Ramadan Bulan Ilmu: Menggali Ilmu dengan Tadarrus Al-Qur’an
Oleh: Buya Mas Rahim Salaby
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ(البقرة: ١٨٤)
“Hanya dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu di hari-hari yang lain. Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka berpuasa) wajib membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu (dibanding dengan fidyah) jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Ramadan tidak hanya dikenal sebagai bulan penuh berkah dan ampunan, tetapi juga sebagai syahrut tarbiyah (bulan pendidikan). Selama bulan ini, umat Islam tidak hanya meningkatkan ibadah fisik seperti puasa dan salat tarawih, tetapi juga didorong untuk memperdalam ilmu dan memahami ajaran Islam lebih baik. Sejarah Islam menunjukkan bahwa beberapa peristiwa besar terkait ilmu terjadi di bulan Ramadan, seperti turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad saw. yang menekankan "Iqra" (bacalah), yang merupakan perintah untuk belajar dan mencari ilmu.
Keutamaan Ilmu dalam Islam
Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang menekankan pentingnya ilmu. Ramadan, sebagai bulan penuh berkah, juga menjadi momentum untuk memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur'an. Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang ingin sukses di dunia, hendaklah berilmu. Barang siapa yang ingin sukses di akhirat, hendaklah berilmu. Dan barang siapa yang ingin sukses di keduanya, hendaklah berilmu.” Rasulullah saw. juga bersabda: "Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Al-Qur'an membagi ilmu ke dalam tiga tingkatan utama: 1) pengetahuan yang diperoleh dari hasil nalar yang bisa disebut dengan ‘ilmul yaqīn (QS. 102: 5), 2) ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil penglihatan, penelitian, observasi yang disebut dengan ‘ainul yaqīn (QS. 102: 7), dan 3) ilmu yang diperoleh dari pengalaman pribadi yang tumbuh dari intuisi disebut haqqul yaqīn (QS. 69: 51). Di sisi lain, ada kesalahan dalam berpikir yang dapat menghambat pencarian ilmu, yaitu: 1) kesalahan mengambil dalil, 2) kesalahan pengamatan, dan 3) kesalahan intuisi.
Metode dalam Mempelajari Ilmu
Terdapat tiga metode utama dalam memperoleh ilmu:
- Penalaran Deduktif dan Induktif – Mengambil kesimpulan dari hal umum ke khusus atau sebaliknya. Contohnya, dalam ilmu fikih, metode deduktif digunakan untuk menerapkan prinsip umum syariat ke dalam kasus-kasus khusus, seperti hukum jual beli. Sebaliknya, metode induktif digunakan dalam ilmu ushul fiqh dengan mengumpulkan berbagai kasus untuk menemukan prinsip umumnya.
- Observasi dan Eksperimen – Ilmu yang didasarkan pada pengalaman nyata dan penelitian. Contohnya, dalam ilmu hadis, semua catatan hadis diperiksa berdasarkan perawi yang meriwayatkannya. Para ulama hadis seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim menggunakan metode kritik sanad untuk memastikan apakah narasumber benar-benar seorang sahabat yang mendengar langsung dari Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, dapat dibedakan mana hadis yang sahih dan mana yang daif.
- Studi terhadap Gejala Alam – Memahami ayat-ayat kauniyah yang merupakan tanda kebesaran Allah dalam penciptaan. Misalnya, dalam sains, penelitian tentang air sebagai sumber kehidupan sesuai dengan firman Allah dalam QS. 21: 30: "Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air". Penelitian ilmiah tentang siklus air, hujan, dan ekosistem mendukung kebenaran ayat ini.
Karenanya, jadikan Ramadan sebagai "bulan pendidikan" (syahru at-tarbiyah), sebagai "Pesantren Kilat" bagi remaja-remaja Islam agar mereka berkesempatan menimba ilmu-ilmu Al-Qur'an.
Pentingnya Tadarrus Al-Qur'an: Lebih dari Sekadar Membaca
Tadarrus Al-Qur’an di bulan Ramadan tidak boleh hanya sebatas membaca, tetapi juga harus mencakup pemahaman dan penerapan. Al-Qur’an mengandung berbagai ilmu yang mencakup berbagai disiplin, di antaranya:
- Kosmologi, tentang keajaiban ciptaan Allah: QS. 2: 255, QS. 57: 4-5, QS. 4: 11, 12, QS. 65: 12, QS. 71: 15-16, QS. 23: 17, QS. 7: 54, QS. 13: 2, QS. 13: 15, QS. 50: 38, QS. 10: 5, QS. 6: 97, QS. 71: 15-16.
- Astronomi, ilmu pengetahuan mengenai benda-benda langit tentang gerak, pengembangan, dan sifat-sifatnya: QS. 50: 6, QS. 13: 2, QS. 79: 28, QS. 31: 10, QS. 55: 7, QS. 6: 97, QS. 36: 38-40, QS. 10: 5-6, QS. 37: 6, QS. 82: 1-2.
- Fisika/Metafisika, ilmu pengetahuan tentang alam yang konkret atau pun yang abstrak. Tentang cahaya: QS. 24: 35, QS. 25: 61, QS. 66: 8, QS. 2: 17, QS. 2: 20. Tentang keajaiban penglihatan: QS. 33: 19, QS. 8: 44, QS. 5: 83, QS. 9: 92. Tentang jarak dengan perhitungn tahun cahaya: QS. 32: 5, QS. 22: 47. Tentang periodisasi alam yang jutaan tahun disebut dengan hari: QS. 32: 4-5, QS. 50: 38. Tentang perubahan perasaan tentang ukuran waktu di akhirat: QS. 2: 259, QS. 23: 112-114, QS. 18: 19. Tentang dimensi mikroskopis dalam waktu: QS. 16: 77, QS. 54: 50, QS. 50: 16, QS. 56: 85, QS. 27: 38-40. Tentang bayang-bayang: QS. 16: 48, QS. 25: 45, QS. 13: 15, 35. Tentang panas, pelajari: QS. 56: 71-73, QS. 20: 10, QS. 36: 80, QS. 27: 7, QS. 35: 21. Tentang listrik: QS. 2: 19,20, QS. 13: 12,13. Tentang suara: QS. 18: 26, QS. 34: 50. Tentang makhluk yang berasal dari api: QS. 15: 27, QS. 55: 15.
- Ilmu Hitung/Matematika: QS. 18: 11, 12, 19, 22, QS. 19: 84, QS. 4: 7, 11, 12, 176.
- Sejarah/Anthropologi: QS. 7: 100-102, QS. 3: 137, QS. 6: 6, QS. 9: 70, QS. 14: 9, QS. 25: 37-38, QS. 4: 1, QS. 30: 22.
- Geografi/Geologi: QS. 27: 61, QS. 16: 15, QS. 50: 7-11, QS. 27: 61, QS. 79: 30-33, QS. 16: 15, QS. 51: 48, QS. 71: 19, 20.
- Biologi: QS. 27: 60, QS. 16: 10, QS. 6: 99, QS. 35: 28, QS. 36: 71-72.
- Embriologi: QS. 23: 12-14, QS. 35: 11, QS. 56: 57-65, QS. 71: 14, QS. 86: 6-7.
- Zoologi: QS. 24: 45, QS. 53: 45-46, QS. 6: 142-144, QS. 16: 5-9, 66, QS. 67: 19.
- Kelautan/Pelayaran: QS. 16: 4, QS. 10: 22, QS. 22: 65, QS. 30: 46.
- Mineralogi: QS. 34: 11, QS. 57: 25, QS. 76: 15-16, QS. 55: 58-59, QS. 9: 34.
- Pertanian: QS. 20: 53, QS. 6: 99, QS. 22: 5, QS. 6: 141, QS. 16: 10-11, QS. 13: 4, QS. 22: 5, QS. 26: 7-8.
- Ekonomi/Perdagangan: QS. 28: 77, QS. 2: 198, 261, 265, QS. 24: 37, QS. 62: 10, QS. 67: 15, QS. 71: 19-20.
- Arkeologi: QS. 7: 74, QS. 22: 45, QS. 26: 128-138, QS. 27: 51, 52, QS. 32: 26, 40: 82.
- Sosiologi: QS.4: 1, QS. 7: 189, QS. 49: 13.
- Seksiologi/Perkawinan: QS. 2: 223, 231, QS. 5: 5, QS. 4: 3, 25, 34, 128, 129, QS. 30: 21.
- Kimia: QS. 15: 19, QS. 41: 11, QS. 51: 49, QS. 36: 36, 24: 43.
Sebagai contoh konkret, dalam QS. Al-Mu’minun: 12-14, Allah menjelaskan secara detail tahapan penciptaan manusia dalam rahim ibu, yang kini telah terbukti secara ilmiah dalam embriologi modern. Ini menunjukkan bahwa Islam telah memberikan pengetahuan jauh sebelum sains Barat menemukannya.
Baca juga: Ramadan Bulan Sehat
Pendidikan di Bulan Ramadan: Tidak Perlu Libur
Sering kali, sekolah dan madrasah diliburkan selama bulan Ramadan. Padahal, justru di bulan ini seharusnya pendidikan semakin ditingkatkan. Beberapa negara, seperti Mesir, Turki, dan Arab Saudi, tetap menjalankan kegiatan belajar-mengajar selama Ramadan, bahkan dengan kurikulum khusus yang menyesuaikan dengan keistimewaan bulan ini.
Tidak seharusnya belajar formal di sekolah/madrasah dan perguruan tinggi harus diliburkan. Bukankah ṭalabul ‘ilmi farīḍah ‘alā kulli muslimin wa muslimah (menuntut ilmu itu wajib bagi muslim dan muslimat)?, dan bukankah setiap amal kebaikan di bulan Ramadan akan mendapat ganjaran berlipat ganda?
Selain itu, dalam sejarah Islam, para ulama terdahulu memanfaatkan Ramadan sebagai waktu untuk belajar dan menulis kitab-kitab ilmiah. Imam Asy-Syafi’i, misalnya, dalam bulan Ramadan mampu mengkhatamkan Al-Qur’an puluhan kali, sekaligus tetap menulis dan mengajarkan ilmunya.
Kesimpulan
Dari ayat-ayat yang tertera tentang berbagai macam ilmu pengetahuan yang dititipkan Allah melalui Al-Qur’an, mari kita mengisi waktu pada bulan Ramadan ini dengan banyak bertadarrus. Tadarrusul Qur’ān yang dimaksud bukan sekadar membacanya (qirā’ah atau tilāwah) saja sehingga ayat-ayat Allah tetap melangit (meskipun diketahui, bahwa setiap huruf yang dibaca akan diganjar sepuluh kebaikan). Sudah saatnya, kita memaknai tadarusul Qur’ān sebagai kegiatan belajar/mengkaji, menelaah, dan mendiskusikan ayat-ayat Allah yang agung sehingga ayat-ayat Allah dapat diimplementasikan dalam kehidupan (dibumikan).
Ramadan adalah bulan penuh berkah yang tidak hanya menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga menjadi bulan pendidikan dan pencarian ilmu. Dengan meneladani para ulama dan memanfaatkan Ramadan sebagai bulan ilmu, umat Islam dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam secara lebih baik.
Wallahu a'lam
Posting Komentar