Rinduku Tak Pernah Usai
Dalam kelesuan yang sangat
karena seharian melangkah,
sementara tubuhku telah legam terbakar sinar matahari.
Dan ketika kantuk datang menyeruak,
sempat jua wajah itu singgah menggoda jiwa
Maka datanglah keharuan dan kerinduan bertubi-tubi
bagai buih laut menjilat pantai.
Menjeritlah pasir putih dibakar sinar surya menyala di tengah hari.
Menangislah langit jauh di kebiruan karena sendu,
lalu terbentanglah jarak yang panjang
antara pasir di hamparan pantai dengan langit kebiruan.
Maka mengangalah lobang hitam di langit
karena malam datang melanda.
Terhenyaklah musafir
merindukan kekasihnya di ujung langit
dengan air mata membasahi pasir putih, tak berbekas
dan rindu tak pernah usai.
(By: Mihar)
Posting Komentar