Senin, 12 Juli 2021

Kuliah Pengabdian Masyarakat (Penyuluhan Tim Puskesmas)

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) IAIN Lhokseumawe

rangkangbelajar.com| Jumat 09 Juli 2021 Admin menerima laporan perkembangan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Angkatan V Gelombang II yang dilakukan mahasiswa IAIN Lhokseumawe. Rahmiati Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) menuturkan: “Banyak hal kami dapat dalam kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang dilaksanakan tahun ini. Meskipun dalam masa penuh kewaspadaan karena wabah Copid-19 yang tak kunjung usai, namun KPM kali ini tetap dapat dilaksanakan dengan penuh khidmat dan kami tetap menjalankan kegiatan-kegiatan sesuai dengan perencanaan." 

Pada program kali ini, Rahmiati dkk. menjadi peserta dalam kegiatan penyuluhan kesehatan oleh Tim Puskesmas Kec. Syamtalira Bayu, Aceh Utara di Gampong Bungong. Tentunya banyak pengalaman yang mereka peroleh terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah, pencegahan stunting, serta jurus agar anak mau makan buah dan sayur. Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah para orang tua terutama kaum ibu. 


PHBS merupakan kegiatan dalam rangka menyadarkan orang tua dan masing-masing anggota keluarga agar memiliki kemauan dan kemampuan dalam mempraktikkan PHBS. Rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 hal di lingkungan rumah, yaitu:
1.   Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2.   Memberi bayi ASI eksklusif.
3.   Menimbang balita setiap bulan.
4.   Menggunakan air bersih.
5.   Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
6.   Menggunakan jamban sehat.
7.   Memberantas jentik di rumah.
8.   Makan buah dan sayur setiap hari.
9.   Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah.

Sementara penyuluhan terkait stunting, menjadi materi yang penting berikutnya berkenaan dengan gizi kronis yang umumnya diderita oleh anak. Masalah gizi kronis ini disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun dan karenanya para orang tua harus mengetahui gejala-gejala stunting, antara lain adalah:
1. anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya;
2. proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya;
3. berat badan rendah untuk anak seusianya;
4. pertumbuhan tulang tertunda.

Untuk mencegah stunting, perlu dilakukan pendekatan yang menyeluruh, seperti melakukan aktifasi posyandu dan pemberian pengetahuan tentang gizi anak, mulai dari makanan apa saja yang boleh untuk bayi di atas enam bulan dan pengetahuan tentang pentingnya ASI eksklusif.


Adapun materi penyuluhan berikutnya adalah “Jurus Anak Mau Makan Buah dan Sayur”. Meskipun kehidupan di desa identik dengan tanaman kebun yang tentunya terdapat banyak jenis buah dan sayur, namun herannya, anak-anak mengkonsumsi buah dan sayur. Bahkan orang tua kurang terbiasa mengenalkan makanan sehat kepada anak-anaknya, sehingga anak-anak menjadi malas memakan buah dan sayur. 

Melalui penyuluhan ini, masyarakat dihimbau untuk tidak terlena dengan makanan siap saji, atau kerap menyuguhkan kepada anak makanan-makanan instan dan jajanan ringan yang banyak mengandung zat-zat kimia. Selain mengenalkan bahaya makanan atau jajanan yang mengandung zat kimia, orang tua dihimbau untuk mengenalkan khasiat atau manfaat dari buah dan sayur agar anak menyukainya. (Rahmi)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Tags :

bm
Created by: Admin

Media berbagi informasi dan pembelajaran seputar Pendidikan Islam (PEDI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Lembaga Pendidikan Islam.

Posting Komentar

Ikuti Channel YouTube

Connect