Pascasarjana UIN SUNA Gelar Visiting Lecture: Diskusi Otoritas Keagamaan di Era Digital
Rangkang Belajar | Lhokseumawe - Di era media sosial seperti sekarang, siapa sebenarnya yang paling kita percaya saat bicara soal agama? Apakah mereka yang punya sanad keilmuan panjang, lulusan pesantren dan kampus ternama, atau justru para ustaz populer di TikTok dan Instagram yang sering muncul di beranda kita?
Pertanyaan inilah yang mengemuka dalam Visiting Lecture bertema “Isu-isu Kontemporer Komunikasi dan Penyiaran Islam” yang digelar Program Doktor (S3) Studi Islam Konsentrasi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UINSUNA) Lhokseumawe, Jumat, 12 Juli 2025. Digelar daring melalui Zoom, acara ini menghadirkan diskusi hangat dan kritis seputar perubahan besar otoritas keagamaan di era digital.
Assoc. Prof. Darmadi, M.Si., menjelaskan bagaimana algoritma media sosial kini memegang peranan penting dalam membentuk opini publik. Konten keagamaan yang viral sering kali lebih cepat memengaruhi pemahaman masyarakat dibanding klarifikasi ilmiah dari lembaga resmi. “Kita menghadapi krisis klarifikasi,” ujar Dr. Darmadi. Beliau juga menyoroti munculnya figur-figur dakwah baru yang mungkin tidak memiliki sanad keilmuan tradisional, tetapi justru diterima karena kedekatan emosional dan gaya komunikasi yang memikat.
Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.A., Guru Besar Universitas Gadjah Mada sekaligus Founder IA Scholar Foundation, menambahkan pentingnya pendekatan riset yang tidak hanya terpaku pada data digital. Menurutnya, pendekatan kualitatif dan pemahaman sosiologis tetap penting untuk melihat lebih dalam bagaimana perubahan ini berdampak pada masyarakat Muslim. “Perlu ada jembatan antara riset algoritmik dan pemahaman konteks sosial,” ungkapnya.
Diskusi semakin menarik ketika Zanzibar, salah satu mahasiswa Program Doktor, menyampaikan pandangannya. Ia mengingatkan pentingnya kesadaran kritis di kalangan generasi muda agar tidak mudah terbawa arus informasi yang viral. Zanzibar menekankan, lembaga pendidikan seperti Pascasarjana UIN SUNA punya tanggung jawab penting membekali mahasiswa dengan literasi digital dan metode riset yang sesuai tantangan zaman.
Yang menarik, Visiting Lecture ini bukanlah kegiatan sekali waktu. Sejak awal semester genap, Program Doktor S3 Studi Islam sudah merancang agenda rutin menghadirkan para guru besar dan pakar dari kampus ternama, mulai dari IAIN Langsa, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, UIN Sumatera Utara, Universitas Gadjah Mada, hingga İbn Haldun University Turkey. Menurut Dr. Agus Salim Salabi, M.A., Ketua Program Doktor Studi Islam, program ini bertujuan “memperkaya wawasan mahasiswa, memperluas jejaring akademik internasional, sekaligus mengasah kepekaan kritis terhadap isu-isu kontemporer pada masing-masing konsentrasi pilihan mahasiswa.”
Pada akhirnya, diskusi ini bukan hanya soal teori komunikasi, tetapi tentang bagaimana kita—sebagai pengguna media sosial—juga berperan membangun otoritas keagamaan yang sehat, kritis, dan tetap berpijak pada ilmu. (Admin)
Tags : Artikel Berita Kita Kampus Pendidikan Wawasan
Posting Komentar