuah karya tulis ilmiah diperlakukan hingga menjadi bacaan yang diterbitkan secara online. Memang, sebagian jurnal ada yang menggratiskan biaya APC (Article Processing Charge), biasanya jurnal-jurnal ini dikelola oleh kampus yang memang menganggarkan dana untuk penerbitan jurnal tersebut. 

Sementara itu, kalangan penulis senior sering kali menganggap biaya ini sebagai bagian dari proses yang wajar. Lalu, apakah biaya ini benar-benar merupakan beban yang wajar, ataukah merupakan bentuk kezaliman terhadap penulis yang berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan? Artikel ini akan mengeksplorasi proses dan biaya yang terlibat dalam publikasi jurnal ilmiah serta mengevaluasi apakah biaya ini sebanding dengan kualitas dan nilai yang diberikan.

Memahami Proses Panjang di Balik Publikasi Jurnal Ilmiah
Setidaknya, ada beberapa langkah panjang yang harus dilalui dalam proses terbitnya sebuah karya tulis ilmiah. Berikut ini adalah tahapan-tahapan umum dalam proses review dan publikasi jurnal ilmiah:
  1. Pengajuan Naskah (Submission); Penulis mengirimkan artikel mereka melalui sistem manajemen jurnal, melampirkan semua file yang diperlukan, seperti naskah utama, tabel, gambar, dan surat pengantar (cover letter). Artikel tersebut kemudian diperiksa secara administratif untuk memastikan bahwa semua persyaratan pengajuan terpenuhi.
  2. Evaluasi Awal oleh Editor (Initial Screening); Editor in Chief atau Editor melakukan evaluasi awal untuk menentukan apakah naskah tersebut sesuai dengan cakupan dan standar jurnal. Pada tahap ini, editor juga memeriksa kesesuaian naskah dengan pedoman penulisan jurnal dan memverifikasi apakah ada plagiarisme. Jika naskah tidak memenuhi kriteria awal, naskah bisa langsung ditolak atau dikembalikan kepada penulis untuk revisi sebelum dilanjutkan ke proses review.
  3. Pemilihan Reviewer (Reviewer Selection); Editor atau Section Editor memilih reviewer yang ahli dalam bidang yang relevan dengan topik artikel. Biasanya, 2-3 reviewer diundang/ditunjuk untuk menilai naskah. Pemilihan reviewer didasarkan pada keahlian mereka, ketersediaan, dan rekam jejak sebagai reviewer.
  4. Proses Review (Peer Review); Reviewer menerima naskah dan melakukan penilaian kritis terhadap aspek-aspek seperti orisinalitas, metodologi, validitas data, analisis, dan relevansi hasil penelitian. Reviewer memberikan komentar rinci, saran perbaikan, dan rekomendasi kepada editor. Rekomendasi ini bisa berupa: Terima tanpa revisi, Terima dengan revisi minor, Terima dengan revisi mayor, Tolak. Reviewer biasanya diberi waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk menyelesaikan review.
  5. Keputusan Editor (Editorial Decision); Berdasarkan umpan balik dari para reviewer, editor membuat keputusan tentang naskah tersebut. Editor mengomunikasikan keputusan ini kepada penulis, bersama dengan komentar dan saran dari reviewer. Jika revisi diperlukan, penulis diberi kesempatan untuk memperbaiki naskah dan mengirimkan kembali untuk evaluasi ulang.
  6. Revisi oleh Penulis (Author Revisions); Penulis merevisi naskah sesuai dengan komentar dan saran dari reviewer. Revisi tersebut kemudian dikirimkan kembali ke jurnal. Jika revisi dianggap memadai, artikel mungkin langsung diterima. Namun, jika revisi besar diperlukan, naskah bisa dikirim kembali ke reviewer untuk penilaian ulang.
  7. Evaluasi Ulang (Re-evaluation); Jika naskah mengalami revisi mayor, editor mungkin meminta reviewer yang sama (atau reviewer baru) untuk mengevaluasi versi yang telah direvisi. Reviewer menilai apakah penulis telah menangani semua masalah yang diidentifikasi dalam review awal.
  8. Keputusan Akhir (Final Decision); Setelah proses revisi selesai dan naskah dianggap memenuhi semua persyaratan, editor membuat keputusan akhir untuk menerima naskah untuk publikasi. Jika naskah ditolak, editor memberikan penjelasan yang jelas kepada penulis tentang alasan penolakan.
  9. Proofreading dan Copy Editing; Setelah naskah diterima, dilakukan proses proofreading dan copy editing untuk memastikan tidak ada kesalahan teknis atau bahasa dalam naskah. Penulis mungkin perlu memeriksa dan menyetujui proof sebelum publikasi final.
  10. Publikasi (Publication); Naskah yang telah disetujui dan disunting kemudian diterbitkan dalam edisi jurnal yang sesuai, baik dalam bentuk cetak maupun digital.
Kesimpulan: Mengapa Biaya Publikasi Wajar?
Proses review dan publikasi adalah langkah penting dalam penerbitan jurnal ilmiah yang memastikan artikel yang diterbitkan memiliki kualitas yang tinggi dan valid secara ilmiah. Meskipun proses ini memakan waktu dan biaya, ini adalah bagian integral dari upaya untuk menjaga integritas dan kualitas ilmu pengetahuan yang dipublikasikan.

Setelah menyelami proses yang panjang dan kompleks di balik publikasi jurnal ilmiah, jelas bahwa biaya yang dibebankan kepada penulis bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Meskipun beberapa jurnal menggratiskan biaya publikasi, banyak yang memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk memastikan kualitas dan integritas artikel yang diterbitkan. 

Penting bagi kita untuk menilai apakah biaya tersebut benar-benar mencerminkan nilai tambah dan wajar atau justru merupakan kezaliman bagi penulis. Apakah sistem ini perlu reformasi untuk menjamin akses yang lebih adil dan merata? Perdebatan ini harus terus berlanjut untuk memastikan bahwa publikasi ilmiah tetap menjadi sarana yang efektif dan inklusif dalam penyebaran ilmu pengetahuan.

** Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 29 Agustus 2024

Orientasi Program Studi PAI FTIK IAIN Lhokseumawe: Mengintegrasikan Kearifan Lokal dengan Teknologi Digital

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 28/08/2024 – Salah satu rangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe adalah orientasi program studi. Pada tahun ini, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) mengadakan orientasi jurusan di Aula FTIK dengan suasana yang kondusif, berkat dukungan penuh dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PAI yang dikomandoi Mhd. Rifky.

Acara orientasi ini dihadiri oleh 104 mahasiswa baru yang nantinya akan ditempatkan dalam 4 kelas berbeda. Kegiatan ini diawali dengan pemaparan oleh Ketua Jurusan PAI, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., yang menjelaskan visi dan misi program studi. "Visi kita adalah menjadi program studi yang unggul dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam, yang mengintegrasikan teknologi digital dengan kearifan lokal, dan berdaya saing di tingkat ASEAN pada tahun 2040," ujar Dr. Agus Salim salabi.

Lebih lanjut, Ketua Jurursan PAI juga menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai budaya lokal ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam. Misalnya, nilai Duek Pakat yang mengajarkan pentingnya musyawarah dan mufakat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pengambilan keputusan di perkuliahan. Selain itu, nilai Peumulia Jamee yang menekankan pentingnya memuliakan tamu, diterapkan dalam hubungan antara mahasiswa baru dan senior, di mana para senior diharapkan bersikap ramah dan menghormati junior sehingga mereka pun akan bersikap yang sama. Nilai Peusijuek, yang merupakan ritual penyambutan atau doa selamat, dijadikan contoh budaya lokal yang mengajarkan pentingnya berdoa dan memohon keberkahan dalam setiap kegiatan.

Selain pengenalan terhadap visi dan misi, acara orientasi juga digunakan untuk memberikan pemahaman tentang sistem pembelajaran di kampus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa baru yang mungkin belum familiar dengan budaya belajar di perguruan tinggi, yang tentu saja berbeda dengan apa yang mereka alami di sekolah menengah.

Beberapa mahasiswa baru yang mengikuti acara ini menyampaikan kesan positif mereka. "Acara ini sangat membantu kami untuk memahami bagaimana nantinya perkuliahan berjalan dan bagaimana nilai-nilai budaya lokal akan diterapkan dalam proses pembelajaran," ujar salah satu mahasiswa baru PAI.

Para mahasiswa juga mengungkapkan harapan mereka untuk dapat beradaptasi dengan cepat dan aktif berkontribusi dalam kegiatan akademik maupun non-akademik di kampus. "Saya berharap bisa memanfaatkan semua ilmu dan pengalaman yang diberikan di sini untuk menjadi pendidik yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan agama, tetapi juga peka terhadap teknologi dan budaya lokal," ujar mahasiswa lainnya.

Dengan dimulainya kegiatan orientasi ini, diharapkan mahasiswa baru PAI dapat lebih siap menghadapi tantangan akademik ke depan, sambil tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang telah menjadi ciri khas mereka. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 27 Agustus 2024

Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe Kembali Persiapkan Akreditasi 10 Jurnal Menuju Akreditasi SINTA Kemenristekdikti


Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 27/08/2024, IAIN Lhokseumawe kembali melakukan persiapan akreditasi untuk 10 jurnal ilmiah menuju akreditasi Kemenristek Dikti SINTA. Kegiatan ini dipandu oleh Dr. Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I., Ketua Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe sekaligus Sekretaris LPPM IAIN Lhokseumawe, yang memberikan bimbingan intensif kepada para pengelola jurnal (Editor in Chief) dalam mengisi borang akreditasi.

Sebanyak 10 Editor in Chief jurnal yang didampingi dalam proses ini, antara lain: Jurnal Malik Al Shalih, Jurnal Alhiwalah, Jurnal Astroislamica, Jurnal Literatur, Jurnal Liwaul Dakwah, Jurnal Ibrah, Jurnal Development, Jurnal At Tabayyun, Jurnal Al Mihwar, dan Jurnal Al Mabhats. Para pengelola jurnal ini diberikan arahan dan strategi untuk memenuhi berbagai kriteria yang ditetapkan oleh Kemenristek Dikti SINTA, dengan tujuan meningkatkan kualitas dan visibilitas jurnal-jurnal tersebut di kancah nasional dan internasional.

Dr. Anggung menegaskan bahwa pengisian borang akreditasi ini harus dilakukan dengan cermat dan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. “Usulan akreditasi ini akan dibuka sampai dengan 30 Agustus 2024, jadi para pengelola jurnal harus memanfaatkan waktu yang tersisa dengan maksimal,” ungkapnya.

Persiapan akreditasi ini bertujuan untuk meningkatkan reputasi dan kualitas ilmiah jurnal-jurnal yang dikelola oleh IAIN Lhokseumawe, sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam dunia akademik dan penelitian. Akreditasi SINTA dari Kemenristek Dikti juga diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi jurnal-jurnal ini untuk mendapatkan pengakuan dan akses yang lebih baik di tingkat nasional maupun internasional.

Meskipun demikian, proses akreditasi ini tidak lepas dari tantangan dan kendala. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain adalah kesulitan dalam memenuhi standar internasional dalam hal tata kelola dan kualitas artikel, serta keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola jurnal secara profesional. Selain itu, persaingan dengan jurnal-jurnal lain yang sudah terakreditasi juga menjadi tantangan tersendiri.

Dengan adanya persiapan yang matang ini, Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe berharap seluruh jurnal yang diusulkan dapat memperoleh akreditasi SINTA yang diinginkan. “Kami berharap, melalui upaya ini, kita bisa meningkatkan standar kualitas jurnal yang ada di IAIN Lhokseumawe dan mendorong kontribusi yang lebih besar dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu,” tambah Dr. Anggung.

Rumah Jurnal IAIN Lhokseumawe berkomitmen untuk terus mendukung para pengelola jurnal dalam setiap tahapan proses akreditasi ini dan memastikan bahwa semua persyaratan dan kriteria dapat dipenuhi tepat waktu. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 22 Agustus 2024

Warkop Pinggir Kampus: Dari Tempat Nongkrong Jadi Ruang Diskusi Kreatif

Gus_Lebe**
"Tak jarang ide-ide bernas justru dihasilkan dari obrolan santai penuh tawa canda dan tentunya ditemani dengan segelas kopi/sanger pancung seharga 5000-an"

Warung kopi (Warkop) di Aceh, Lhokseumawe telah lama menjadi tempat yang identik dengan kegiatan santai, seperti nongkrong bersama teman, bercanda, atau sekadar memanfaatkan WiFi gratis dengan segelas kopi. Pemandangan pengunjung yang sibuk dengan obrolan tak tentu arah, perdebatan politik tanpa ujung, atau sekadar menghabiskan waktu, telah menjadi bagian dari budaya warkop. 

Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan yang signifikan mulai tampak di warkop-warkop pinggiran kampus. Kehadiran dosen dan profesional lainnya yang memanfaatkan Warkop sebagai tempat menyusun Rencana Perkuliahan Semester (RPS), bimbingan skripsi/tesis, serta mengerjakan tugas-tugas kantor lainnya, telah mengubah wajah Warkop menjadi lebih produktif. 

Aura akademis yang tercipta di Warkop mulai menarik perhatian mahasiswa yang tak ingin ketinggalan, hingga akhirnya Warkop kini menjadi ruang diskusi ilmiah dan tempat berkumpulnya ide-ide kreatif. Tak hanya gelas kopi atau sanger pancung yang kini menghiasi meja-meja Warkop, tetapi juga laptop, makalah, dan riuhnya suara akademisi yang sedang berdiskusi tentang tugas-tugas kampus. Transformasi ini memberikan warna baru pada kehidupan mahasiswa, yang mungkin sebelumnya hanya menganggap Warkop sebagai tempat bersantai, kini melihatnya sebagai tempat untuk mengasah pikiran dan produktivitas. 

Tak jarang ide-ide bernas justru dihasilkan dari obrolan santai penuh tawa canda dan tentunya ditemani dengan segelas kopi/sanger pancung seharga 5000-an. Bagi para dosen, pikiran-pikiran terus mengalir untuk menuntaskan artikel-artikel yang siap submit pada jurnal terakreditasi SINTA sampai dengan Scopus. Mahasiswa juga tak mau kalah, dari makalah, Skripsi sampai dengan Tesis juga didiskusikan di meja warkop. 

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada segelintir penikmat warkop yang mempertahankan kebiasaan lama mereka—nongkrong dengan tujuan semata-mata untuk bersosialisasi atau melarikan diri dari tekanan akademis. Meskipun begitu, kehadiran kelompok akademis di Warkop turut memberi pengaruh positif, mendorong mereka yang tadinya hanya sekadar nongkrong, untuk perlahan-lahan terinspirasi dan mulai mengikuti jejak para akademisi dan profesional. 

Transformasi Warkop pinggiran kampus adalah cerminan dari perubahan budaya dan kebutuhan mahasiswa serta akademisi di era digital. Warkop tidak lagi sekadar tempat untuk menghabiskan waktu, tetapi telah berkembang menjadi ruang yang multifungsi, di mana kopi diseruput sambil berdiskusi tentang masa depan, merancang strategi, dan menciptakan inovasi. 

Di tengah perubahan ini, penting bagi kita untuk terus mendorong agar Warkop-Warkop ini menjadi ruang yang inklusif bagi semua kalangan, tanpa menghilangkan esensi tempat berkumpul dan bersantai yang telah menjadi bagian dari identitasnya. Dengan demikian, Warkop dapat terus menjadi bagian integral dari kehidupan kampus, yang tidak hanya mengisi perut dan menghilangkan dahaga, tetapi juga mengisi pikiran dan memupuk kreativitas.

** Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 21 Agustus 2024

Langkah Awal Jurusan BKPI IAIN Lhokseumawe: Workshop Kurikulum untuk Pembelajaran Berkualitas

Rangkang Belajar | Jurusan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI), jurusan termuda di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe, telah berhasil memperoleh izin penyelenggaraan melalui keputusan PMA No. 122 Tahun 2004 dan telah menerima akreditasi awal dengan predikat baik. Dalam rangka mempersiapkan kegiatan pembelajaran perdana pada Tahun Akademik 2024/2025, jurusan BKPI mengadakan workshop penyusunan kurikulum yang berlangsung selama dua hari, dari tanggal 19 hingga 20 Agustus 2024.

Workshop ini menghadirkan Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, sebagai pemateri utama. Peserta workshop terdiri dari para dosen BKPI, beberapa ketua jurusan di lingkungan FTIK, serta kepala sekolah dan guru-guru bimbingan konseling di wilayah Kota Lhokseumawe.

Acara dimulai dengan pembukaan dan pembacaan Al-Qur’an, diikuti dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Ketua Panitia yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan BKPI menyampaikan kata sambutan yang menekankan pentingnya penyusunan kurikulum yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman. Dekan FTIK, Dr. Jumat Barus, M.S. dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kurikulum adalah fondasi bagi terciptanya lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis. "Dengan adanya workshop ini, kami berharap dapat melahirkan kurikulum yang tidak hanya memenuhi standar pendidikan tinggi, tetapi juga mampu membekali mahasiswa dengan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja dan masyarakat," ujarnya.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor 1, Dr. Iskandar, M.Si., yang mewakili Rektor IAIN Lhokseumawe. Dalam sambutannya, Dr. Iskandar menekankan pentingnya sinergi antara akademisi dan praktisi dalam menyusun kurikulum. "Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dibangun dengan mengintegrasikan kebutuhan akademik dan tuntutan pasar. Saya berharap kegiatan ini dapat menghasilkan kurikulum yang berkualitas, sesuai dengan visi besar IAIN Lhokseumawe," ungkapnya.

Selama workshop, Dr. Yusi memberikan banyak penjelasan dan pendampingan terkait penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran BKPI. Para peserta turut berperan aktif memberikan saran dan masukan untuk merevisi visi, misi, tujuan, dan sasaran (VTMS) BKPI agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pada hari kedua, diskusi difokuskan pada pematangan profil lulusan, capaian pembelajaran lulusan (CPL), serta sinkronisasi mata kuliah agar saling berkesesuaian. Para peserta dengan antusias memberikan kontribusi dalam diskusi ini, dengan tujuan akhir menciptakan kurikulum yang komprehensif dan relevan.

Sekretaris BKPI, Dwhy Dindasari Lubis, M.Pd., berharap agar hasil dari workshop ini dapat segera diimplementasikan. "Dengan berakhirnya workshop ini, diharapkan kurikulum yang telah disusun dapat diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten dan siap bersaing di dunia kerja," ujarnya. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 15 Agustus 2024

Audit Mutu Internal Siklus 5 FTIK IAIN Lhokseumawe: Memperkuat Capaian Kinerja Program Studi

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe menyambut baik tim auditor Audit Mutu Internal (AMI) yang ditugaskan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Lhokseumawe untuk melaksanakan Audit Mutu Internal (AMI) Siklus 5 Tahun 2024. Fokus audit ini adalah mengevaluasi capaian kinerja program studi terhadap Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), Standar Nasional Perguruan Tinggi (SN PT), Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi (IKU PT), serta Akreditasi Program Studi (APS) 4.0 dari BAN-PT.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2024, dengan sasaran audit adalah FTIK dan seluruh program studi di lingkungannya. Acara dibuka oleh Dekan FTIK, Dr. Jumat Barus, M.S., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya AMI sebagai sarana untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan FTIK. Beliau menyampaikan bahwa audit ini merupakan bagian dari komitmen FTIK untuk terus memperbaiki diri dan memenuhi standar pendidikan tinggi yang telah ditetapkan.

Selanjutnya, Ketua Tim Auditor AMI, Dr. Yuliza, M.Si., memberikan pengantar yang menjelaskan tujuan dan metodologi audit. Beliau menekankan bahwa tim auditor terdiri dari dosen-dosen yang direkrut dari berbagai program studi di luar FTIK untuk menghindari konflik relasi dan memastikan objektivitas dalam proses audit. "Kami berharap hasil dari audit ini dapat memberikan masukan yang konstruktif untuk peningkatan kualitas program studi di FTIK," ujar Dr. Yuliza.

Kegiatan audit berlangsung dengan lancar dan ditutup menjelang sore dengan penyerahan laporan Rapat Tinjauan Manajemen dari auditor masing-masing unit kepada para auditee. Laporan tersebut akan digunakan sebagai dasar bagi setiap program studi untuk menyusun rencana perbaikan ke depan, guna memastikan pencapaian standar yang lebih tinggi di masa mendatang.

Dengan terlaksananya AMI Siklus 5 ini, FTIK IAIN Lhokseumawe terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan memastikan bahwa program studi yang ada mampu bersaing dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. (Luluk)


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Ikuti Channel YouTube

Connect