Kamis, 21 Maret 2024

Ramadan Bulan Ilmu

Oleh: Buya Mas Rahim Salaby


أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ(البقرة: ١٨٤)

Hanya dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu di hari-hari yang lain. Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka berpuasa) wajib membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu (dibanding dengan fidyah) jika kamu mengetahui (berilmu). (al-Baqarah: 184).

Menggali Ilmu dengan Tadarrus Al-Qur’an 
Dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat yang menceritakan tentang peran ilmu, maka Ramadan menjadi bulan studi Al-Qur'an. Ilmu sangat penting dalam kehidupan manusia, karenanya, Nabi berpesan: “Barang siapa yang mau kehidupan dunia harus berilmu, dan siapa yang mau bahagia di akhirat harus berilmu, dan siapa yang mau dua-duanya harus punya ilmu.”
Ada tiga macam bentuk ilmu yang akan diraih manusia: 1) pengetahuan yang diperoleh dari hasil nalar yang bisa disebut dengan ‘ilmul yaqīn (QS. 102: 5), 2) ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil penglihatan, penelitian, observasi yang disebut dengan ‘ainul yaqīn (QS. 102: 7), dan 3) ilmu yang diperoleh dari pengalaman pribadi yang tumbuh dari intuisi disebut haqqul yaqīn (QS. 69: 51). Di sisi lain, ada juga kesalahan dalam berpikir yang dapat dikelompokkan menjadi tiga macam: 1) kesalahan mengambil dalil, 2) kesalahan pengamatan, dan 3) kesalahan intuisi.

Selanjutnya, ada tiga macam tingkatan ilmu pengetahuan: 
Pertama, pengetahuan yang kebenarannya merupakan dugaan awal yang dihasilkan cara berpikir deduksi (mengambil suatu kesimpulan dari hal-hal yang umum) atau berpikir secara induksi (mengambil kesimpulan umum dari beberapa kenyataan atau penjelasan-penjelasan).

Kedua, bentuk pengetahuan ilmiah yang didasarkan pada pengalaman (observasi dan eksperimen) maupun pengetahuan yang didasarkan laporan-laporan atau catatan dari pengalaman aktual. Dalam hal ini harus juga diperhitungkan siapa yang mencatat atau yag membuat laporan. Maka dalam ilmu hadis semua catatan hadis itu diperiksa siapa yang memberitakan dari mana ia dapat, apakah narasumber benar sahabat dan mendengar langsung dari Nabi. Setelah diteliti, dapatlah dibedakan mana yang sahih dan mana yang daif. 

Ketiga, pengetahuan ilmiah yang dihasilkan dari studi terhadap gejala-gejala alam; gejala-gejala alam ini adalah ayat Allah, simbol-simbol dari hakikat yang Maha Sempurna dan hukum-hukum alam adalah sunnatullāh sehingga dengan demikian cendakiawan Islam  dapat memahami sunnatullāh yang disebut “al-āyātul kauniyah“. Karenanya, jadikan Ramadan sebagai "bulan pendidikan" (syahru at-tarbiyah), sebagai "Pesantren Kilat' untuk (bilkhuṣūṣ) remaja-remaja Islam, agar mereka berkesempatan menimba ilmu-ilmu Al-Qur'an. Bacalah ayat-ayat Al-Qur'an yang penulis cantumkan untuk mendalami sendiri ayat-ayat Al-Qur’an:
  1. Kosmologi; tentang keajaiban ciptaan Allah. Pelajari QS. 2: 255, QS. 57: 4-5, QS. 4: 11, 12, QS. 65: 12, QS. 71: 15-16, QS. 23: 17, QS. 7: 54, QS. 13: 2, QS. 13: 15, QS. 50: 38, QS. 10: 5, QS. 6: 97, QS. 71: 15-16.
  2. Astronomi; ilmu pengetahuan mengenai benda-benda langit tentang gerak, pengembangan, dan sifat-sifatnya. pelajari: QS. 50: 6, QS. 13: 2, QS. 79: 28, QS. 31: 10, QS. 55: 7, QS. 6: 97, QS. 36: 38-40, QS. 10: 5-6, QS. 37: 6, QS. 82: 1-2.
  3. Fisika/Metafisika; ilmu pengetahuan tentang alam yang konkret atau pun yang abstrak. Tentang cahaya, pelajari: QS. 24: 35, QS. 25: 61, QS. 66: 8, QS. 2: 17, QS. 2: 20. Tentang keajaiban penglihatan, pelajari: QS. 33: 19, QS. 8: 44, QS. 5: 83, QS. 9: 92. Tentang jarak dengan perhitungn tahun cahaya, pelajari: QS. 32: 5, QS. 22: 47. Tentang periodesasi alam yang jutaan tahun disebut dengan hari, pelajari: QS. 32: 4-5, QS. 50: 38. tentang perubahan perasaan tentang ukuran waktu di akhirat, pelajari: QS. 2: 259, QS. 23: 112-114, QS. 18: 19. Tentang dimensi mikroskopis dalam waktu, pelajari: QS. 16: 77, QS. 54: 50, QS. 50: 16, QS. 56: 85, QS. 27: 38-40. Tentang bayang-bayang, pelajar: QS. 16: 48, QS. 25: 45, QS. 13: 15, 35. Tentang panas, pelajari: QS. 56: 71-73, QS. 20: 10, QS. 36: 80, QS. 27: 7, QS. 35: 21. Tentang listrik, pelajari: QS. 2: 19,20, QS. 13: 12,13. Tentang suara, pelajar: QS. 18: 26, QS. 34: 50. Tentang makhluk yang berasal dari api, pelajari: QS. 15: 27, QS. 55: 15.
  4. Ilmu Hitung/Matematika; QS. 18: 11, 12, 19, 22, QS. 19: 84, QS. 4: 7, 11, 12, 176.
  5. Sejarah/Anthropologi; QS. 7: 100-102, QS. 3: 137, QS. 6: 6, QS. 9: 70, QS. 14: 9, QS.  25: 37-38, QS. 4: 1, QS. 30: 22. 
  6. Geografi/Geologi; QS. 27: 61, QS. 16: 15, QS. 50: 7-11, QS. 27: 61, QS. 79: 30-33, QS. 16: 15, QS. 51: 48, QS. 71: 19, 20.
  7. Biologi;  QS. 27: 60, QS. 16: 10, QS. 6: 99, QS. 35: 28, QS. 36: 71-72.
  8. Embriologi;  QS. 23: 12-14, QS. 35: 11, QS. 56: 57-65, QS. 71: 14, QS. 86: 6-7.
  9. Zoologi; QS. 24: 45, QS. 53: 45-46, QS. 6: 142-144, QS. 16: 5-9, 66, QS. 67: 19.
  10. Kelautan/Pelayaran: QS. 16: 4, QS. 10: 22, QS. 22: 65, QS. 30: 46.
  11. Mineralogi; QS. 34: 11, QS. 57: 25, QS. 76: 15-16, QS. 55: 58-59, QS. 9: 34. 
  12. Pertanian; QS. 20: 53, QS. 6: 99, QS. 22: 5, QS. 6: 141, QS. 16: 10-11, QS. 13: 4, QS. 22: 5, QS. 26: 7-8.
  13. Ekonomi/Perdagangan; QS. 28: 77, QS. 2: 198, 261, 265, QS. 24: 37, QS. 62: 10, QS. 67: 15, QS. 71: 19-20.
  14. Arkeologi: QS. 7: 74, QS. 22: 45, QS. 26: 128-138, QS. 27: 51, 52, QS. 32: 26,  40: 82. 
  15. Sosiologi; QS.4: 1, QS. 7: 189, QS. 49: 13.
  16. Seksiologi/Perkawinan; QS. 2: 223, 231, QS. 5: 5, QS. 4: 3, 25, 34, 128, 129, QS. 30: 21.
  17. Kimia; QS. 15: 19, QS. 41: 11, QS. 51: 49, QS. 36: 36, 24: 43. 
Sebagai contoh, sebagaimana yang termaktub dalam surah ke-15/Al-Hijir ayat 19 yang tersebut di atas terdapat kalimat: وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ  yang bermakna: “Kami tumbuhkan di bumi itu sesuatu yang seimbang“. Hukum seimbang itu adalah: manusia dan hewan memerlukan zat asam atau O2 untuk bernafas dan membuang CO2, yaitu zat asam arang yang diperlukan tumbuh-tumbuhan, maka kehidupan di bumi menjadi seimbang.

Dari ayat-ayat yang tertera tentang berbagai macam ilmu pengetahuan yang dititipkan Allah melalui Al-Qur’an, mari kita mengisi waktu pada bulan Ramadan ini dengan banyak bertadarrus. Tadarrusul Qur’ān yang dimaksud bukan sekadar membacanya (qirā’ah atau tilāwah) saja sehingga ayat-ayat Allah tetap melangit (meskipun diketahui, bahwa setiap huruf yang dibaca akan diganjar sepuluh kebaikan). Sudah saatnya, kita memaknai tadarusul Qur’ān sebagai kegiatan belajar/mengkaji, menelaah, dan mendiskusikan ayat-ayat Allah yang agung sehingga ayat-ayat Allah dapat diimplementasikan dalam kehidupan (dibumikan). Karenanya, tidak seharusnya belajar formal di sekolah/madrasah dan perguruan tinggi harus diliburkan. Bukankah ṭalabul ‘ilmi farīḍah ‘alā kulli muslimin wa muslimah (menuntut ilmu itu wajib bagi muslim dan muslimat)? Dan bukankah setiap amal kebaikan di bulan Ramadan akan mendapat ganjaran berlipat ganda?

Wallahu a'lam
Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Tags :

bm
Created by: Admin

Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

Posting Komentar

Ikuti Channel YouTube

Connect