Selasa, 19 Maret 2024

Ramadan Bulan Sehat

Oleh: Buya Mas Rahim Salaby (Allah Yarham)

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa“. Atas dasar Firman ini, maka hukum puasa adalah wajib bagi setiap muslim, kecuali perempuan yang sedang berhalangan (haid) atau orang sakit, dan musafir (orang yang dalam perjalanan). 

Bagi mereka yang berhalangan berpuasa karena sakit atau musafir, maka wajib mengganti di hari yang lain di luar bulan Ramadan dan bagi yang tak sanggup berpuasa karena terlalu tua atau sakit berkepanjangan, Allah memberi keringanan dengan “membayar fidyah”. وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ, puasanya tak perlu diganti.

Dari Abu Hurairah r.a., Rasul bersabda: “Berpuasalah kalian, kalian akan sehat” (hadis diriwayatkan Aṭ-Ṭabrani dalam Mu’jam al-Awsaṭ), begitulah setidaknya terjemahan bebas dari hadis Rasul berikut: 

قال رسول الله صلعم : صوموا تصحوا   
Secara zahir, puasa itu menahan diri dari makan dan minum dan dari segala yang membatalkan puasa. Memang tubuh kita butuh dengan makanan dan minuman. Kalau kita merujuk kepada Rasulullah tentang makan dan minum, beliau bersabda:

حسب ابن ادم لقيمات يقمن صلبه فان كان ولا بد فثلث للطعام وثلث للماء وثلث للتنفس

“Cukuplah untuk anak Adam (Manusia) beberapa suap makanan untuk mengkuatkan tulang sulbinya (mengkuatkan tubuhnya). Maka dari itu jangan congok (rakus). (Isilah perut) sepertiga untuk makanan, sepertiganya untuk minuman dan sepertiganya untuk bernafas”

Terkait makanan, menegaskan hadis di atas, Allah telah berfirman dalam QS. 16/An-Nahl: 114: ”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." Pada surah lainnya (QS. 7/Al-A’raf: 31) Allah berfirman: ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Hadis dan ayat di atas mengandung amar yang menyuruh kita untuk mengkonsumsi makanan atau minuman sebagai berikut: 
  1. Makanan atau minuman yang halal dan baik (ṭayyib), karena tidak semua makanan yang halal itu pasti ṭayyib. Daging kambing adalah makanan halal tapi, pada bagian-bagian tertentu tidak ṭayyib bagi pengidap darah tinggi. Bumbu penyedap dan pengawet halal dimakan, tapi tidak ṭayyib bagi kebanyakan orang walaupun dia dalam keadaan sehat. 
  2. Tubuh memerlukan keseimbangan nutrisi, tapi kebanyakan kita malah mengutamakan selera, enak, sedap, nikmat, sehingga dapat merusak keseimbangan nutrisi tubuh yang menyebabkan munculnya penyakit. Karenanya, Nabi berpesan: “Berpuasalah supaya sehat.”
  3. Makan dan minum secukup kebutuhan tubuh, tidak boleh berlebihan. Karenanya, kita perlu memperhatikan bahwa tubuh kita membutuhkan nutrisi yang seimbang, yaitu:
  • air: 57% (mengatur panas dan suhu badan serta merupakan sumber makanan),
  • protein: 20% (materi penyusun organ tubuh, otot, darah dan rambut),
  • lemak: 15% (sumber energi tertinggi),
  • karbohidrat: 2% (tenaga, membantu pencernaan, mengasimilasi makanan),
  • vitamin: 1% (penting untuk metabolisme dan makanan secara normal), dan
  • mineral: 5% (mitra vitamin merupakan listrik tubuh).
Pada surah lainnya (QS.2/al-Baqarah: 60), Allah kembali menegaskan: ”... Makan dan minumlah kamu dengan rezeki (yang diberikan) Allah, dan  janganlah kamu berkeliaran di muka bumi untuk berbuat kerusakan.

Makan dan minumlah yang halal dan ṭayyib, jangan dimakan atau diminum makanan/minuman yang membuat orang menjadi fasad (rusak) seperti minuman keras, ganja, morfin, dan yang sejenis lainnya. Makanan yang mengandung kimia juga tidak ṭayyib dan semestinya harus dihindari juga.

Baca juga: "Ramadan Bulan Ilmu"

Adanya informasi tentang berkah Ramadan, salah satunya adalah berkah sehat tidak diragukan lagi oleh para ahli medis. Dengan berpuasa kadar gula di dalam darah menurun, itulah sebabnya kalau orang berpuasa merasa agak lemas, kurang bertenaga, dan setelah berbuka baru terasa energi bertambah. Kaum muslimin yang mengidap diabetes akan bertambah sehat dengan berpuasa, yang tensinya tinggi dengan puasa akan turun tensinya. Tapi kalau berbuka dengan cara yang tidak mengikut sunah, bukannnya bertambah tenaga atau bertambah sehat, malah bertambah sesak karena makanan terlalu padat dalam lambung sampai naik ke rongga dada. Kalau sudah begini, mau rukuk pun terasa sesak, apalagi sujud. Maka Nabi kita menasihatkan: ”Makanlah sekadar cukup menguatkan fisik, karena itu isilah perut sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya kosongkan untuk nafas.” Namun fakta yang terjadi dan tidak dapat dipungkiri, sepanjang Ramadan banyak tersedia menu berbuka baik yang diolah sendiri maupun yang dijual bebas dan dengan mudah didapat di sepanjang jalan menjelang waktu berbuka yang tak mampu membendung selera. 

Banyaknya varian jajanan tak mampu membendung selera dan hasrat ingin “membalas dendam” saat berbuka nantinya. Sehingga banyak jajanan yang di luar standar sehat pun juga dilahap. Mulai dari jenis gorengan, kue-kue dan makanan ringan lain, serta berbagai jenis minuman mulai dari air sirup, teh manis, minuman besoda, jus manis, minuman berkarbonasi, dan kopi pun siap memanjakan dahaga yang tertahan sepanjang hari. Alhasil kebutuhan tubuh untuk makan dan minum diasup melebihi kuota kemampuan yang bisa saja mendatangkan dampak negatif bagi tubuh. Bukan sehat yang didapat, tapi malah sakit karena tak mampu menahan selera makan. Maka sungguh sangat menyedihkan, umat Islam yang mengamalkan perintah puasa malah lebih banyak sakit-sakitan akibat pola makan yang tak menentu atau karena makanan dan minuman yang tidak ṭayyib.

Wallahu a'lam
Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Tags :

bm
Created by: Admin

Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

Posting Komentar

Ikuti Channel YouTube

Connect