Carousel

Jumat, 26 September 2025

Kuliah Umum Internasional Pascasarjana UIN SUNA: Mempersiapkan SDM Unggul dan Kompetitif di Era Global

Rangkang Belajar | Lhokseumawe – Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN-SUNA) Lhokseumawe resmi memulai perkuliahan Tahun Akademik 2025/2026 pada Jumat, 26 September 2025. Kuliah perdana tahun ini dikemas dalam bentuk kuliah umum internasional bertema “Mempersiapkan SDM Unggul Berdaya Saing Global”. Acara menghadirkan narasumber dari Al-Azhar Kairo, Syaikh Yasser Salah Mesalam Mohamed Agwa, dan diikuti mahasiswa Pascasarjana UIN-SUNA lintas program magister dan doktor.

Dipandu oleh Dr. Mannan, M.Ed., acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian sambutan dari Rektor UIN-SUNA Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag. Dalam pengantarnya, Rektor menegaskan bahwa keberhasilan dalam pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan kognitif. “Penelitian membuktikan bahwa keuletan, integritas, dan kesabaran justru menjadi kunci utama kesuksesan seorang pelajar,” ungkapnya.

Dalam kuliah umum, Syaikh Yasser Salah menekankan bahwa menuntut ilmu adalah jalan mulia yang dijamin langsung oleh Allah Swt. Beliau mengingatkan, para penuntut ilmu akan diangkat derajatnya, diposisikan sebagai pejuang di jalan Allah (fi sabilillah), dan dimudahkan jalannya menuju surga. “Setiap usaha dan kesabaran dalam belajar adalah ibadah yang bernilai tinggi di hadapan Allah. Ilmu bukan hanya membuka wawasan, tetapi juga memperkokoh iman dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” pesannya, disambut antusias oleh peserta.


Di lain pihak, Drektur Pascasarjana UIN-SUNA, Dr. Zulfikar Ali Buto, M.A., menyatakan bahwa kuliah perdana ini sebagai momentum strategis untuk menyiapkan generasi akademik yang berdaya saing global. “Kami mendorong mahasiswa untuk menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat, solutif, dan mampu menjawab berbagai persoalan umat,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Panitia, Dr. Zulkhairi, M.Pd., memberikan apresiasi atas dukungan semua pihak. “Kami berharap kegiatan ini menjadi energi positif bagi mahasiswa baru dan mahasiswa aktif lainnya di jenjang magister dan doktor untuk memulai studi pascasarjana semester ganjil ini dengan semangat tinggi,” katanya.

Kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan foto bersama seluruh peserta. Kehadiran narasumber internasional dalam kuliah perdana ini tidak hanya menandai dimulainya perkuliahan Pascasarjana UIN-SUNA Lhokseumawe, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menuntut ilmu sebagai bekal membangun peradaban Islam yang unggul dan berdaya saing di panggung global. (Salabi)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Senin, 25 Agustus 2025

Semarak 80 Tahun Kemerdekaan RI: Madrasah Al-Falah Perumnas Mandala Gelar lomba Edukatif & Kebangsaan

Rangkang Belajar | Medan, Madrasah Al-Falah tak mau ketinggalan dalam memeriahkan momen bersejarah 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Selama dua hari penuh, mulai Sabtu malam (23/8/2025) hingga Minggu siang (24/8/2025), seluruh civitas akademika madrasah ini larut dalam suka cita dan semangat kebangsaan melalui berbagai perlombaan yang seru.

Acara dibuka pada Sabtu malam dengan adu kecerdasan dan keimanan melalui lomba Cerdas Cermat dan Sambung Ayat. Para siswa menunjukkan performa terbaiknya, bersaing ketat untuk meraih predikat juara. Suasana semakin hidup dengan sorak sorai dukungan dari teman-teman dan guru.
Memasuki hari kedua, Minggu siang, kemeriahan berlanjut dengan gelaran fashion show yang menampilkan kreativitas para siswa dalam berbusana, serta berbagai perlombaan khas 17-an yang tak kalah menantang. Total 48 murid berpartisipasi aktif, menjadikan ajang ini bukan hanya sebagai sarana unjuk bakat, tetapi juga sebagai wadah untuk menumbuhkan sportivitas dan mempererat tali persaudaraan di lingkungan Madrasah Al-Falah Perumnas Mandala Medan.
Di balik kesuksesan acara ini, ada tim panitia yang solid terdiri dari Firman Gea, Erikardo Hutagalung, Umi Wulandari, dan Mariana Saragih, yang bekerja keras memastikan semua berjalan lancar. Koordinator kegiatan, Dr. Muhammad Syafri, M.M. menekankan makna mendalam di balik perayaan ini. "Kegiatan ini lebih dari sekadar lomba. Ini adalah wujud rasa syukur kita atas kemerdekaan yang telah diperjuangkan, sekaligus menjadi sarana penting untuk menanamkan kecintaan pada tanah air dan semangat nasionalisme kepada generasi muda kita," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kompetisi ini juga memberikan manfaat signifikan bagi perkembangan siswa, seperti mengasah kemampuan berpikir kritis, melatih sportivitas, dan mempererat tali persaudaraan antarsiswa. Bagi madrasah, kegiatan semacam ini, selain menjadi ajang untuk memperkuat identitas kebangsaan, juga menjadi salah satu wadah bagi siswa untuk membuktikan capaian pendidikan dan pembelajaran yang diperolehnya dari para pendidik. Dr. Syafri juga menambahkan, antusiasme para siswa yang terlihat jelas dalam setiap perlombaan adalah bukti nyata bahwa semangat kebersamaan, cinta tanah air, dan refleksi pembelajaran dalam bentuk aksi terus bersemi di hati mereka.

Acara syukuran 80 tahun Kemerdekaan RI di Madrasah Al-Falah ditutup dengan penuh kebahagiaan. Momentum ini diharapkan dapat terus menginspirasi seluruh siswa untuk meraih prestasi gemilang dan senantiasa menjaga persatuan bangsa. (Syafri-Medan)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:
Cloud Hosting Indonesia

Minggu, 24 Agustus 2025

Biar Tekor Asal Kesohor: Antara Kebutuhan Menjaga Citra dan Pentingnya Bersikap Realistis


Oleh: Salabi, A.S. (Dosen Pascasarjana UIN-SUNA Lhokseumawe)

"Kesohoran sejati tidak datang dari sikap yang memaksakan diri, melainkan dari konsistensi menjaga nilai kejujuran, kesederhanaan, dan ketulusan"

Dalam masyarakat kita ada satu ungkapan yang cukup populer: “biar tekor asalkan kesohor.” Ungkapan ini lahir dari realitas sosial, di mana seseorang atau kelompok rela merugi secara materi demi menjaga citra, kebanggaan, atau agar dianggap terpandang oleh orang lain.

Jika ditarik pada sisi positif, sikap ini mencerminkan budaya luhur yang sangat menghargai tamu dan sahabat. Tuan rumah sering kali berupaya sebaik mungkin menjamu, menyediakan hidangan, bahkan terkadang memaksakan diri agar tamu merasa dihormati. Dalam konteks ini, “biar tekor asalkan kesohor” sesungguhnya adalah wujud keramahtamahan, keinginan untuk menjaga nama baik, sekaligus strategi memperluas jejaring sosial. Citra baik memang tidak ternilai, dan dalam masyarakat yang masih menjunjung tinggi gotong-royong serta silaturahmi, hal itu bisa menjadi investasi sosial jangka panjang.

Namun, di sisi lain, fenomena ini ibarat lilin yang rela membakar diri demi memberi cahaya pada sekitarnya. Gengsi dan citra kadang membuat seseorang mengabaikan kemampuan diri. Tidak sedikit yang akhirnya terjebak dalam sikap konsumtif, menguras tabungan, bahkan berutang, hanya demi menjaga penampilan atau status sosial. Jika dibiarkan, budaya ini bisa menjadi beban, bukan lagi kebanggaan.

Fenomena ini kian terasa nyata di era media sosial. Demi terlihat sempurna di Instagram atau TikTok, banyak orang rela mengeluarkan biaya besar: berwisata ke tempat yang sedang tren meski harus berhutang, membeli barang bermerek walau cicilannya menyesakkan, atau memesan makanan mewah semata-mata agar bisa dipamerkan dalam feed yang estetik. Di balik foto-foto indah yang penuh senyum, sering tersembunyi keresahan finansial yang nyata. Sekali lagi, tekor demi kesohor.

Padahal, jika direnungkan, kesan di media sosial bersifat semu dan sementara. Hari ini ramai dibicarakan, besok sudah tenggelam oleh unggahan baru. Sementara dampak ekonomi akibat memaksakan diri bisa berlangsung lama. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana manusia sering terjebak dalam jebakan citra, lupa bahwa yang lebih penting dari sekadar tampil hebat adalah hidup dengan tenang dan apa adanya.

“Biar tekor asalkan kesohor” mengajarkan kita tentang tarik-menarik antara kebutuhan menjaga citra dan pentingnya bersikap realistis. Kita memang diajarkan untuk berbuat baik  kepada tamu dan menghormati, serta menjaga harga diri. Tetapi kebaikan tidak harus diukur dari seberapa besar pengeluaran. Ketulusan, kehangatan, dan sikap menghargai jauh lebih bermakna ketimbang sekadar kemewahan jamuan atau unggahan "wah" di dunia maya.

Pada akhirnya, kesohoran sejati tidak datang dari sikap yang memaksakan diri, melainkan dari konsistensi menjaga nilai kejujuran, kesederhanaan, dan ketulusan. Jika tidak, kita hanya akan menjadi lilin yang habis dalam proses, tanpa menyisakan apa-apa bagi diri sendiri.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 14 Agustus 2025

Ngobrol Santai Pascasarjana UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe & STAI-DA Deli Serdang: Tidak Ada Kata Terlambat untuk Magister dan Doktor


Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 13 Agustus 2025 — Banyak orang pernah punya mimpi melanjutkan studi, tapi terhenti di tengah jalan. Alasannya klasik: sibuk kerja, takut tidak sanggup, atau khawatir biaya akan membebani. Namun malam itu, dalam sebuah acara daring bertajuk “Tidak Ada Kata Terlambat: Studi Lanjut Magister/Doktor Tanpa Mengorbankan Karier”, puluhan peserta seakan mendapat suntikan motivasi baru—bahwa kuliah sambil bekerja bukan hanya mungkin, tapi bisa menjadi perjalanan yang menyenangkan dan penuh manfaat.

Acara yang digelar Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN-SUNA) Lhokseumawe bersama Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arafah (STAI-DA) Deli Serdang ini berlangsung pada pukul 20.30–22.30 WIB via Zoom. Dipandu Dr. Agus Salim Salabi, suasana dibuat santai dan interaktif, jauh dari kesan seminar formal.

Peserta terdiri dari alumni STAI-DA, para ustaz Pesantren Darularafah Raya, guru swasta, ASN, profesional, hingga masyarakat umum yang memiliki keinginan studi lanjut tetapi masih diliputi keraguan. Empat sesi diskusi menghadirkan dosen-dosen berpengalaman untuk menjawab langsung pertanyaan dan kegelisahan mereka.

Dr. Husni, M.Ag., Wakil Direktur Pascasarjana UIN-SUNA Lhokseumawe, membuka sesi pertama dengan kabar melegakan: kuliah dirancang fleksibel dengan skema 50% daring dan 50% luring. Beban tugas pun, kata beliau, lebih ditentukan oleh disiplin dan manajemen waktu mahasiswa. “Magister umumnya selesai dalam 2 tahun, doktor sekitar 3 tahun. Tingkat kelulusan kami selalu di atas 98% setiap tahun,” ungkapnya.

Sesi kedua menghadirkan Dr. Zulfikar Ali Buto Siregar (Direktur Pascasarjana UIN-SUNA) dan Dr. KH. Harun Lubis (Dosen STAI-DA & Pimpinan Pesantren Darularafah Raya). Mereka menegaskan bahwa gelar magister dan doktor bukan hanya memperkaya kompetensi akademik, tetapi juga memberi dampak nyata pada kenaikan pangkat, sertifikasi, dan peluang mengajar di perguruan tinggi. “Ini adalah investasi nyata untuk pengembangan karier dan pengakuan profesional,” tegas Dr. Zulfikar.


Dr. Maya Safitri, Ketua Program Studi Magister PAI UIN-SUNA, menjelaskan bahwa studi lanjut menuntut pemikiran analitis dan riset berbasis masalah nyata. “Tesis atau disertasi tidak harus rumit. Ambillah topik dari persoalan nyata di sekitar Anda, agar hasilnya relevan dan bermanfaat langsung,” ujarnya.

Di sesi terakhir, Dr. Harjoni Deski (Ketua Prodi Magister Ekonomi Syariah UIN-SUNA) dan Dr. Usman Betawi (Ketua STAI-DA) membagikan kisah inspiratif mahasiswa yang memulai magister atau doktor di usia 40–50 tahun, lalu lulus dengan prestasi membanggakan. “Usia bukanlah penghalang. Minder itu wajar, tapi jangan sampai menghentikan langkah. Gunakan bimbingan akademik yang ada, dan Anda akan menikmati prosesnya,” kata Dr. Usman.

Sepanjang acara, pertanyaan yang dihimpun host mengalir deras: soal kendala waktu, strategi mengatur beban, hingga cara menghadapi rasa takut gagal. Semua dijawab lugas, realistis, tapi tetap memotivasi.

Menutup diskusi, Dr. Salabi mengajak peserta untuk memandang studi lanjut bukan sekadar mengejar gelar. “Ini tentang keberanian mengambil langkah pertama. Singkirkan keraguan. Dengan niat yang kuat dan lingkungan akademik yang mendukung, UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe siap menjadi sahabat perjalanan studi Anda. Di sini, kuliah magister atau doktor bisa berjalan seiring dengan karier dan kehidupan pribadi.” Ia menutup dengan sebuah adagium Arab: “Jarrib wa lāhiẓ takun 'ārifan” — cobalah dan amati, maka Anda menjadi tahu (prosesnya). Karena dalam setiap langkah kecil menuju mimpi, tersimpan perubahan besar bagi masa depan. (Salabi)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 25 Juli 2025

Kupas Tuntas TQM di Madrasah, Pascasarjana UIN SUNA Gelar Guest Lecture Kolaboratif


Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 25 Juli 2025 – Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) Lhokseumawe kembali menggelar kegiatan Guest Lecture yang inspiratif dan penuh makna. Bertema “Tinjauan dan Evaluasi Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam Pembelajaran di Madrasah”, kegiatan ini menjadi bagian dari mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Islam untuk mahasiswa Unit 1 dan dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting.

Dalam kesempatan ini, hadir sebagai narasumber utama Dr. Hj. Noer Rohmah, M.Pd.I., Ketua STIT Ibnu Sina Malang dan pengurus LP Ma'arif NU Kabupaten Malang. Beliau menyampaikan materi bertajuk “Mewujudkan Lembaga Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing di Era 5.0”, yang menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu dalam dunia pendidikan. Di antaranya adalah fokus pada peserta didik sebagai pelanggan utama, komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan, serta keterlibatan menyeluruh dari seluruh elemen lembaga. “Tidak ada lembaga yang bermutu tanpa perubahan mindset dari para pelaku pendidikannya,” tegas beliau dalam paparannya.

Menariknya, sesi ini juga dirangkaikan dengan presentasi hasil kajian kolaboratif dari dua mahasiswa, yaitu Risma Wahyuni dan Ulfanur, yang meneliti langsung penerapan TQM di MTsN 1 Aceh Utara. Hasil studi mereka menunjukkan bahwa madrasah tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip TQM seperti pelatihan guru secara berkelanjutan, penggunaan data evaluasi untuk perbaikan proses belajar mengajar, serta keterlibatan aktif para stakeholder. Meski demikian, mereka juga mencatat adanya kendala seperti keterbatasan sumber daya dan resistensi terhadap perubahan yang masih perlu diatasi.
Dosen pengampu mata kuliah, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., dalam pengantar akademiknya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Pascasarjana UIN SUNA dalam memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan kolaboratif. “Mahasiswa tidak hanya belajar teori dari buku, tetapi juga langsung berdialog dengan praktisi dan menganalisis studi nyata. Ini selaras dengan semangat Outcome-Based Education (OBE), di mana pembelajaran diarahkan untuk menghasilkan luaran konkret yang bisa dipublikasikan secara ilmiah,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa hasil diskusi dan penguatan dari kegiatan ini akan menjadi fondasi awal bagi mahasiswa untuk melanjutkan riset yang akan dipublikasikan di jurnal ilmiah, minimal terakreditasi SINTA-4.

Suasana diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Mahasiswa Magister MPI UIN SUNA dari berbagai latar belakang turut aktif berdialog dan berbagi pandangan. Kegiatan ini tak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mendorong transformasi nyata di lingkungan pendidikan Islam, khususnya dalam mengadopsi pendekatan Total Quality Management yang sistematis dan berkelanjutan. Guest Lecture ini menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat membangun sinergi antara teori, praktik, dan publikasi akademik dalam satu rangkaian pembelajaran yang bermakna. (Salabi)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 18 Juli 2025

Blended Learning dan Identitas Islami: Menjawab Tantangan Pascasarjana UIN SUNA Lhokseumawe

Oleh: Salabi, A. S. (Dosen Pascasarjana UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe)

"Blended learning di Pascasarjana UIN SUNA Lhokseumawe adalah fleksibilitas yang bukan berarti menurunkan kualitas, tetapi justru membuka akses pada pengalaman belajar yang lebih luas 
dan mendalam"

Dunia pendidikan tinggi, khususnya di tingkat pascasarjana, kini berada dalam titik persimpangan: antara tradisi akademik yang mapan dan tuntutan fleksibilitas zaman. Kita dihadapkan pada perubahan gaya hidup mahasiswa pascasarjana yang mayoritas sudah bekerja, pesatnya transformasi digital, dan kebutuhan akan model pembelajaran yang tidak hanya efisien, tetapi juga tetap bermakna.

Sebagai bagian dari Universitass Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) Lhokseumawe, sebuah kampus Islam negeri di Aceh, saya menyaksikan sendiri bagaimana Pascasarjana merespons tantangan tersebut secara progresif. Salah satu langkah visioner yang akan dikembangkan - "walau pun sedikt terlambat" - adalah penerapan sistem blended learning dengan komposisi 50% daring dan 50% luring pada TA. 2025/2026, sebuah pendekatan yang menurut saya sangat relevan untuk konteks pendidikan pascasarjana masa kini.

Mengapa Blended Learning?
Pertama, blended learning adalah jawaban paling nyata atas kebutuhan fleksibilitas mahasiswa pascasarjana. Sebagian besar mahasiswa kami adalah ASN, dosen, guru, Polri, Teungku Dayah, serta profesional dari berbagai sektor. Mereka ingin melanjutkan studi tanpa harus mengorbankan profesi atau peran sosial mereka. Sistem blended learning menjembatani kebutuhan itu, dengan tetap menjaga intensitas dan kualitas akademik.

Kedua, blended learning bukan sekadar solusi teknis, melainkan bentuk adaptasi kampus terhadap perubahan zaman. Kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa dunia digital telah mengubah cara kita bekerja, belajar, bahkan berpikir. Namun, pendidikan tetap membutuhkan ruang-ruang tatap muka untuk diskusi ilmiah, pembangunan karakter, dan transfer nilai yang lebih dalam. Kombinasi antara daring dan luring memungkinkan keduanya berjalan beriringan.

Ketiga, yang tidak kalah penting, identitas keislaman kampus tetap menjadi ruh dalam sistem ini. Blended learning di Pascasarjana UIN SUNA Lhokseumawe bukan semata soal efisiensi, melainkan juga medium untuk membentuk kepribadian islami, menanamkan nilai-nilai integritas, dan membangun kepekaan sosial.

Dari Aspirasi Mahasiswa ke Arah Kebijakan Inovatif
Gagasan ini bukan hadir secara tiba-tiba. Ia lahir dari berbagai diskusi hangat bersama mahasiswa aktif dan alumni, yang sebagian besar mengungkapkan kebutuhan akan fleksibilitas yang lebih baik. Sebelumnya, model perkuliahan yang diterapkan adalah 60% tatap muka dan 40% non-tatap muka. Namun, sistem itu belum sepenuhnya menjawab dinamika waktu mahasiswa, karena penjadwalan sesi daring cenderung tidak serentak dan sering menyulitkan penyesuaian.

Kini, dengan mencanangkan skema perkuliahan daring sebesar 50% secara lebih terstruktur dan terencana, diharapkan kualitas tidak dikorbankan, namun justru diperkuat. Model ini adalah bentuk keberpihakan kampus terhadap mahasiswa yang ingin terus belajar tanpa harus meninggalkan tanggung jawab profesional mereka.

Dukungan Fasilitas dan Citra Kampus Islam Modern
Sebagai dosen di lingkungan Pascasarjana, saya menyaksikan sendiri bahwa sistem ini akan berjalan efektif karena didukung oleh fasilitas digital yang memadai. Ruang kuliah telah berbasis multimedia, sistem informasi akademik terintegrasi secara online, dan lokasi kampus yang strategis di pinggir jalan lintas nasional, membuatnya mudah diakses dari berbagai arah.

Soal pembiayaan? Sangat rasional. Biaya kuliah berkisar Rp 5 juta untuk program Magister dan Rp 8 juta untuk program Doktor per semester, menjadikannya pilihan yang sangat terjangkau bagi kalangan profesional.

Menghadirkan Dosen Nasional dan Internasional Lewat Perkuliahan Daring
Blended learning semakin istimewa karena Pascasarjana UIN SUNA Lhokseumawe mampu menghadirkan dosen-dosen tamu berskala nasional dan internasional melalui perkuliahan daring. Mahasiswa Pascasarjana kini dapat berdialog langsung dengan para pakar dari dalam dan luar negeri, tanpa harus meninggalkan kota tempat tinggal atau tempat kerja mereka.

Beberapa di antaranya termasuk: Prof. Dr. Alparslan Açikgenç dari Ibn Haldun University Turki, Prof. Dr. Irwan Abdullah dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Imam Fuadi dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Dr. Lailatul Usriyah dari UIN KHAS Jember, Prof. Dr. Azharsyah dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution - Rektor IAIN Langsa, dan tentu masih banyak tokoh akademik lainnya yang telah mengisi kuliah di berbagai program studi seperti Magister Komunikasi Penyiaran Islam, Magister Manajemen Pendidikan Islam, Magister Pendidikan Agama Islam, Magister Hukum Keluarga Islam, Magister Ekonomi Syariah, hingga Program Doktor Studi Islam. Ini adalah bukti nyata bahwa fleksibilitas bukan berarti menurunkan kualitas, tetapi justru membuka akses pada pengalaman belajar yang lebih luas dan mendalam.

Penutup: Belajar Fleksibel, Tetap Berkhidmat
Bagi saya pribadi, kampus pascasarjana ideal adalah yang tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan, efektif, dan relevan. Blended learning menjadi kunci agar mahasiswa tidak hanya “menyelesaikan SKS”, tetapi tumbuh sebagai pembelajar seumur hidup yang terhubung secara aktif dengan dunia akademik.

Pascasarjana UIN SUNA Lhokseumawe tidak hanya menawarkan gelar, tapi juga komitmen untuk mendampingi mahasiswa menjadi insan akademik yang unggul dan beretika. Inilah wajah baru pascasarjana: fleksibel, digital, dan tetap kokoh berkhidmat pada nilai-nilai Islam.

#Pascasarjana UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe – Fleksibel Belajar, Kokoh Berkhidmat.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Sabtu, 12 Juli 2025

Pascasarjana UIN SUNA Gelar Visiting Lecture: Diskusi Otoritas Keagamaan di Era Digital

Rangkang Belajar | Lhokseumawe - Di era media sosial seperti sekarang, siapa sebenarnya yang paling kita percaya saat bicara soal agama? Apakah mereka yang punya sanad keilmuan panjang, lulusan pesantren dan kampus ternama, atau justru para ustaz populer di TikTok dan Instagram yang sering muncul di beranda kita?

Pertanyaan inilah yang mengemuka dalam Visiting Lecture bertema “Isu-isu Kontemporer Komunikasi dan Penyiaran Islam” yang digelar Program Doktor (S3) Studi Islam Konsentrasi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UINSUNA) Lhokseumawe, Jumat, 12 Juli 2025. Digelar daring melalui Zoom, acara ini menghadirkan diskusi hangat dan kritis seputar perubahan besar otoritas keagamaan di era digital.

Assoc. Prof. Darmadi, M.Si., menjelaskan bagaimana algoritma media sosial kini memegang peranan penting dalam membentuk opini publik. Konten keagamaan yang viral sering kali lebih cepat memengaruhi pemahaman masyarakat dibanding klarifikasi ilmiah dari lembaga resmi. “Kita menghadapi krisis klarifikasi,” ujar Dr. Darmadi. Beliau juga menyoroti munculnya figur-figur dakwah baru yang mungkin tidak memiliki sanad keilmuan tradisional, tetapi justru diterima karena kedekatan emosional dan gaya komunikasi yang memikat.
Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.A., Guru Besar Universitas Gadjah Mada sekaligus Founder IA Scholar Foundation, menambahkan pentingnya pendekatan riset yang tidak hanya terpaku pada data digital. Menurutnya, pendekatan kualitatif dan pemahaman sosiologis tetap penting untuk melihat lebih dalam bagaimana perubahan ini berdampak pada masyarakat Muslim. “Perlu ada jembatan antara riset algoritmik dan pemahaman konteks sosial,” ungkapnya.

Diskusi semakin menarik ketika Zanzibar, salah satu mahasiswa Program Doktor, menyampaikan pandangannya. Ia mengingatkan pentingnya kesadaran kritis di kalangan generasi muda agar tidak mudah terbawa arus informasi yang viral. Zanzibar menekankan, lembaga pendidikan seperti Pascasarjana UIN SUNA punya tanggung jawab penting membekali mahasiswa dengan literasi digital dan metode riset yang sesuai tantangan zaman.

Yang menarik, Visiting Lecture ini bukanlah kegiatan sekali waktu. Sejak awal semester genap, Program Doktor S3 Studi Islam sudah merancang agenda rutin menghadirkan para guru besar dan pakar dari kampus ternama, mulai dari IAIN Langsa, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, UIN Sumatera Utara, Universitas Gadjah Mada, hingga İbn Haldun University Turkey. Menurut Dr. Agus Salim Salabi, M.A., Ketua Program Doktor Studi Islam, program ini bertujuan “memperkaya wawasan mahasiswa, memperluas jejaring akademik internasional, sekaligus mengasah kepekaan kritis terhadap isu-isu kontemporer pada masing-masing konsentrasi pilihan mahasiswa.”

Pada akhirnya, diskusi ini bukan hanya soal teori komunikasi, tetapi tentang bagaimana kita—sebagai pengguna media sosial—juga berperan membangun otoritas keagamaan yang sehat, kritis, dan tetap berpijak pada ilmu. (Salabi)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 10 Juli 2025

Inisiatif Mandiri Berbuah Prestasi: Mahasiswa PAI Harumkan Nama UIN SUNA Lhokseumawe di Ajang Nasional


Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 10 Juli 2025 – Mohd Rifky Abdallah Syafrendi, mahasiswa FTIK UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe semester 6 Program Studi Pendidikan Agama Islam, membuktikan bahwa inisiatif dan keberanian untuk mencoba dapat berbuah manis. Berkat kegigihannya, Rifky berhasil meraih Juara Harapan 1 dalam ajang bergengsi Pekan Kreativitas Mahasiswa Nasional (PKMN) UBC 2025 yang digelar di Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe.

Semua bermula pada 5 Juni 2025, ketika Rifky, atas inisiatif pribadi, mendaftar untuk mengikuti lomba tingkat nasional dengan mengirimkan sebuah naskah kisah inspiratif. Ia pun memohon izin kepada Dr. Agus Salim Salabi, M.A., dosen pengampu Mata Kuliah Administrasi Pendidikan Prodi PAI, untuk menjadi dosen pendampingnya, sesuai persyaratan lomba yang mengharuskan adanya biodata pendamping sebagai bukti keorisinalan karya.

Tidak disangka, kabar baik pun datang. Pada 13 Juni 2025, Rifky mengabari dosen pendampingnya bahwa ia berhasil lolos ke babak 13 besar nasional. “Mohon doanya, semoga bisa dapat juara nantinya,” tulisnya penuh harap.

Acara puncak kompetisi yang berlangsung pada 9–10 Juli 2025 mempertemukan mahasiswa dari 32 universitas se-Indonesia dalam berbagai cabang lomba yang mengasah kreativitas dan daya pikir kritis, termasuk kategori Lomba Kisah Inspiratif yang diikuti Rifky. Dengan penuh keyakinan, Rifky membawakan kisah nyata dari perjalanan hidupnya. “Saya sangat berdebar karena ini pengalaman pertama bersaing di tingkat nasional. Tapi saya percaya, kisah dari hati akan sampai ke hati,” ungkapnya.

Mengusung tema “Optimalisasi Gen Z dalam Berinovasi dan Beradaptasi di Tengah Tantangan Revolusi Industri 4.0 Menuju Indonesia Emas 2045”, PKMN UBC 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide-ide kreatif yang berdampak positif bagi masyarakat. Keberhasilan Rifky tak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga membawa nama baik kampus dan menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sejurusan.

Semoga langkah Rifky ini dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk berani mengambil inisiatif, berkarya, dan mengukir prestasi hingga ke tingkat nasional. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Minggu, 06 Juli 2025

STAI Darul Arafah Deli Serdang Lakukan Benchmarking ke UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe

Rangkang Belajar | Lhokseumawe – Dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan perguruan tinggi dan memperkuat penyusunan dokumen akreditasi, Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arafah (STAIDA) Deli Serdang melaksanakan kegiatan benchmarking ke UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe pada Sabtu, 4 Juli 2025.

Rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua STAIDA, Dr. H. Usman Betawi, M.H.I., bersama Wakil Ketua I Paradita Kumala Lemmy, M.Pd., Kepala LPPM Dr. Tirta Yogi Aulia, M.Pd., dan perwakilan mahasiswa, Khairul Azhar, disambut dengan hangat oleh Direktur Pascasarjana UIN Sultanah Nahrasiyah, Dr. Zulfikar Ali Buto, M.A., beserta jajaran. Kehadiran para pimpinan dan dosen Pascasarjana yang memiliki aktivitas perkuliahan pada hari tersebut semakin menambah suasana akrab dan penuh diskusi produktif.

Kegiatan benchmarking ini bertujuan mempelajari best practice pengelolaan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya bagaimana luaran kegiatan tersebut dapat mendukung pemenuhan dokumen akreditasi. Selain itu, STAIDA juga ingin menjajaki peluang kerja sama pembukaan kelas magister bagi guru-guru (asatizah) Pesantren Darularafah Raya Deli Serdang
Para pimpinan di lingkungan Pascasarjana UIN Lhokseumawe sendiri merupakan sosok yang berpengalaman dalam jabatan struktural Institusi. Ada yang pernah menjabat sebagai ketua LPM,  sekretaris LPM, ada pula yang pernah menjabat sebagai wakil dekan bidang akademik. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi STAIDA untuk menggali pengalaman dan strategi yang diterapkan.

“Benchmarking ini bukan hanya untuk belajar, tetapi juga membuka ruang kolaborasi yang lebih luas demi kemajuan bersama,” ungkap Dr. Usman Betawi dalam kata pengantarnya. Ia juga menambahkan bahwa rombongan STAIDA ingin mendapatkan wawasan praktis terkait pengembangan kegiatan akademik yang tetap efisien tanpa mengurangi substansi dan tujuannya.

Sementara itu, Dr. Zulfikar Ali Buto, M.A., menyampaikan bahwa UIN Sultanah Nahrasiyah yang baru saja beralih bentuk dari IAIN saat ini sedang gencar memperkuat kerja sama internal, khususnya dalam pelaksanaan program-program yang berorientasi pada pemenuhan standar akreditasi perguruan tinggi. Menariknya, adanya efisiensi anggaran justru mendorong para pimpinan program studi dan dosen untuk lebih kreatif, terutama dalam menyelenggarakan kegiatan kolaboratif baik di bidang pendidikan dan pengajaran maupun penelitian melalui kerja sama antarperguruan tinggi.

Diharapkan, hasil kunjungan ini dapat menjadi pijakan penting bagi STAIDA Deli Serdang dalam mengembangkan inovasi akademik sekaligus meningkatkan kualitas lembaga demi menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin dinamis. (Salabi)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 04 Juli 2025

Penantian Panjang Berbuah Manis: Prodi PAI Raih Predikat Unggul, UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Kian Bersinar


Rangkang Belajar | Lhokseumawe - Setelah penantian penuh debar pasca asesmen lapangan pada 14–15 Mei 2025, akhirnya kabar gembira itu tiba juga. 4 Juli 2025 menjadi Jumat penuh berkah — Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) FTIK resmi meraih predikat Unggul, mempertahankan dan sekaligus meningkatkan capaian akreditasi sebelumnya yang sudah lama dibanggakan.

Kabar ini dipastikan dengan terbitnya SK Keputusan Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) Nomor: 961/SK/LAMDIK/Ak/S/VII/2025. Penantian hasil sidang akhir selama lebih dari 1,5 bulan pun terbayar lunas. Usaha keras, kerja cerdas, dan doa tak pernah putus akhirnya berbuah manis; rasa lelah, penasaran, dan sedikit was-was berubah menjadi bahagia dan syukur.

Kebahagiaan ini semakin lengkap, sebab hanya berselang beberapa minggu sebelumnya, IAIN Lhokseumawe juga resmi beralih bentuk menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe (UIN SUNA) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2025 tertanggal 8 Mei 2025. Dalam waktu hampir bersamaan, dua kabar baik sekaligus menjadi hadiah istimewa bagi seluruh civitas akademika.

Selain itu, kebanggaan khusus juga dirasakan di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Seiring dengan terbitnya SK akreditasi Unggul untuk Prodi PAI, hasil positif juga diraih oleh Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai pendatang baru yang untuk pertama kalinya melaksanakan asesmen lapangan, dan berhasil meraih nilai Baik Sekali.

Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., melalui pesan di grup WhatsApp keluarga UIN SUNA, menyampaikan, “Selamat dan berkah atas nilai akreditasi yang berhasil diraih jurusan PBS, AKS, FEBI serta PAI dan PPG FTIK UIN Suna Lsm. Semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkati kita semua. Kami atas nama pimpinan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah berkontribusi, berdedikasi, dan berpartisipasi selama ini.”

Di sisi lain, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., mantan Ketua Prodi PAI yang kini menjabat Ketua Program Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN SUNA, bersama Noval Fuadi, M.Pd., mantan Sekretaris Prodi PAI yang kini menjadi Ketua Prodi PIAUD, juga menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya.  Ucapan syukur tentunya disampaikan kepada Allah Swt. dan seluruh pihak yang telah mendoakan serta mendukung kelancaran proses akreditasi, mulai dari persiapan, penataan bukti, pelaksanaan asesmen lapangan hingga terbitnya SK ketetapan akreditasi Unggul ini.

Bagi mereka, “Capaian ini adalah hasil kerja keras dan kerja ikhlas banyak orang. Terima kasih kami kepada seluruh pimpinan; Rektor dan jajarannya, Dekan FTIK dan jajarannya yang kuat memberikan support, pihak LPM Dr. Zulfikar Ali Buto, M.A. dan tim yang meluangkan waktu untuk asesmen internal hingga dua kali, serta pihak eksternal Dr. Muhammad Fadhli, M.Pd., yang berpengalaman sebagai asesor LAMDIK dan turut memberikan masukan serta simulasi persiapan AL. Banyak lagi pihak-pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu; mahasiswa, alumni, dosen, dan pengguna lulusan. Semoga Allah membalas segala kebaikan kontribusi mereka.”

Dengan capaian ini, Prodi PAI dan FTIK UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe semakin optimis melangkah, memperkokoh komitmen melahirkan pendidik dan cendekiawan muslim yang profesional, berintegritas, dan berdaya saing tinggi — menjadikan kampus tercinta semakin bersinar di kancah nasional dan internasional. (Noval)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 26 Juni 2025

Pentas Seni Santri Darularafah Raya Ramaikan Tanah Gayo: Pagelaran Seni, Lomba Tiga Bahasa, dan Khitanan Massal Jadi Panggung Silaturahmi

Rangkang Belajar | Takengon – Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Aceh Tengah, menjadi saksi  semarak kreativitas para santri dari Pesantren Darularafah Raya (PDAR), Deli Serdang, Sumatera Utara, dalam sebuah acara kolaboratif yang bertajuk “Dari Darularafah Raya, untuk Masyarakat Aceh”, Kamis (26/6/2025) menghadirkan momen kehangatan silaturahmi.

Kegiatan yang digelar bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Darularafah (IKAPDA) Aceh ini tidak hanya menghadirkan pagelaran seni santri, tetapi juga menyelenggarakan khitanan massal gratis serta lomba pidato tiga bahasa - Arab, Inggris, dan Indonesia - untuk siswa jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama se-Kabupaten Aceh Tengah.

Pagelaran seni yang melibatkan santri putra dan putri menampilkan pertunjukan drama bernilai dakwah, grup nyanyian religi (pop song islami), serta pidato dalam tiga bahasa yang membuktikan kemampuan komunikasi dan ekspresi para santri. Penampilan mereka mendapat sambutan hangat dari masyarakat, wali santri, dan alumni PDAR yang hadir memenuhi GOS Takengon.


Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, yang turut hadir bersama istri, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif PDAR dalam membangun jembatan ukhuwah Islamiyah antarwilayah melalui kegiatan yang menyentuh langsung masyarakat. “Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan, melainkan bentuk nyata kontribusi pesantren terhadap masyarakat. Ini menjadi jembatan persaudaraan yang mempererat hubungan Aceh Tengah dengan Darularafah Raya,” ujarnya dalam sambutan.

Salah satu kegiatan sosial utama adalah khitanan massal yang diikuti oleh 40 anak dari keluarga prasejahtera. Pelaksanaan sunat dilakukan oleh tim relawan dari komunitas mantri sunat Bener Meriah yang dipimpin Muhammad Arif, alumni PDAR.

Sementara itu, lomba pidato tiga bahasa menyasar pelajar SD/MI dan SMP/MTs di Aceh Tengah dan sekitarnya. Ketua Panitia Pelaksana, Ansari Siregar, alumni angkatan ke-6 PDAR, menyatakan bahwa lomba ini diharapkan menjadi program tahunan pesantren sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan literasi publik. “Kami ingin menghadirkan nilai-nilai pesantren dalam wujud nyata di tengah masyarakat. Kegiatan ini dirancang untuk mendorong keberanian, kecakapan bahasa, dan nilai-nilai keislaman dalam format yang kreatif dan mendidik,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Pimpinan PDAR, Dr. Harun Lubis, M.Psi., menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari misi besar pesantren dalam membina generasi melalui seni dan pengabdian sosial. Ia menyayangkan menurunnya ruang ekspresi seni yang edukatif di era digital dan berharap pesantren dapat menjadi pelopor dalam menghidupkan kembali kreativitas di dunia pendidikan. “Pagelaran ini adalah wujud program ekstrakurikuler kami. Lewat seni, kita ajarkan pesan dakwah dan nilai-nilai akhlak dengan cara yang menyenangkan dan menyentuh. Semoga ini menjadi kontribusi pesantren terhadap masyarakat luas yang berkelanjutan,” tutur Dr. Harun.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah, menyisakan kesan mendalam bagi warga Aceh Tengah. Banyak pihak berharap acara seperti ini dapat menjadi agenda rutin tahunan sebagai bagian dari silaturahmi dan kontribusi pendidikan Islam yang berkelanjutan. (Irmi-Takengon)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Sabtu, 14 Juni 2025

Pascasarjana UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Perkuat Kolaborasi Akademik melalui Visiting Lecturer Program Doktoral

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 13 Juni 2025 — Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam, sebagai salah satu peminatan dalam Program Studi Doktor Studi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, terus menunjukkan dedikasinya dalam menciptakan ruang belajar yang kolaboratif dan bernuansa ilmiah. Hal ini tercermin dalam kegiatan Visiting Lecturer yang dilaksanakan pada Jumat malam, 13 Juni 2025 pukul 20.00 WIB secara daring.

Mengangkat tema "Transformasi Kompetensi Manajerial sebagai Kunci Keputusan di Era Pendidikan Dinamis," kegiatan ini dipresentasikan oleh Liliana, mahasiswa program doktoral UIN Sultanah Nahrasiyah, sebagai bagian dari perkuliahan mata kuliah Pengembangan Strategi Manajemen Pendidikan Islam.

Hadir sebagai dosen tamu, Dr. Sri Rahmi, M.A., akademisi dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh, yang juga Ketua Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (PPMPI) Indonesia periode 2021-2025 memberikan kontribusi penting dalam memperkaya diskursus. Dalam paparannya, Dr. Sri Rahmi menekankan bahwa pemimpin pendidikan masa kini harus memiliki kompetensi manajerial yang adaptif, visioner, dan berlandaskan nilai-nilai Islami guna merespons dinamika dan kompleksitas dunia pendidikan yang terus berkembang.

Kegiatan ini tak sekadar menjadi sesi kuliah tamu, tetapi juga menjadi ajang kolaboratif lintas institusi. Kehadiran mahasiswa dari UIN Raden Intan Lampung turut memperkaya forum diskusi, menjadikannya sebagai wadah dialog ilmiah yang memperluas jejaring akademik antar-mahasiswa program doktoral dari perguruan tinggi luar Aceh.

Lebih dari sekadar pemenuhan aspek kurikuler, kegiatan visiting lecturer ini dirancang dengan tujuan strategis. Menurut Muslem, mahasiswa Konsentrasi MPI program doctoral Studi Islam UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, kegiatan ini memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan Kompetensi Akademik, melalui pengayaan perspektif praktis dan teoritis dari akademisi senior dalam isu-isu aktual manajemen pendidikan Islam. kegiatan in juga memfasilitasi Interaksi Akademik, baik dengan narasumber eksternal maupun mahasiswa dari kampus lain, sehingga memperluas pengalaman belajar yang bersifat interdisipliner dan interinstitusional.

Di lain pihak, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., selaku Ketua Program Studi Doktor Studi Islam, menegaskan bahwa kegiatan ini juga berperan penting dalam membangun reputasi kelembagaan. “Kolaborasi antar-mahasiswa perguruan tinggi penyelenggara program doktoral akan memperkuat posisi UIN Sultanah Nahrasiyah sebagai institusi yang terbuka dan progresif dalam membangun ekosistem keilmuan Islam yang kuat, relevan, dan kolaboratif di tingkat nasional,” jelasnya.

Lebih jauh, Dr. Salabi menambahkan bahwa kegiatan ini mencerminkan semangat "Integrasi-Kolaborasi-Transformasi" yang menjadi pijakan pengembangan mutu akademik UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Keterlibatan lintas PTKIN menjadi penanda bahwa sinergi antar-perguruan tinggi keagamaan Islam adalah langkah strategis menuju ekosistem pendidikan tinggi Islam yang unggul dan berdaya saing. (Salabi)


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Sabtu, 07 Juni 2025

Semangat Kurban UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe: Momentum Berbagi dan Merawat Spirit Keikhlasan


Rangkang Belajar |
Lhokseumawe, 7 Juni 2025 – Dalam semangat Idul Adha 1446 H., Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe melaksanakan penyembelihan hewan kurban yang berlangsung khidmat dan penuh kebersamaan. Kegiatan ini menjadi momen istimewa, mengingat tahun ini merupakan tahun keenam pelaksanaan kurban di bawah nama kelembagaan baru pasca alih bentuk dari IAIN Lhokseumawe menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe.

Perubahan bentuk institusi ini berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2025 tertanggal 8 Mei 2025, yang secara resmi diterima oleh Rektor, Prof. Dr. Danial, M.Ag., pada 26 Mei 2025 di Gedung Utama Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta. Momentum kurban pun menjadi refleksi syukur atas capaian besar ini.

Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada hari kedua Idul Adha, Sabtu, 7 Juni 2025, mulai pukul 07.00 WIB di halaman Gedung Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD). Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Panitia, Nur Anwar, M.Pd., dengan Dr. Tgk. Sufian Suri, M.A. sebagai penyembelih hewan kurban, dan Amrullah sebagai anggota tim pelaksana.

Tahun ini, panitia menerima kurban dari para shahibul qurban yang terdiri dari kalangan dosen dan tenaga kependidikan kampus. Sebanyak 3 ekor sapi dan 5 ekor kambing/domba disembelih, menghasilkan 245 paket daging kurban.

Paket-paket tersebut dibagikan tidak hanya kepada shahibul qurban, tetapi juga kepada para pegawai kampus dan masyarakat sekitar, antara lain: Cleaning service (37 orang), Supir (6 orang), Security (33 orang), PPPK yang baru dilantik (24 orang), Warga Dusun Bukit Rata (10 orang), Warga Dusun Cot Rheu (10 orang), Warga Alue Awe (10 orang), Warga pedalaman Acut (15 orang), Pekerja lepas lainnya (13 orang). Penyaluran daging kurban dilaksanakan pada pukul 13.30–15.30 WIB dengan sistem tertib dan teratur.


Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah, Prof. Dr. Danial, M.Ag., yang juga merupakan salah satu shahibul qurban turut hadir dalam kegiatan tersebut. Beliau mengapresiasi semangat dan partisipasi keluarga besar kampus serta menekankan bahwa kurban bukan sekadar ritual tahunan, melainkan media untuk mengasah kepekaan sosial dan memperkuat ukhuwah islamiyah.

Ketua Panitia, Nur Anwar, M.Pd., menambahkan harapannya agar semangat berkurban terus meningkat di tahun-tahun mendatang. “Dengan semangat kurban, kita belajar untuk ikhlas, berbagi, dan menebar manfaat bagi sesama. Kami optimis, dengan meningkatnya kesadaran dan kebersamaan, jumlah shahibul qurban akan terus bertambah. Semoga kegiatan ini menjadi ladang amal dan memperkuat nilai-nilai sosial keislaman di lingkungan UIN Sultanah Nahrasiyah,” ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada penyaluran daging, tetapi juga menyimpan pesan mendalam tentang solidaritas, kepedulian sosial, dan keikhlasan dalam memberi. Di awal transformasi kampus menjadi UIN, kegiatan kurban menjadi simbol bahwa perubahan kelembagaan sejalan dengan peningkatan nilai spiritual dan sosial warga kampus.

Kurban mengajarkan bahwa kepemilikan sejati bukanlah soal harta, melainkan sejauh mana kita mampu mengurbankan sesuatu yang kita cintai untuk kemaslahatan umat. Semangat ini pula yang menggerakkan para dosen, pegawai, hingga pimpinan untuk terus menjadikan kurban sebagai tradisi bermakna yang memperkuat hubungan antarwarga kampus dan masyarakat sekitar. (Deas-Lhoks)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 15 Mei 2025

Asesmen Lapangan PAI IAIN Lhokseumawe: Ikhtiar Berat Mempertahankan Predikat Unggul

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 15 Mei 2025 — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) kembali menunjukkan komitmennya menjaga mutu pendidikan, dengan melaksanakan Asesmen Lapangan (AL) Akreditasi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK).

Asesmen yang digelar selama dua hari, Rabu dan Kamis, 14–15 Mei 2025 menjadi momentum penting. Bukan sekadar proses rutin, tetapi ikhtiar berat untuk mempertahankan predikat “A” (Unggul) yang telah diraih Program Studi PAI 4,5 tahun lalu berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 8498/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2020, berlaku sejak 22 Desember 2020 hingga 22 Desember 2025. Kegiatan ini menghadirkan dua asesor nasional, yaitu Prof. Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. dari UIN Raden Intan Lampung dan Prof. Dr. Sururin, M.Ag. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Acara dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa setiap kunjungan asesor bukan sekadar proses penilaian, tetapi juga pembelajaran bersama. “Setiap tamu, apalagi asesor, adalah guru yang akan meninggalkan banyak ilmu dan pengalaman, khususnya terkait penguatan mutu dan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI),” ungkap beliau.

Pada hari pertama, asesmen difokuskan pada peninjauan dokumen pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kemudian dilanjutkan sesi wawancara bersama pimpinan UPPS, dosen, mahasiswa, alumni, dan stakeholder pengguna alumni. Sementara hari kedua, asesor meninjau langsung sarana prasarana kampus dan memantau praktik mengajar dosen di Program Studi PAI.

Sebagai puncak kegiatan, dilakukan penandatanganan Berita Acara Hasil Visitasi Asesmen Lapangan oleh Dekan FTIK, Dr. Jumat Barus, M.S., dan Ketua Program Studi PAI, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., yang disaksikan langsung oleh Rektor IAIN Lhokseumawe. Berita acara ini juga turut ditandatangani oleh kedua asesor, dan dibuat dalam tiga rangkap untuk diserahkan kepada UPPS, Program Studi, dan LAMDIK.

Dalam pesan penutupnya, asesor memberikan apresiasi atas upaya Program Studi PAI untuk mempertahankan mutu. “Mempertahankan akreditasi unggul bukanlah pekerjaan ringan. Namun, semangat, kerja sama, dan inovasi yang kami lihat selama asesmen ini menjadi modal besar untuk mewujudkan itu,” ujar salah satu asesor.

Dengan selesainya asesmen lapangan ini, seluruh sivitas akademika berharap Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Lhokseumawe dapat mempertahankan predikat unggul. Hal ini selaras dengan visi kampus untuk terus melahirkan pendidik dan cendekiawan muslim yang profesional, berintegritas, dan memiliki daya saing tinggi, demi kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. (Noval)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Minggu, 04 Mei 2025

Alumni Sambut Hangat Kunjungan Pimpinan Pesantren Darul Arafah Raya: Menjalin Ukhuwah, Menguatkan Sinergi, Menebar Manfaat


Rangkang Belajar | Lhokseumawe – Suasana hangat penuh keakraban menyelimuti acara temu ramah yang digelar oleh Ikatan Alumni Pesantren Darul Arafah (IKAPDA) wilayah Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Bireuen pada Minggu, 04/05/2025. Acara ini digelar sebagai bentuk sambutan atas kedatangan rombongan Pesantren Darul Arafah Raya (PDAR) Deli Serdang, Sumatera Utara, yang dipimpin langsung oleh Dr. H. Harun Lubis, M.Psi., selaku Mudir (Pimpinan) PDAR.

Kegiatan temu ramah ini mengusung tema "Menjalin Ukhuwah, Menguatkan Sinergi, Menebar Manfaat", sejalan dengan misi kunjungan rombongan PDAR untuk mempererat hubungan dengan para alumni serta memperkuat sinergi antara pesantren dan alumninya dalam meningkatkan citra dan daya tarik pendidikan pesantren di tengah masyarakat. Dalam kunjungannya, Pimpinan PDAR juga didampingi oleh Ust. Novi Alpan, M.Psi (bagian pendidikan dan pengajaran), Ust. Nirwansyah, M.Pd., (Kepala SMP Galih Agung), dan Ust, H. Romi Syafrizal, Lc. (Humas PDAR). 

Acara berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan di Waroeng Bambu, Kreung Geukueh, Aceh Utara, mulai pukul 16.30 hingga 18.00 WIB. Sesi kedua berlanjut pada malam harinya, pukul 20.30 hingga 22.30 WIB, bertempat di rumah salah satu alumni di kawasan Panggoi, Lhokseumawe.

Sekira 50 alumni (Santri dan Dyah) dari lintas angkatan, mulai dari angkatan pertama hingga angkatan ke-31, hadir memeriahkan acara ini. Mereka datang dari berbagai latar belakang profesi, seperti guru, dosen, dokter, TNI, pengusaha, wirausahawan, hingga mahasiswa aktif, menunjukkan keberagaman kontribusi alumni PDAR di Tanah Rencong - Serambi Mekah. 


Salah satu alumni yang berdomisili di Lhokseumawe, Mahmud Hamzah, yang juga mewakili tuan rumah penyelenggara, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal yang sangat berarti bagi wilayah Aceh. “Kegiatan roadshow yang dihadiri langsung oleh pimpinan PDAR merupakan gebrakan perdana untuk wilayah Aceh dan menjadi langkah baik dalam meningkatkan kepercayaan serta loyalitas. Untuk itu, kami merasa penting mengundang alumni dari Aceh Utara dan Bireuen sebagai bentuk apresiasi kami terhadap langkah baik ini,” ujar Mahmud.

Tak hanya menjadi ajang silaturahmi, acara ini juga dimanfaatkan sebagai momen sosialisasi tentang perkembangan terbaru kegiatan pendidikan di Pesantren Darul Arafah Raya. Dalam suasana penuh kekeluargaan, sesi diskusi terbuka digelar untuk menampung saran dan masukan dari alumni demi kemajuan bersama.

Kunjungan ini menjadi langkah strategis PDAR dalam memperkuat jaringan alumni dan memperluas dampak positif pendidikan pesantren. “Kehadiran kami ke daerah ini bukan hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga sebagai bagian dari ikhtiar besar membangun koneksi yang lebih erat antara pesantren dan alumninya,” ujar Dr. Harun Lubis dalam sambutannya.

Antusiasme dan semangat alumni dalam menyambut rombongan PDAR mencerminkan kuatnya rasa memiliki terhadap almamater, serta kesiapan untuk terus bersinergi dalam misi dakwah dan pendidikan. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi Alumni di wilayah-wilayah lainnya. (Deas-Lhoks)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Ikuti Channel YouTube

Connect