Bayang-bayang
(I)
Bayang-bayang datang mengetuk pintu
mengajak aku bercerita dan berlagu
tentang sebuah dunia
yang tertimbun lindap.
Bayang-bayang
di situ ada dua insan berpegangan tangan
tapi yang satu akan berangkat
dan yang tinggal akan terendam dalam sepi
dan kerinduan
di ujung bayang-bayang.
(II)
Itu belum pasti,
bahwa di terminal ini kita akan berhenti.
Aku yakin kita akan turun bersama
maka jangan ucapkan sayonara.
Biarkan tangan ini menggapai-gapai
meraba tali kecapi di hatimu.
Biarkan melodi itu melengking
menjeritkan lagu cinta.
Biarkan dinding membentang di depan mata
itu hanyaah bayang-bayang.
(III)
Bayang-bayang di depan mata
wajahnya ceria cantik jelita
senyum berderai rambut tergerai.
Bayang-bayang di depan kaca
telah pudar ditelan derita.
Bayang-bayang tetap membayang
kemana pun mata memandang.
(IV)
Wajah hitam di dinding
tidak mau diajak bercanda
dan tidak mau bercerita
adalah bayang-bayang diriku.
Posting Komentar