Selasa, 17 September 2024

Supermoon: Menikmati Panorama Langit Sambil Mewaspadai Risiko Bencana

Oleh: Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., M.A. (Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe)

"Bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat berada di apogee, titik terjauh dari bumi. Peningkatan visual ini memberikan tampilan yang dramatis dan memikat bagi para pengamat langit di seluruh dunia."

Supermoon adalah fenomena ketika bulan purnama tampak lebih besar dan lebih dekat dari biasanya. Ini terjadi ketika jarak antara Bumi dan bulan kurang dari 363.104 kilometer. Pada tanggal 18 September 2024, jarak Bumi dengan bulan diperkirakan mencapai 357.486 kilometer, membuat bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibandingkan dengan purnama biasa.

Fenomena ini sering menarik perhatian banyak orang untuk mengabadikan keindahan langit malam. Festival foto bulan dan observasi publik sering diselenggarakan, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk merasakan langsung keindahan astronomi. Supermoon bukan hanya pemandangan yang luar biasa, tetapi juga mengingatkan kita akan hubungan kosmis yang erat antara Bumi dan bulan.

Puncak purnama pada bulan Rabiul Awal 1446 Hijriah akan terjadi pada hari Rabu, 18 September 2024, pukul 09.34 WIB. Saat itu, bulan akan terlihat lebih besar dibandingkan mikromoon—sekitar 14% lebih besar dari purnama ketika bulan berada pada jarak terjauh dari Bumi. Cahaya bulan juga akan terasa lebih terang, hingga 30% lebih terang dari mikromoon.

Meskipun supermoon adalah fenomena alam yang indah, ada baiknya kita juga memikirkan dampak potensialnya terhadap lingkungan, terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap banjir pasang. Beberapa ahli menyarankan bahwa tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat saat supermoon bisa memperburuk dampak dari bencana alam, seperti banjir atau erosi pantai. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi bencana sangat penting dilakukan agar kita tetap aman sembari menikmati keindahan alam ini.

Supermoon: Fenomena Alam yang Memikat

Sebagai satelit bumi, bulan selalu mengintari bumi dengan bentuk orbit yang lonjong (elip) dengan waktu tempuh dalam satu kali orbit (sinodis) 29 hari 12 jam 44 menit 43 detik. Bentuk orbit bulan yang lonjong mengakibatkan dalam perjalanan nya ada saat dimana posisi bulan jauh dengan bumi (apoge) dengan jarak rata-rata 405.969 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih jauh dari 405.969 kilometer disebut dengan mikromoon. Saat bulan dekat dengan bumi (perige) dengan jarak rata-rata 363.104 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih dekat dari 363.104 kilometer disebut dengan supermoon. Sedangkan jarak rata-rata bumi ke bulan adalah 384.400 kilometer.

Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan perigee-nya, yaitu titik terdekat bulan dengan bumi. Akibatnya, bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat berada di apogee, titik terjauh dari bumi. Peningkatan visual ini memberikan tampilan yang dramatis dan memikat bagi para pengamat langit di seluruh dunia.

Potensi Dampak Supermoon terhadap Bencana Alam

Walaupun fenomena supermoon pada dasarnya adalah fenomena visual, ada beberapa potensi dampak terhadap lingkungan, terutama dalam konteks bencana alam. Berikut adalah beberapa potensi dampak yang mungkin terjadi:

  1. Pasang Surut Air Laut yang Ekstrem: Supermoon dapat menyebabkan pasang surut air laut yang lebih ekstrem karena tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat. Kenaikan dan penurunan air laut yang ekstrem ini dapat memperburuk dampak dari banjir atau erosi pantai. Wilayah pesisir, terutama yang sudah rentan terhadap kenaikan air laut, bisa menghadapi risiko lebih besar selama periode supermoon.
  2. Peningkatan Risiko Bencana Alam: Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa supermoon menyebabkan bencana seperti gempa bumi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa fase bulan ekstrem dapat mempengaruhi tektonik bumi. Perubahan dalam tekanan gravitasi bisa memicu aktivitas seismik di beberapa wilayah yang sudah rawan gempa.

Langkah-Langkah untuk Mitigasi Bencana

Menghadapi dampak yang mungkin timbul dari supermoon memerlukan langkah mitigasi yang tepat. Rencana mitigasi bencana Rop (Resilience, Preparedness, and Response) dapat membantu masyarakat mengurangi risiko dan meminimalkan dampak dari potensi bencana. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  1. Pemantauan dan Peringatan Dini: Sistem pemantauan pasang surut dan perkiraan cuaca dari BMKG perlu ditingkatkan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat mengenai perubahan ekstrem yang mungkin terjadi selama supermoon. Dengan informasi yang cukup, masyarakat dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi kemungkinan banjir atau erosi yang diakibatkan dari pasang yang tinggi.
  2. Perencanaan dan Infrastruktur: Pemerintah dan lembaga terkait harus memastikan bahwa infrastruktur pesisir, seperti tanggul dan sistem drainase, diperkuat untuk menangani kemungkinan pasang surut ekstrem. Perencanaan tata ruang yang baik juga penting untuk mengurangi risiko terhadap daerah yang rawan bencana.
  3. Edukasi dan Kesadaran Publik: Masyarakat harus diberi edukasi mengenai risiko dan cara mitigasi selama periode supermoon. Pelatihan dan simulasi bencana dapat membantu masyarakat memahami langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi diri dan properti mereka.
  4. Koordinasi dan Kerjasama: Koordinasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga bencana, dan masyarakat, sangat penting untuk respon yang efektif terhadap bencana. Kerjasama antara semua pihak dapat memastikan bahwa langkah-langkah mitigasi diterapkan dengan baik dan respons bencana berjalan lancar.

Kesimpulan

Supermoon adalah fenomena yang menakjubkan dan mempesona, tetapi penting untuk menyadari potensi dampaknya terhadap lingkungan dan bencana alam. Dengan menerapkan langkah mitigasi yang tepat melalui pendekatan Rop, masyarakat dapat lebih siap menghadapi kemungkinan dampak dari fenomena ini dan melindungi diri serta lingkungan mereka. Persiapan yang baik dan pengetahuan yang memadai adalah kunci untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan di tengah pesona supermoon yang memukau.

Supermoon adalah contoh menakjubkan dari keindahan alam yang dapat dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Namun, fenomena ini juga membawa tantangan yang perlu diatasi untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan masyarakat. Dengan persiapan yang tepat dan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menghargai keindahan supermoon sambil memitigasi risiko yang mungkin ditimbulkannya. Menggabungkan apresiasi terhadap panorama alam dengan tindakan preventif adalah kunci untuk memastikan bahwa fenomena langit ini dapat dinikmati dengan aman dan bertanggung jawab.


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Tags :

bm
Created by: Admin

Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

Posting Komentar

Ikuti Channel YouTube

Connect