Sabtu, 07 Agustus 2021

Kuliah Pengabdian Masyarakat (Upaya Menjadi Kader Pembangunan)

Kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dilaksanakan Mirzan Fuadi dan teman-teman di Desa Kulam Kecamatan Syamtalira Aron Aceh Utara. Sebagai mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) pada Fakultas Usuluddin Adab dan Dakwah, kegiatan KPM ini dimanfaatkannya sebagai wadah penambah pengalaman dalam membantu masyarakat Desa Kulam dan juga sebagai pencapaian salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di lingkungan IAIN Lhokseumawe. KPM merupakan salah satu mata kuliah dengan jumlah kredit 4 SKS, yang mana kegiatan ini menjadi tuntutan sebagai wujud respon terhadap kebutuhan nyata di masyarakat yang penuh dengan berbagai dinamika dan problematika hidup yang dihadapi.

Pada tahun akademik 2021 ini, IAIN Lhokseumawe melalui LPPM menyelenggarakan program KPM yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Para mahasiswa KPM memilih  sendiri lokasi KPM sesuai tempat yang mudah dijangkau bagi mahasiswa. Hal ini mengingat keterbatasan aktivitas terkait aturan semasa wabah Covid-19. Selain bertujuan pengabdian, Mirzan memaknai KPM sebagai upaya belajar dalam menerapkan ilmu serta keahlian yang dimilikinya dan juga untuk memberikan kontribusi tenaga serta pikiran di masyarakat kampungnya. Dengan dilaksanakannya Kuliah Pengabdian Masyarakat oleh mahasiswa, maka mahasiswa akan berhadapan langsung dengan masyarakat dan permasalahannya, sehingga mahasiswa dapat belajar untuk menelaah dan membantu mencari solusi yang dipandang tepat dengan berbekal disiplin ilmu.


Sebagai bekal informasi terkait kebutuhan masyarakat, maka langkah pertama yang dilakukan adalah observasi ke lapangan yang dijadikan acuan serta landasan dalam menelaah unsur-unsur pendukung dan penghambat dalam menciptakan perubahan suatu daerah. Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan di Gampong Kulam Kecamatan Syamtalira Aron, disimpulkan bahwa Gampong Kulam yang merupakan salah satu dari 30 desa/gampong dalam wilayah Kecamatan Syamtalira Aron Aceh Utara memiliki budaya komunikasi yang terbuka. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan rutin pengajian yang dilaksanakan pada Jumat dan malam Senin. 

Budaya komunikasi, informasi, dan interaksi antarwarga menjadi lebih efektif dan efisien dengan kegiatan tersebut memudahkan para mahasiswa pelaksana KPM dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Peserta KPM juga menjadi mudah membaurkan diri dengan kehidupan masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok, terutama dengan perangkat pemerintahan gampong. Di samping itu, dengan mempelajari dan mengikuti adat kebiasaan masyarakat setempat, masyarakat dapat menerima keberadaan mahasiswa KPM di Gampong Kulam dengan baik dan terbuka.


Adapun tujuan dari pelaksanaan KPM  IAIN Lhokseumawe, menurut Mirzan dan teman-teman, antara lain adalah:
  1. Membentuk kepribadian mahasiswa IAIN Lhokseumawe sebagai kader pembagunan dengan wawasan berpikir yang luas.
  2. Menghasilkan sarjana yang mampu menghayati permasalahan masyarakat dalam pembangunan gampong dan mampu menemukan solusi.
  3. Mendekatkan IAIN Lhokseumawe dengan masyarakat.
  4. Memperdalam pemahaman mahasiswa tentang kegunaan hasil pendidikan dan tanggung jawab sebagai calon sarjana terhadap masyarakat, sehingga tumbuh rasa kepedulian yang tinggi dalam memecahkan masalah-masalah di masyarakat.
Kegiatan-kegiatan mahasiswa KPM IAIN Lhokseumawe di Gampong Kulam dilaksanakan selama 25 hari dan dirancang dalam program-program kerja untuk kemudian dijadikan sebagai acuan selama berada di Gampong Kulam. Beberapa kegiatan yang telah terlaksana, antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Gotong royong bersama relawan dan aparatur desa.
  2. Menyambut kunjungan Kasat Bimas Polres Aceh Utara dalam penilaian Posko Covid dan PPKM Mikro.
  3. Mengikuti pengajian (majelis taklim) rutin Minggu malam bersama masyarakat Gampong Kulam.
  4. Pembagian masker ke rumah-rumah warga Gampong Kulam. 
  5. Membantu relawan Covid-19 menyelesaikan data warga INDEX DESA MEMBANGUN (IDM).
  6. Penghijauan lahan aset desa bersama salah satu anggota DPRK (Bapak Zulfadli Ataleb, S.E.).
  7. Membuat struktur aparatur gampong.
  8. Pendataan calon penerima PKH dan BPNT.
  9. Membuat pamflet terkait pentingnya kebersihan lingkungan.
  10. Mengisi formulir calon penerima manfaat BPNT.
  11. Gotong royong membersihkan halaman meunasah.
  12. Ikut-serta dalam kegiatan Posyandu.
  13. Persiapan tempat untuk kegiatan ceramah.

Dua puluh lima hari merupakan waktu yang sangat singkat untuk mengadakan peningkatan dan perubahan  dalam kehidupan masyarakat. Dalam waktu yang sesingkat itu Mirza dan teman-teman peserta KPM mengimplemetasikan ilmu-ilmu dan teori-teori yang selama ini dipelajari di perkuliahan. Dengan adanya kegiatan KPM yang diselenggarakan LPPM IAIN Lhokseumawe, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat, baik (terutama) bagi para mahasiswa, institusi, dan masyarakat. Walaupun dalam masa serba keterbatasa ruang dan gerak akibat wabah Covid-19 yang belum kunjung usai, akan tetapi semangat peserta KPM tidak kendor untuk menyelesaikan misi pengabdian, sembari turut mensosialisasikan hidup sehat dengan mematuhi protokol kesehatan guna pencegahan penyebaran virus Covid-19.


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Tags :

bm
Created by: Admin

Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

Posting Komentar

Ikuti Channel YouTube

Connect