Minggu, 21 Februari 2021

IKAPDA Aceh Peduli Sosial

IKAPDA Peduli Sosial

rangkangbelajar.com|  Manusia sebagai makhluk sosial tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal. Untuk itu manusia harus memiliki kesadaran sosial yang merupakan kemampuan untuk memahami arti dari situasi sosial. Sehingga dalam berinteraksi akan tercipta rasa saling menghormati, mengasihi, serta peduli terhadap berbagai macam keadaan di sekitarnya. Kesadaran sosial yang tinggi akan melahirkan sikap kasih sayang dan perasaan empati. Empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain yang dengannya akan tumbuh perasaan untuk peduli terhadap sesama, yaitu peduli dalam hal membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi orang lain.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional telah merumuskan materi pendidikan karakter yang mencakup 18 aspek, salah satunya adalah Peduli Sosial, yang dapat diartikan sebagai sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Dari sinilah kepedulian sosial menuntut kepada setiap individu agar mampu memperhatikan lingkungan tempat tinggalnya atau masyarakat sekitarnya.

IKAPDA Aceh sebagai Wadah Penularan Sikap Peduli Sosial

Ikatan Keluarga Alumni Darularafah Raya merupakan wadah berkumpulnya para alumni dan abituren Pesantren Darularafah Raya (PDAR) yang diharapkan dapat melakukan kerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin agar mampu mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati sehingga dapat memanfaatkan sumber daya yang ada. IKAPDA Aceh sebagai organisasi komunitas, namun lebih nyaman disebut sebagai organisasi silaturahmi yang akan menjembatani terikatnya kembali rasa kekeluargaan antar-alumni maupun abituren PDAR dalam menuju “khoir an-nās, anfa’uhum li an-nās (Hadis diriwayatkan oleh al-Tabrani), sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi banyak manusia”. 

Dengan mengusung semangat silaturahmi ini, sekurang-kurangnya diyakini akan adanya kelapangan rezeki dan umur yang panjang, terpupuknya rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatnya rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, persaudaraan dan persahabatan menjadi erat, dan tentunya masih banyak lagi manfaat serta keutamaan bersilaturahmi.

Pernyataan di atas senada dengan Sabda Nabi Muhammad Saw.: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi” (HR. Bukhari-Muslim). Dari Abū Hurairah, dalam Hadis lainnya, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi” (Muttafaqun ‘alaihi).

IKAPDA Aceh juga menjadi wadah belajar dalam mengimplementasikan nilai-nilai kepedulian sosial. yang mana dalam menumbuhkan sikap ini dimulai dari kepedulian terhadap lingkungan terdekat (keluarga, kerabat, dan tetangga). Sehingga sering juga muncul jargon yang digunakan dalam bahasa Ibu PDAR (bahasa Arab rasa Medan) “Lau maujud ma’anā, limāẓa ma’ahum..?”, kalau ada di kita, kenapa (harus) ke mereka..?.

Jargon ini bukan bermaksud untuk memonopoli kepentingan kelompok. Tapi lebih cenderung menjadikannya sebagai motivasi dalam memulai persemaian kebaikan dan pembiasaan belajar menumbuhkan sikap peduli sosial yang dimulai dari lingkungan terdekat, untuk selanjutnya, jika sudah terpenuhi, barulah merambah ke masyarakat yang lebih luas. 

IKAPDA Aceh dipimpin oleh Bang Egem (T. Iskandarsyah, alumni VII). Sebagai ketua terpilih periode April 2017-April 2021, beliau berharap organisasi silaturahmi ini dapat berfungsi sebagai tempat pembelajaran kerja baik dan benar (‘amal sāliḥ). Dengan semangat mewujudkan organisasi yang berupaya memberi manfaat bagi banyak manusia, maka IKAPDA Aceh melalui cabang IKAPDA masing-masing kabupaten di Aceh telah melaksanakan beberapa kegiatan sosial sebagai bentuk pengamalan salah satu Hadis Nabi Muhammad Saw., di mana Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai berikut: “Barang siapa yang melepaskan satu kesulitan seorang muslim dari kesulitan-kesulitan di dunia, niscaya Allah melepaskannya dari kesulitan-kesulitan hari kiamat” (terj.). 

Baca jugaIKAPDA "Bantuan Pendidikan bagi Anak Yatim"


Melalui IKAPDA Aceh Utara-Lhokseumawe yang dipimpin oleh Bang Putek (Putra Karya Mansyah Alumni VI), ketua terpilih secara aklamasi (sejak Agustus 2019) ini mengajak setiap anggota untuk memahami kehidupan bermasyarakat dan peka, tidak hanya sebatas tahu kesusahan yang menimpa sekitar, tetapi mau melakukan hal sekecil apapun untuk membantu meringankan kesusahan orang lain. Membantu melepaskan kesulitan seseorang tak selalu harus dengan gerakan besar yang dapat berefek luas. Asalkan diniatkan dengan ikhlas, perbuatan itu sudah masuk kategori melepaskan kesulitan orang lain. Dengan semangat itu, IKAPDA Lhokseumawe memulai kegiatan sosial dari hal-hal yang kecil/ringan.

1. (17 Mei 2020) IKAPDA Lhokseumawe-Aceh Utara ‘Bagi-bagi Takjil’; memyerahkan takjil ke Remaja Masjid Baiturrahman Kota Lhokseumawe. (Kunjungi IKAPDA Aceh untuk melihat foto kegiatan lainnya!)


2. (22 Mei 2020) IKAPDA Aceh ‘Peduli keluarga IKAPDA’; Sumbangan kepada anak-anak yatim dari keluarga IKAPDA Aceh Utara-Lhokseumawe. “Amanah rakan-rakan berupa sumbangan untuk anak-anak alumni dan abituren yang telah meninggal telah disalurkan”. “Terima kasih kepada rakan yang sudah ikut berdonasi dan mensukseskan kegiatan ini dan semoga keberkahan selalu melimpahi setiap langkah kita”. (Kunjungi Ikapda Aceh untuk melihat foto kegiatan lainnya!)

3. (19 Mei 2020) Penyerahan Mushaf Alquran dan kurma (bantuan AMCF) yang dijembatani oleh DPW IKAPDA Aceh, dan disalurkan melalui DPD IKAPDA Aceh Utara-Lhokseumawe kepada: (a) Pengurus Balai Pengajian Baitul Ulum Keurani Uma Meunasah Masjid Lhokseumawe, (b) Pengurus Balai Pegajian Almuhajirin Hagu Teungoh Lhokseumawe. (Kunjungi Ikapda Aceh untuk melihat foto kegiatan lainnya!)

4. (26 Februari 2021) IKAPDA Aceh “Peduli keluarga IKAPDA”; Dana dari DPW IKAPDA Aceh diserahkan oleh Ketua IKAPDA Aceh Utara-Lhokseumawe kepada keluarga/anak alm. Bang Toba sebagai santunan pendidikan.

Ulasan ini menjadi list pengingat, bahwa belum banyak dan belumlah cukup kegiatan sosial yang dilakukan. Sehingga akan lebih termotivasi lagi untuk melakukan kebaikan-kebaikan lainnya di masa yang akan datang. Semoga ulasan ini dapat dimaknai sebagai remainder (pengingat), bahwa apa yang sudah pernah dilakukan akan menjadi penyemangat untuk terus menjadi manusia yang anfa’u li an-nās.

Kepedulian sosial harus dimaknai seluas-luasnya, setelah selesai menebar kebaikan di lingkungan sekitar, maka harus pula menebar kebermanfaatan bagi golongan lainnya, sembari berharap semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang ditolong Allah baik dunia maupun akhirat. “Wa ammā bi ni’mati Rabbika fa ḥaddiṣ (QS. Aḍ-Ḍuḥā: 11), dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).” Dengan terjemahan bebas, sepertinya dapat juga bermakna sebagai berikut: “Woy... kalau punya rezeki, bagi-bagilah..!” Wallāhu a’lam bi al-ṣawāb. (Admin) 

Tags :

bm
Created by: Admin

Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

Posting Komentar

Ikuti Channel YouTube

Connect